Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab dan Gejala Resistensi Antibiotik

Reporter

image-gnews
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Ilustrasi antibiotik (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Obat antibiotik yang diresepkan dan tidak dihabiskan karena merasa sudah sehat adalah kebiasaan berbahaya bagi kesehatan sebab dapat menyebabkan resistensi antimikroba. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistansi antimikroba (AMR) adalah kondisi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga memiliki daya tahan atau kekebalan yang tinggi terhadap obat-obatan antimikroba dan/atau antibiotik. Bila antimikroba dan/atau antibiotik tidak dikonsumsi secara teratur, orang berisiko mengalami AMR. 

Resistensi diawali penggunaan antibiotik yang tidak sampai habis sehingga menyebabkan bakteri tidak mati secara keseluruhan namun masih ada yang bertahan hidup. Jika resistensi tersebut terjadi, pasien infeksi akan lebih sulit disembuhkan. Akibatnya membuat infeksi lebih sulit diobati dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, sakit parah, dan kematian sehingga WHO menyarankan obat antibiotik harus dihabiskan agar efektif melawan infeksi bakteri dalam tubuh. Terlebih, kondisi tubuh atau gejala yang semakin membaik bukan berarti infeksi telah hilang secara keseluruhan. 

Penyebab resistensi antibiotik 
Resistensi antibiotik terjadi ketika antibiotik tidak lagi efektif mengobati infeksi bakteri. Kondisi ini bisa terjadi karena bakteri beradaptasi atau berubah fungsi dengan beberapa cara berikut: 

-Menghilangkan atau menetralkan efek antibiotik dalam membunuh bakteri.
-Mengeluarkan antibiotik dari dalam tubuh bakteri itu sendiri.
-Mengubah bagian struktur bakteri yang tadinya sensitif terhadap antibiotik.
-Mengubah gen tubuhnya agar resisten terhadap antibiotik kemudian berkembang biak.

Kondisi-kondisi yang bisa meningkatkan risiko resistensi antibiotik adalah: 
-Minum antibiotik walaupun penyakit yang diderita bukan disebabkan oleh infeksi bakteri, misalnya batuk pilek yang biasanya disebabkan oleh virus.
-Minum antibiotik tidak teratur, misalnya dengan memberi jeda waktu 1–2 hari.
-Tidak menghabiskan antibiotik sesuai waktu yang disarankan oleh dokter.
-Menggunakan antibiotik untuk hewan ternak.

Gejala 
Gejala resistensi antibiotik bisa bervariasi, tergantung pada jenis bakteri penyebab infeksi. Namun, gejala umum meliputi: 
-Demam berulang 
-Diare lebih dari tiga hari.
-Batuk dan sesak napas 
-Mual dan muntah 
-BAB berdarah 
-Jumlah dan frekuensi buang air kecil menurun. 
-Lelah atau lemas 
-Berat badan turun 
-Mulut kering 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada penderita resistensi antibiotik, keluhan di atas tidak mereda atau sembuh meski diobati dengan beberapa jenis antibiotik. Pengobatan resistensi antibiotik akan disesuaikan dengan hasil tes sensitivitas antibiotik. Dokter bisa meresepkan dua jenis antibiotik atau lebih untuk membunuh bakteri tersebut. 

Antibiotik yang diberikan bisa berupa obat minum atau suntik, sesuai kondisi pasien. Selama pengobatan, pasien disarankan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis pada jam yang sama setiap hari. Penting untuk diingat, pasien harus meminum antibiotik sampai habis meski gejala sudah mereda. Selain itu, pasien juga disarankan untuk menghindari kontak dengan orang lain serta rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. 

Pencegahan 
Untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik, beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 
-Mengonsumsi antibiotik dengan benar dan sesuai resep dokter.
-Tidak berbagi antibiotik atau menggunakan antibiotik sisa orang lain.
-Mencuci tangan dengan benar dan rutin, terutama sebelum makan atau setelah menggunakan jamban. 
-Menghindari kontak dengan orang sakit.
-Menyimpan bahan makanan dengan benar.
-Memasak makanan hingga benar-benar matang.
-Menjaga sanitasi rumah dan lingkungan.
-Menghindari kontak atau tidak bersalaman dengan orang yang terkena infeksi.
-Melakukan hubungan seksual yang sehat.
-Melakukan imunisasi sesuai jadwal.

Baca juga: Saran Dokter tentang Pemberian Antibiotik pada Anak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

5 hari lalu

Aksi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat melakukan tarian pedang tradisional Ardha dalam festival Budaya Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, 20 Februari 2018. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

Raja Salman pada Mei 2024 dikabarkan terima antibiotik untuk penanganan penyakit infeksi paru-paru yang ia derita. Apa gejala dan bahaya penyakit ini.


Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

10 hari lalu

Ilustrasi nyamuk (Pixabay.com)
Yang Tak Boleh Dilakukan usai Digigit Nyamuk dan yang Disarankan

Reaksi gigitan nyamuk berbeda pada setiap orang. Ada yang hanya gatal ringan dan ada yang parah disertai bentol. Jangan lakukan hal ini.


Mengenal Sakit 'Flu Pria', Benarkah Hanya Reaksi yang Berlebihan?

15 hari lalu

Ilustrasi pria sakit. Nbc.news.com
Mengenal Sakit 'Flu Pria', Benarkah Hanya Reaksi yang Berlebihan?

Ada bukti kuat bahwa pria lebih mungkin mengalami infeksi parah daripada wanita saat mereka sakit. Hal ini terlihat pada masa awal pandemi COVID-19.


Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

19 hari lalu

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
Kiat Hindari Heat Stroke saat Cuaca Panas dari Dokter Penyakit Dalam

Pakar menyebut perlunya pengaturan aktivitas untuk menghindari heat stroke atau serangan panas pada saat cuaca panas.


Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

19 hari lalu

Ilustrasi pria periksa lidah ke dokter. shutterstock.com
Penyebab Radang Lidah, Mengenali Gejalanya

Radang lidah atau glossitis kondisi yang ditandai bengkak atau berubah warna


Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

20 hari lalu

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Alasan Laki-laki Lebih Mudah Sakit Dibanding Perempuan

Benarkah laki-laki lebih gampang sakit dibanding perempuan? Simak hasil penelitian berikut ini.


Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

22 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Belajar dari Kasus Mpox, Ini yang Diperlukan untuk Hadapi Perubahan Pola Penyakit

Pakar menyebut virus Mpox adalah salah satu contoh perubahan pola penyakit akibat dinamika kehidupan yang bergerak di antara patofisiologi interaksi.


Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

26 hari lalu

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Alex Green
Cegah AMR, Kemenkes Minta Konsumsi Antibiotik dengan Bijak

Masyarakat diminta mengonsumsi antibiotik secara bijak untuk menghindari resistensi antimikroba (AMR) yang dapat mempengaruhi perawatan.


5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

26 hari lalu

Obat asam lambung. Foto: Canva
5 Obat Asam Lambung untuk Meredakan Nyeri, Wajib Ada di Rumah

Berikut daftar obat asam lambung untuk meredakan nyeri saat sakit lambung. Namun, pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya, ya.


Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

40 hari lalu

Ilustrasi luka
Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).