Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Tips Kelola Dopamin dari Psikiater

image-gnews
Ilustrasi pasangan pillow tallk. Foto: Freepik.com/jcomp
Ilustrasi pasangan pillow tallk. Foto: Freepik.com/jcomp
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut psikiater Daniel Lieberman, penulis The Molecule of More, kita sangat buruk dalam mengendalikan dopamin. Anda mungkin tahu dopamin sebagai hormon bahagia yang mengaktifkan pusat kesenangan di otak. 

"Dopamin memiliki peran yang jauh lebih luas, yaitu menyiapkan kita untuk masa depan," ucap Lieberman. "Ini tentang memaksimalkan masa depan dan membuat masa depan lebih baik dari saat ini. Kita menjadi begitu hebat di masa depan sehingga kehilangan kemampuan untuk bahagia dan puas di masa kini." 

Hadir sepenuhnya adalah dasar dari hubungan yang sukses dan langgeng, kekeluargaan, platonis, dan romantis. Di bawah ini, Lieberman memberikan nasihatnya tentang cara mengatur dopamin serta menyelamatkan hubungan.

Latih perhatian penuh (mindfullness)
Lieberman mengatakan dopamin bukan hal yang buruk. "Dopamin melakukan hal-hal luar biasa," katanya. “Dopamin memberi hasrat, energi, motivasi, dan bisa sangat memuaskan masuk ke jalur dopamin dan bekerja untuk hal-hal yang kita inginkan." 

Masalahnya, saat tidak bisa keluar dari jalur dopamin, ketika selalu berjuang untuk hal terbaik berikutnya, entah itu objek fisik, pengalaman, atau hubungan. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk membangkitkan mindfullness, seperti meditasi, peregangan, ataupun latihan pernapasan dalam. Tetapi jika tidak tahu harus mulai dari mana, Anda dapat membuat jurnal memori.

Perkuat hubungan dengan teknologi
Teknologi adalah alat yang hebat untuk tetap berhubungan dengan orang yang dicintai tetapi juga dapat merusak hubungan. Saat masuk ke dunia media sosial yang luas, Anda secara alami ditarik keluar dari momen saat ini.

"Begitu banyak teknologi adalah tentang upaya untuk mendapatkan gambaran dopaminergik seperti, `Wow, ini mungkin membuat masa depan saya lebih baik.' Jadi, Anda cenderung tidak fokus sekarang,” komentar Lieberman.

Ada cara untuk menggunakan teknologi dengan hati-hati tetapi Lieberman mengatakan penting untuk mengenali batasan teknologi dalam hal hubungan yang otentik dan jujur. 

"Ilmu pengetahuan dan teknologi telah menipu kita untuk percaya mereka dapat memberikan semua yang kita butuhkan. Dan itu sepenuhnya salah karena apa yang sebenarnya kita butuhkan tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi," jelasnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lieberman juga mengtakan manusia sangat membutuhkan hal-hal seperti persahabatan, cinta, makna, dan seni. Anda membutuhkan saat-saat ajaib dalam hidup, seperti ketika merasa hidup di puncak kemakmuran. 

“Dan saat-saat ajaib itu tidak datang dari hal-hal baru yang besar, bukan dari ponsel terbaru. Mereka datang tiba-tiba, saat kita tidak menduganya, dan tiba-tiba kita mengerti bagaimana rasanya hidup," ucap Lieberman.

Pahami keinginan
Seperti yang dicatat Lieberman, dopamin menciptakan gairah. Cinta yang penuh gairah adalah pengalaman dopaminergik. Itu hal yang hebat tetapi tidak akan bertahan selamanya.

"Rata-rata, itu berlangsung sekitar 12 bulan dan apapun yang kita lakukan, itu mulai memudar," kata Lieberman. "Banyak orang membuat kesalahan dengan mengacaukan akhir dari cinta yang penuh gairah dengan akhir sebuah hubungan dan berkata, 'Astaga, saya berhenti mencintai orang ini.' Saya harus mencari orang lain'.” 

Mereka kemudian terjebak dalam apa yang disebut roda hedonis yang terus mencari cinta yang penuh gairah. Memahami bagaimana cinta yang penuh gairah berubah dari waktu ke waktu sangat penting untuk hubungan yang sehat dan sukses. Di sisi lain, pencarian terus-menerus untuk dopamin yang datang dengan cinta yang penuh gairah tidak mengarah pada persahabatan sejati. Menurut Lieberman, kunci hubungan yang sukses, apapun jenisnya, adalah kemampuan untuk mengendalikan dopamin dan tetap berada di saat ini. 

“Hubungan adalah tentang menjadi manusia. Hubungan adalah hal terpenting dalam hidup,” ucapnya. Jadi, penting untuk memastikan hubungan berkualitas baik.

NADIA RAICHAN FITRIANUR | MINDBODYGREEN

Baca juga: 5 Cara Alami Tingkatkan Hormon Bahagia Dopamin, Tidur Cukup

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

3 hari lalu

Ilustrasi kencan (pixabay.com)
5 Hal yang Diperhatikan Calon Pasangan saat Kencan Pertama

Pakar hubungan menyebutkan hal-hal yang lebih perlu dipikirkan saat kencan pertama demi kelanjutan yang lebih diharapkan dengan calon pasangan.


Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

7 hari lalu

Ilustrasi hadiah (Pixabay.com)
Tak Suka Hadiah Pemberian Kerabat, Apa yang Harus Dilakukan?

Tak semua hadiah yang diterima seperti yang diharapkan atau bahkan kita sama sekali tak suka barang yang diberikan. Apa yang harus dilakukan?


Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

8 hari lalu

Pasangan paruh baya berjalan bergandengan di bawah pohon saat musim gugur di Sheffield Park Garden, Haywards Heath, Inggris, Senin 20 Oktober 2014. REUTERS/Luke MacGregor
Saran buat Pasangan Usia Paruh Baya yang Tengah Membangun Hubungan dan Ingin Menikah

Membangun hubungan baru di umur yang sudah tidak muda atau usia paruh baya punya tantangan unik tersendiri. Berikut hal yang perlu dipahami.


Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita meminta maaf pada kekasih/pacar/pasangan. shutterstock.com
Pengaruh Trauma Masa Lalu pada Hubungan Sekarang, Cek Dampaknya

Trauma yang tersisa berisiko merusak hubungan dan bedampak pada kemampuan untuk memilih secara emosional seseorang dalam hidupnya.


Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

10 hari lalu

Ilustrasi pasangan putus. shutterstock.com
Ragam Pemicu Pria Memutus Cinta, Tak Suka Dikekang dan Dikuasai

Seperti juga perempuan, laki-laki pun punya banyak alasan untuk memutus hubungan cinta. Berikut di antaranya.


6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

12 hari lalu

Ilustrasi Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), istri terhadap suami. shutterstock.com
6 Tanda Pasangan Bukan Istri yang Baik

Sikap-sikap berikut menunjukkan perempuan tak bisa jadi istri yang baik, bahkan hanya menyusahkan suami dan mengganggu hubungan.


Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

12 hari lalu

Ilustrasi bos dan karyawan. Foto: Freepik.com
Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

Bos jatuh hati pada bawahannya namun tak menunjukkannya dengan terang-terangan dengan alasan profesionalisme. Cek tanda berikut.


Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

13 hari lalu

Ilustrasi pasangan. Shutterstock
Kualitas yang Diharapakan dari Pasangan, Tak Cuma Sekedar Penampilan Fisik

Berikut hal-hal yang bisa menjadi daya tarik seseorang lebih dari sekedar penampilan fisik dan akan membuat hubungan bertahan lebih lama.


Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

13 hari lalu

Ilustrasi menonton pornografi. Shutterstock
Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

Kecanduan pornografi meningkat di masa pandemi Covid-19 bahkan anak yang masih kecil pun sudah terpapar.


Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

14 hari lalu

Ilustrasi pasangan kencan. Foto: Unsplash.com/Nathan Dumlao
Ide Kencan dengan Pasangan Introvert, Tenang dan Penuh Keakraban

Tak seperti orang ekstrovert yang bisa kencan di mana pun, pasangan introvert lebih suka tempat yang tenang dan jauh dari keramaian. Berikut idenya.