TEMPO.CO, Jakarta - Aritmia supraventrikular adalah denyut jantung tidak teratur yang dimulai di atas ventrikel, yang merupakan dua ruang bawah jantung. Sebagian besar, tetapi tidak semua, aritmia supraventrikular dimulai di atrium, bilik atas jantung. Mereka dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Beberapa jenis aritmia supraventrikular termasuk:
Atrial flutter
Ini terjadi ketika sinyal listrik di atrium menyebabkan jantung berdetak cepat atau tidak teratur. Seseorang mungkin merasa jantungnya berdetak terlalu cepat atau memiliki detak ekstra.
Fibrilasi atrium
Dokter mengklasifikasikan fibrilasi atrium sebagai jenis aritmia supraventrikular. Aritmia ini yang paling umum di Amerika Serikat, terjadi ketika atrium berdetak lebih cepat dari biasanya karena sinyal listrik yang tidak berfungsi. Penderita mungkin mengalami periode denyut jantung yang sangat tidak teratur dan cepat, hingga 180 detak per menit.
Takikardia reentrant nodal atrioventrikular atau takikardia reentrant atrioventrikular
Ini adalah jenis aritmia paroksismal. Paroksismal artinya terjadi sesekali, tidak selalu. Biasa terjadi pada orang muda, bisa menyebabkan pusing, detak jantung cepat, atau sesak napas. Aritmia ini disebabkan jalur ekstra di atrium atau jalur lain yang menyebabkan jantung berdetak tidak teratur. Salah satu jenis takikardia atrioventrikular reentrant adalah sindrom Wolff-Parkinson-White, yang melibatkan jalur elektrik tambahan antara ruang atas dan bawah jantung.
Sinus takikardia
Sinus takikardia biasanya bukan aritmia dan dapat terjadi saat orang berolahraga atau merasa cemas, menyebabkan jantungnya berdetak sangat cepat. Namun, terkadang jantung mengirimkan sinyal untuk berdetak lebih cepat padahal tidak ada alasan untuk itu. Dokter menyebut takikardia sinus yang tidak sehat ini. Kebanyakan orang mengalami gejala yang mirip dengan yang dialami dengan olahraga berat, termasuk sesak napas dan detak jantung yang cepat.
Gejala
Gejala aritmia jantung yang paling umum adalah sensasi jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, melompat, atau menambah detak. Hal ini berlaku untuk semua aritmia, jadi seseorang tidak dapat menentukan jenis aritmia berdasarkan gejala saja. Beberapa gejala lain yang mungkin diperhatikan termasuk palpitasi jantung, pusing, pingsan, nyeri dada atau tekanan, dan sesak napas.
Perawatan
Perawatan yang tepat bergantung pada beberapa faktor, termasuk apakah aritmia berbahaya atau mengganggu kesehatan secara keseluruhan dan seberapa sering orang tersebut mengalami aritmia. Beberapa perawatan meliputi :
-Obat-obatan tertentu, seperti beta-blocker, penghambat saluran kalsium, dan adenosin, dapat membantu mengontrol detak jantung pada beberapa orang.
-Manuver valsava, ini dapat menghentikan detak jantung yang cepat pada beberapa orang. Tutup saja hidung dan tiup hidungnya selama 15 detik. Tanyakan kepada dokter apakah ini pilihan rumah yang aman untuk mengobati aritmia.
-Perubahan gaya hidup. Beberapa orang dapat mengurangi terjadinya aritmia dengan perubahan gaya hidup, seperti menghindari kafein. Olahraga dan pola makan yang menyehatkan jantung juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan membantu mencegah faktor risiko tertentu untuk masalah irama jantung, seperti tekanan darah tinggi.
-Ablasi. Jika pengobatan tidak berhasil dan aritmia orang tersebut berbahaya, dokter dapat merekomendasikan ablasi kateter. Prosedur ini menghilangkan atau meninggalkan jaringan yang rusak atau tidak berfungsi, yang menyebabkan sinyal listrik yang tidak menentu di jantung.
JESSYCA GAZELLA | MEDICALNEWSTODAY
Baca juga: Selain Serangan Jantung, Waspada Sederet Penyakit Jantung Lainnya