TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit lupus terjadi akibat sel kekebalan menyerang jaringan sehat tubuh sendiri, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Gejalanya mungkin terbatas pada kulit. Namun tak jarang juga lupus menyebabkan masalah internal seperti nyeri sendi.
Dalam kasus yang parah, lupus dapat merusak jantung, ginjal, dan organ vital lain. Meski tidak ada obatnya, ada perawatan yang bisa meminimalkan kerusakan. Berikut gejala lupus yang harus diperhatikan.
Nyeri sendi
Nyeri sendi dan otot seringkali merupakan tanda pertama lupus. Nyeri ini cenderung terjadi pada kedua sisi tubuh secara bersamaan, terutama pada persendian pergelangan tangan, tangan, jari tangan, dan lutut. Sendi mungkin terlihat meradang dan terasa hangat saat disentuh. Namun tidak seperti rheumatoid arthritis, lupus biasanya tidak menyebabkan kerusakan sendi secara permanen.
Ruam kupu-kupu
Tanda-tanda lupus adalah ruam berbentuk kupu-kupu di pipi dan batang hidung. Selain itu, biasanya kulit akan lebih sensitif terhadap matahari dan muncul bintik-bintik merah bersisik, ruam ungu juga muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, leher, dan lengan. Beberapa orang juga merasakan timbulnya sariawan.
Perubahan kuku
Lupus dapat menyebabkan kuku retak atau copot dan kemungkinan warna di pangkal kuku berubah menjadi bintik-bintik biru atau kemerahan. Bintik-bintik ini sebenarnya ada di dasar kuku, yang diakibatkan pembuluh darah kecil yang meradang. Pembengkakan juga bisa membuat kulit di sekitar pangkal kuku terlihat merah dan bengkak.
Demam dan kelelahan
Kebanyakan orang dengan lupus mengalami kelelahan. Dalam banyak kasus, kondisi ini cukup parah sehingga mengganggu olahraga dan aktivitas sehari-hari lain. Sebagian besar pasien juga mengalami demam ringan dari waktu ke waktu. Demam yang tidak dapat dijelaskan ini menjadi salah satu peringatan pada beberapa orang.
Sensitivitas cahaya
Banyak penderita lupus sangat sensitif terhadap sinar matahari dan bentuk sinar ultraviolet lain. Misalnya, berada beberapa jam di luar ruangan dapat memicu ruam kulit di area yang terpapar sinar matahari dan dapat memperburuk gejala lupus lainnya. Bahkan, pemakaian obat-obatan tertentu dapat membuat penderita lupus lebih sensitif terhadap sinar UV.
Rambut rontok
Gejala lupus cenderung hilang dan muncul, termasuk kerontokan rambut. Pasien mungkin mengalami suatu periode di mana rambut rontok atau menjadi lebih tipis di seluruh kulit kepala. Setelah serangan berakhir, rambut baru akan tumbuh kembali.
Sindrom Raynaud
Beberapa penderita lupus mengalami kondisi yang disebut Sindrom Raynaud, di mana jari tangan dan kaki menjadi nyeri, mati rasa, dan kesemutan sebagai respons terhadap suhu dingin atau tekanan emosional. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah kecil kejang dan membatasi aliran darah ke area tersebut. Selama serangan, jari tangan dan kaki bisa memutih atau membiru. Namun, tak hanya penderita lupus, orang yang memiliki komplikasi kesehatan juga mengalaminya.
Gejala lupus sangat mirip dengan rheumatoid arthritis, yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi atau fibromyalgia, yang menyebabkan kelelahan dan nyeri. Adapun, salah satu aspek yang dapat membedakan lupus adalah kombinasi dari ruam kulit dengan nyeri sendi dan kelelahan. Ada juga tes laboratorium yang bisa membantu membedakan lupus dari penyakit lain.
Mendiagnosis lupus adalah hal yang rumit sebab penyakit ini dapat meniru kondisi lain dan seringkali setiap orang memiliki gejala yang berbeda. Banyak yang mengalami gejala yang sering tidak disadari. Meskipun tidak dites untuk lupus, protein tertentu biasanya muncul dalam darah pasien. Tes darah untuk antibodi antinuklir (ANA) dapat memberikan petunjuk penting. Tes laboratorium lain juga dapat memeriksa jumlah sel, fungsi ginjal, dan waktu pembekuan, bahkan biopsi yang berupa pelibatan jaringan organ seperti kulit atau ginjal terkadang membantu diagnosis.
Siapa pun bisa terkena lupus tapi wanita cenderung lebih rentan berisiko 10 kali dari pria. Selain wanita, peluang terkena penyakit ini lebih tinggi jika bangsa Afrika-Amerika, Latin, atau Asia, usia 20-40 tahun, dan punya kontak erat dengan penderita lupus.
Saat orang mengatakan lupus, biasanya yang dimaksud adalah lupus eritematosus sistemik (SLE), jenis yang paling umum dan serius. Tapi ada jenis lain, yaitu Cutaneous lupus erythematosus, juga disebut discoid lupus, terbatas pada kulit dan tidak menyebabkan kerusakan organ yang kadang terjadi pada SLE. Gejala yang paling umum adalah ruam melingkar. Lupus sistemik yang diinduksi oleh obat menyebabkan gejala lupus sementara pada orang yang menggunakan obat tertentu.
Perawatan medis untuk lupus
Ada cara untuk mengontrol gejala lupus, salah satunya dengan krim kortikosteroid untuk ruam dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk nyeri sendi dan demam. Kortikosteroid juga dapat diberikan sebagai pil. Dalam kasus yang parah, obat dapat diberikan secara intravena. Orang dengan lupus parah mungkin mendapat manfaat dari obat yang menekan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, obat antimalaria juga dapat membantu melawan nyeri sendi, bisul, dan ruam.
Ada beberapa kebiasaan yang membantu mengurangi serangan lupus:
-Jangan terpapar langsung oleh sinar matahari.
-Jangan merokok
-Berolahraga secara teratur.
-Tingkatkan keterampilan mengelola stres.
-Pastikan juga untuk istirahat yang cukup tidak berlebihan.
-Beberapa orang dengan lupus membutuhkan tidur hingga 12 jam setiap malam.
Baca juga: Sebab Penderita Lupus Disarankan Menghindari Sinar Matahari