Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Petasan di Dunia Hingga Masuk ke Indonesia

image-gnews
Pendemo menembakkan petasan ke arah polisi saat aksi unjuk rasa di Jalan Tentara Pelajar, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2019. Kericuhan meluas hingga ke wilayah Slipi dan Pejompongan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pendemo menembakkan petasan ke arah polisi saat aksi unjuk rasa di Jalan Tentara Pelajar, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2019. Kericuhan meluas hingga ke wilayah Slipi dan Pejompongan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Petasan atau bunga api merupakan salah satu bahan peledak ringan, ledakannya rendah dengan kecepatan detonasi antara 400–800 meter per detik. Petasan masih banyak dijumpai pada momen-momen tertentu di Indonesia, seperti menjelang Tahun Baru atau tepat ketika Ramadan.

Biasanya petasan kerap dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Namun tahukah anda, bahwa tradisi petasan sudah ada sejak beribu tahun silam. Untuk itu, berikut adalah sejarah datangnya petasan di dunia hingga masuk ke Indonesia.

Sejarah Penemuan Petasan Hingga Masuk Indonesia

Baca : Jual dan Gunakan Petasan Ilegal, Ini Hukumannya

Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa awal mula petasan ditemukan di Cina, meskipun beberapa berpendapat bahwa tempat kelahiran aslinya adalah di Timur Tengah atau India.

Dikutip dari American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, diyakini bahwa petasan alami pertama bermula ketika dikembangkan pada abad kedua SM di Liuyang kuno, Tiongkok. Saat itu, petasan berwujudkan batang bambu yang ketika dilemparkan ke dalam api akan meledak dengan keras.

Hal tersebut disebabkan karena adanya kantong udara berongga yang terlalu panas di dalam bambu. Suara dari petasa tersebut dipercaya oleh masyarakat Cina saat itu untuk mengusir roh jahat karena suaranya yang begitu merdu.

Lalu mengutip Livescience, alkemis Cina mulai mencampurkan potasium nitrat, belerang, dan arang untuk menghasilkan bubuk serpihan hitam selama periode 600-900 M. Formula itulah yang saat ini disebut dengan bubuk mesiu pertama. Masih sama dengan sebelumnya, bubuk mesiu dituangkan langsung ke dalam batang bambu berlubang hingga membentuk kembang api buatan.

Padahal tujuan awal para alkemis Cina ialah mencari resep hidup abadi, tetapi formula tersebut nyatanya mengubah dunia hingga saat ini. Bahkan pada abad ke-10, orang Cina memakai bubuk mesiu sebagai alat perang mereka dengan menempelkan petasan ke panah yang mereka tembakkan ke musuh.

Lalu pada era Dinasti Sung (960-1279), pendeta bernama Li Tian mengembangkan bubuk mesiu di dekat kota Liu Yang di Provinsi Hunan. Ketika itu, pabrik petasan mulai didirikan dan menjadi awal mula pembuatan kembang api secara massal. Sampai sekarang Provinsi Hunan masih dikenal sebagai produsen petasan dunia.

Tradisi petasan akhirnya menyebar ke seluruh belahan dunia dan mulai digunakan dalam perayaan pernikahan, kemenangan peran, hingga upacara keagamaan. Termasuk masuknya petasan ke Indonesia, yang diduga kuat disebarkan oleh para pedagang Cina di Nusantara.

Namun VOC melihat petasan sebagai sumber bahaya hingga akhirnya mengeluarkan larangan menggunakan petasan pada 1650. Alasan lainnya karena VOC menjadi sulit membedakan antara suara ledakan suara senjata api atau petasan itu sendiri.

Setelah kemerdekaan, pemerintahan Hindia Belanda masih ikut campur dalam larangan penggunaan petasan. Tapi kebiasaan membakar petasan tetap saja sulit terbendung, terlebih saat perayaan Tahun Baru, Imlek, dan Lebaran, juga dalam tradisi masyarakat.

Berdasarkan laporan datatempo.co, Gubernur Jakarta Ali Sadikin sempat menyulut petasan sebagai tanda dimulainya pesta petasan pada malam tahun baru 1971. Sayangnya, banyak korban berjatuhan dari warga lokal hingga internasional. 

Alhasil, Presiden Soeharto kemudian turun tangan, mengeluarkan serangkaian larangan dan instruksi khusus soal petasan. Hanya petasan jenis "cabe rawit" dan "lombok merah" yang diperbolehkan; itu pun harus bikinan dalam negeri-dengan alasan menghemat devisa negara.

Hingga kini, petasan masih banyak diperjualbelikan. Bahkan banyak polisi melakukan razia petasan yang tidak mengantongi izin dari badan usaha berbadan hukum dan kepemilikannya dimiliki oleh warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia.

FATHUR RACHMAN 

Baca : Mendekati Tahun Baru, Petasan dan Terompet Laris Manis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Heru Budi Resmikan Perubahan Nama Gedung Blok G Jadi Grha Ali Sadikin di Balai Kota DKI

2 jam lalu

Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (baju putih) meresmikan Grha Ali Sadikin yang sebelumnya dikenal sebagai Blok G di Lobby Utama Balai Kota DKI, Jakarta Pusat pada Senin, 11 Desember 2023. TEMPO/Aisyah Amira Wakang.
Heru Budi Resmikan Perubahan Nama Gedung Blok G Jadi Grha Ali Sadikin di Balai Kota DKI

Pj Gubernur DKI Heru Budi meresmikan perubahan nama Gedung Blok G menjadi Grha Ali Sadikin. Ini adalah salah satu gedung di Balai Kota DKI.


Xi Jinping ke Vietnam, Cina Hibahkan Jalur Kereta Api di Wilayah Kaya Tambang Logam Tanah jarang

5 jam lalu

Xi Jinping (tengah, depan) diberikan suvenir jersey Los Angeles Lakers dengan namanya tercetak di atasnya oleh mantan bintang Lakers Magic Johnson (kanan, depan) di Staples Center di Los Angeles, Amerika Serikat, 17 Februari 2012  .(Xinhua/Lan Hongguang)
Xi Jinping ke Vietnam, Cina Hibahkan Jalur Kereta Api di Wilayah Kaya Tambang Logam Tanah jarang

Presiden Cina Xi Jinping mulai besok Selasa, 12 Desember 2023, akan berkunjung ke Vietnam, yang menjadi rebutan sejumlah raksasa dunia termasuk AS.


Bangun Financial Center di IKN, Badan Otorita Ingin Tiru Shenzhen

7 jam lalu

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono saat ditemui di tengah-tengah Rapat Panja RUU IKN di Kompleks DPR/MPR/DPD RI, Jakarta pada Senin, 18 September 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Bangun Financial Center di IKN, Badan Otorita Ingin Tiru Shenzhen

Otorita IKN menyebut Shenzhen, sebagai model yang tepat untuk meniru pembangunan pusat keuangan di IKN.


Pemilu Hong Kong 'Khusus Patriot', Hanya Diikuti 27 Persen Pemilih

8 jam lalu

Seorang sukarelawan berkampanye untuk Partai Rakyat Baru selama pemilihan Dewan Distrik di Hong Kong, Cina, 10 Desember 2023. REUTERS/Tyrone Siu
Pemilu Hong Kong 'Khusus Patriot', Hanya Diikuti 27 Persen Pemilih

Pemilu Hong Kong hanya diikuti 27,5 persen pemilih karena pemilik hak suara menolak pemilihan yang dianggap tidak demokratis itu.


Takut Kalah Saing Sama Cina, Banyak Produsen Bikin Mobil Listrik Murah

15 jam lalu

Citroen My Ami Pop mobil listrik mungil berharga murah. (Foto: Citroen)
Takut Kalah Saing Sama Cina, Banyak Produsen Bikin Mobil Listrik Murah

Maraknya mobil listrik murah dari produsen Cina telah meningkatkan tekanan bagi produsen mobil lama. Simak informasi lengkapnya di sini:


10 Kampus Terbaik di Cina Versi EduRank 2023

16 jam lalu

Tsinghua University di Cina masuk 10 Universitas Top Asia tahun 2019.
10 Kampus Terbaik di Cina Versi EduRank 2023

Daftar kampus terbaik di Cina versi EduRank 2023, di antaranya Tsinghua University dan Peking University.


Tingkatkan Perjalanan, Singapura dan Cina Menerapkan Bebas Visa Masuk

1 hari lalu

Ilustrasi visa (Pixabay)
Tingkatkan Perjalanan, Singapura dan Cina Menerapkan Bebas Visa Masuk

Kesepakatan bebas visa untuk warga negara Singapura dan Cina untuk meningkatkan perdagangan dan pariwisata


Cina dan Jepang Saling Tuding Soal Konfontrasi Dekat Pulau Sengketa

1 hari lalu

Pulau Senkaku atau Diaoyu di Laut Cina Selatan. REUTERS/Chris Meyers
Cina dan Jepang Saling Tuding Soal Konfontrasi Dekat Pulau Sengketa

Cina dan Jepang saling tuduh melakukan serangan setelah terjadi konfrontasi antara penjaga pantai mereka di sekitar pulau sengketa


Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, Ini Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

1 hari lalu

UNESCO mencatat nilai budaya jamu sebagai salah satu sarana ekspresi budaya dan membangun koneksi antara manusia dengan semesta. UNESCO juga mengakui bahwa Budaya Sehat Jamu mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan. Shutterstock
Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO, Ini Sejarah Perkembangan Jamu di Indonesia

Jamu menambah daftar khazanah budaya Indonesia yang ditetapkan jadi warisan budaya takbenda oleh UNESCO


Sebut Hilirisasi Nikel Untungkan Cina, Tom Lembong: Penambang Kecil Dipaksa Jual Bijih Nikel ke Pemilik Smelter

3 hari lalu

Tim Nasional Pemenangan (TPN)  Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tom Lembong, ketika ditemui di Gedung Pakarti Centre Jakarta pada Rabu, 6 Desember 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Sebut Hilirisasi Nikel Untungkan Cina, Tom Lembong: Penambang Kecil Dipaksa Jual Bijih Nikel ke Pemilik Smelter

Co-captain Tim Nasional Pemenangan (TPN) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin), Tom Lembong, menyebut kebijakan hilirisasi nikel era Presiden Jokowi lebih banyak menguntungkan perusahaan Cina.