TEMPO.CO, Jakarta - Celine Dion telah mengungkapkan bahwa dirinya menderita stiff person syndrome, yaitu kelainan neurologis yang tidak dapat disembuhkan dan menjadi penyakit langka. Sindrom ini menyebabkan Celine mengalami kekakuan dan kejang pada bagian otot. Akibatnya, Celine pun menunda tanggal tur yang direncanakan untuk 2023.
Celine Dion memberi tahu penggemarnya bahwa dirinya sedang berjuang dengan keras mengatasi masalah kesehatan. Dengan penjelasan lebih rinci, ia menjelaskan kondisinya dalam pesan video emosional kepada para penggemar yang mengatakan bahwa dirinya menderita kejang sehingga memengaruhi setiap aspek dalam hidupnya dan menyebabkan kesulitan berjalan. Bahkan, ia juga sulit menggunakan pita suaranya dengan benar.
Melansir news.sky.com, Celine Dion yang dikenal dengan lagu hitsnya, seperti My Heart Will Go On, It’s All Coming Back To Me Now, dan Think Twice mengatakan bahwa dirinya tidak punya pilihan selain menunda sebagian besar pertunjukannya di Eropa yang semula direncanakan dimulai pada 2023-2024. Beberapa pertunjukan, termasuk di Yunani dan Rumania pun telah dibatalkan oleh Celine. Sebab, sampai sekarang Celine dan dokter yang menanganinya masih mempelajari tentang kondisi langka ini, yaitu stiff person syndrome. Lantas, apa sebenarnya sindrom yang dialami penyanyi kelahiran 30 Maret 1968?
Baca: Mengenal Stiff Person Syndrome seperti yang Dialami Celine Dion
Apakah Itu Stiff Person Syndrome
Stiff person syndrome memiliki nama lain sindrom moersch-woltman, sindrom orang kaku, atau disingkat dengan SPS. Sama seperti yang sudah dijelaskan secara singkat oleh Celine Dion, stiff person syndrome adalah kelainan neurologis yang jarang dialami oleh setiap orang. Sindrom ini ditandai dengan kekakuan otot progresif dan kejadian berulang dari kejang otot yang menyakitkan.
Kekakuan otot ini pun sering berfluktuasi yang berarti bahwa otot terkadang mengalami kaku lebih buruk kemudian membaik lagi. Biasanya, kekakuan ini terjadi bersamaan dengan kejang otot. Spasme otot (kontraksi involunter mendadak satu kelompok otot atau lebih meliputi kram dan kontraktur) dapat terjadi secara acak atau dipicu oleh berbagai peristiwa yang berbeda, termasuk kebisingan mendakak.
Mengutip rarediases.org, tingkat keparahan dan perkembangan sindrom ini bervariasi dari satu orang dengan orang lain. Jika tidak diobati, sindrom ini berpotensi berkembang menyebabkan kesulitan berjalan dan berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk melakukan tugas rutin sehari-hari.
Beberapa orang dengan sindrom ini memerlukan pengobatan berkelanjutan selama bertahun-tahun untuk mengelola gejala dan menjaga kualitas hidup sehat. Sindrom ini pun dianggap sebagai bagian dari berbagai macam penyakit serupa yang melibatkan satu area tubuh dan kemudian menyebar ke seluruh area tubuh lainnya.
Mengutip clevelandclinic.org, stiff person syndrome sangat jarang terjadi. Hanya sekitar satu dari setiap 1 juta orang telah didiagnosis dengan sindrom ini. Namun, wanita dua kali lebih banyak mengalami sindrom ini dibandingkan pria. Gejala dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi biasanya berkembang antara usia 30-60 tahun.
Stiff person syndrome lebih mungkin dialami oleh orang-orang dengan jenis penyakit sebagai berikut, yaitu:
1. Gangguan autoimun, termasuk diabetes, tiroiditis, vitiligo, dan anemia pernisiosa.
2. Kanker, seperti kanker payudara, paru-paru, ginjal, tiroid, usus besar dan limfoma Hodgkin.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Gejala Stiff Person Syndrome seperti yang Dialami Celine Dion
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.