TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas termasuk salah satu faktor kehamilan dengan risiko tinggi. Spesialis kandungan dan kebidanan konsultan fetomaternal, Lilia Mufida, mengatakan ibu hamil dengan obesitas dapat meningkatkan risiko kecacatan pada janin.
“Obesitas tersebut akan menyebabkan diabetes gestasional atau bahkan kalau dia tidak periksa sudah ada pradiabetes itu akan meningkatkan kecacatan pada janin. Jadi, nanti potensi kecacatan pada janin akan lebih tinggi,” ucapnya dalam diskusi mengenai kehamilan risiko tinggi, Jumat, 9 Desember 2022.
Baca Juga:
Selain obesitas, berat badan yang kurang juga menjadi risiko lain yang bisa berdampak pada janin yang tidak mendapat nutrisi, air ketuban sedikit, dan kurang gizi. Selain itu, pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun menjadi faktor lain yang dapat menyebabkan kehamilan menjadi lebih berisiko, yaitu meningkatkan angka kecacatan janin.
Sementara itu, ibu hamil dengan hipertensi berisiko menyebabkan preeklamsia atau tekanan darah yang terlalu tinggi dan berbahaya jika terjadi kejang dan bisa merusak semua organ. Lilia mengatakan sebaiknya ibu yang akan merencanakan kehamilan dapat berkonsultasi terlebih dulu ke dokter kandungan tentang riwayat penyakit yang diderita sehingga saat hamil kondisi ibu dan janin optimal dan bisa mendapat edukasi untuk perbaikan gizi jika dibutuhkan.
“Setelah konsultasi dia akan mendapatkan edukasi serta pemeriksaan laboratorium dan USG, misalnya untuk hamil pertama. Jika berencana mau hamil sebaiknya memang pemeriksaan dulu,” ucapnya.
Pentingnya USG
Ia juga menyarankan ibu hamil untuk melakukan USG fetomaternal untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai kondisi janin. USG ini akan memakan waktu yang lebih lama karena pemeriksaan yang lebih detail pada semua organ.
“USG-nya akan memakan waktu lebih lama, lebih detail, jadi setiap organ akan diperiksa dan aliran darahnya, plasenta, air ketuban juga akan diperiksa. Kalau kita ingin mendapatkan hasil luar yang baik tentu saja janin tersebut harus kita periksa dengan baik,” ujar Lilia.
USG ini dilakukan dua kali dengan dokter konsultan subspesialis fetomaternal, yakni pada trimester pertama yang dilakukan pada usia kehamilan 12-14 minggu. Pada tahap ini, dokter akan melihat adanya kelainan seperti down syndrome atau kecacatan yang menyebabkan IQ rendah pada ibu hamil usia di atas 35 tahun.
Selanjutnya USG fetomaternal bisa dilakukan pada trimester kedua pada usia kehamilan 22-28 minggu, di mana organ-organ pada janin sudah terlihat jelas sehingga pemeriksaan bisa lebih lengkap dan optimal.
“Organ-organ janin sudah lebih terlihat jelas. Jadi biasanya kita melihat dari organ kepala, kaki, aliran darah ke rahim, aliran darah ke otak yang dari tali pusat, apakah ada kelainan pada janin tersebut. Kemudian semuanya kita nilai dan dikonsultasikan pada dokter kandungan,” tegasnya.
Baca juga: Pola Makan yang Dianjurkan buat Orang dengan Obesitas