Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Penyebab dan Jenis Pneumonia pada Balita

image-gnews
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Kualitas udara yang terus memburuk dapat menimbulkan beberapa infeksi pernapasan, salah satunya pneumonia.  Anak dan balita tertentu yang pertahanan kekebalan atau paru-parunya mudah dilemahkan oleh penyakit lain, seperti cystic fibrosis, asma, atau kanker, lebih mungkin mengembangkan pneumonia. 

Mereka yang saluran udara atau paru-parunya tidak normal mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia. Merujuk Healthy Children, itu karena sebagian besar bentuk pneumonia terkait dengan infeksi virus atau bakteri yang menyebar dari orang ke orang.

Pneumonia pada Balita

Mengutip Baby Center, Pneumonia infeksi paru-paru yang umumnya menyerang anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua. Batuk dan demam adalah tanda infeksi yang paling umum, tetapi balita Anda juga dapat mengalami gejala lain seperti nyeri otot dan muntah. Jika tidak diobati, terutama pada anak kecil, pneumonia bisa sangat berbahaya.

Baca : Cara Mengecek dan Mengenali Gejala Pneumonia pada Anak 

Apa penyebab pneumonia balita?

Pneumonia istilah umum untuk infeksi paru-paru. Ini bisa disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Kadang juga pneumonia disebabkan oleh jamur.

Anak kecil atau balita mungkin terkena pneumonia dari respiratory syncytial virus (RSV), misalnya, dan bayi bisa mendapatkannya dari group B streptococcus (GBS) yang didapat saat lahir, selama persalinan. Anak yang lebih besar mungkin mengalami pneumonia akibat infeksi bakteri atau virus lainnya.

Jenis-jenis Pneumonia

1. Pneumonia bakteri

Anak dengan pneumonia bakteri biasanya memiliki gejala mendadak, seperti demam tinggi, napas cepat, dan batuk. Mereka tak mau makan dan tampak sangat sakit.

Kemudian, mereka juga akan mengalami kesulitan bernapas, denyut nadi lebih cepat, dan bibir atau kuku kebiruan. Mereka mungkin tampak lemah, muntah, atau diare. Gejala yang kurang umum termasuk sakit perut dan leher kaku. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Streptococcus pneumoniae adalah penyebab umum, tapi bakteri lain seperti Staphylococcus aureus atau Mycoplasma pneumoniae juga dapat menyebabkan pneumonia.

2. Pneumonia virus

Mengutip Healthy Children, sebagian besar kasus pneumonia mengikuti infeksi virus saluran pernapasan atas. Pneumonia jenis ini biasanya dimulai dengan pilek, tapi gejalanya perlahan dan terus memburuk. Anak mungkin mengalami demam 101,5 derajat Fahrenheit atau lebih, dengan batuk yang memburuk, mengi, dan napas cepat. Kelemahan, muntah, atau diare juga bisa menjadi gejala.

Pneumonia virus biasanya tak separah dari yang disebabkan oleh bakteri dan tak dapat berkembang menjadi pneumonia bakteri, tapi dapat membuat anak lebih rentan terkena pneumonia bakteri sekunder.

Adapun virus yang dapat menyebabkan pneumonia antara lain:
-Virus sinkronisasi pernapasan (RSV)
-Virus parainfluenza
-Adenovirus
-Virus flu
-Metapneumovirus manusia (HMPV)
-Rhinovirus

KAKAK INDRA PURNAMA

Baca juga : Hal yang Tingkatkan Risiko Terkena Pneumonia


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

9 jam lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

11 hari lalu

Ilustrasi balita bantu orang tua. Foto : Fatherly
Cegah Penularan Flu Singapura, Hindari Cium dan Pegang Balita Saat Silaturahmi Keluarga

Orang dewasa harus menghindari mencium balita ketika berkumpul bersama keluarga di momen Lebaran demi mencegah anak tertular flu singapura.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

12 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

29 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

35 hari lalu

Imelda Marcos. AP/Pat Roque
Sembuh dari Pneumonia, Imelda Marcos Keluar dari Rumah Sakit

Mantan Ibu Negara Imelda Marcos keluar dari rumah sakit setelah pekan lalu dirawat karena pneumonia ringan.


Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

41 hari lalu

Burung kakatua putih. ANTARA
Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

46 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

49 hari lalu

Anggota Westlife, Mark Feehily. Foto: Instagram/@markusmoments
Mark Feehily Tinggalkan Westlife untuk Sementara, Ini Alasannya

Mark Feehily menyatakan mundur dari Westlife dan tidak dapat ikut melanjutkan rangkaian tur dunia bersama tiga rekannya, Shane, Kian, dan Nicky.


Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

50 hari lalu

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Balita di Tangerang Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Luka di Mata dan Gigitan di Sekujur Tubuh

Polresta Tangerang tengah menyelidiki dugaan kekerasan yang dialami balita berusia 4 tahun itu.


MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

52 hari lalu

Ilustrasi balita makan sendiri. http://drpatriciamd.com/
MPASI: Finger Food Penting untuk Pemenuhan Gizi Seimbang

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang optimal merupakan salah satu upaya penting dalam pemenuhan gizi seimbang dan pencegahan stunting.