TEMPO.CO, Jakarta - Ibu muda bernama Nur Zaihan binti Abdul Halim menutup mata untuk terakhir kalinya setelah melahirkan anaknya yang ke-10 melalui operasi caesar. Zaihan meninggal dunia di usia yang masih muda, yaitu 33 tahun.
Ibu muda yang bertempat tinggal di Kota Bharu, Kelantan, Malaysia ini diduga meninggal dunia lantaran mengalami komplikasi plasenta dan pendarahan usai operasi caesar. Sementara itu, kandungan sang bayi masih berusia 32 minggu sehingga melakukan persalinan secara prematur, seperti yang dijelaskan salah satu akun pengguna Facebook. Kini, sang bayi masih menjalankan perawatan di ruang NICU karena kondisinya yang belum stabil.
Tidak bisa dipungkiri bahwa operasi caesar memang memiliki bahaya yang cukup kompleks. Tingkat risiko bahaya akan bergantung pada hal-hal, seperti apakah prosedur direncanakan atau dilakukan sebagai keadaan darurat atau dilihat dari kesehatan umum, khususnya bagi ibu dan anak. Berikut terdapat risiko bahaya dari operasi caesar bagi ibu, anak, dan kehamilan selanjutnya.
Baca: Nagita Slavina Ungkap Alasan Memilih Operasi caesar Saat Melahirkan Anak Kedua
Risiko Caesar untuk Ibu
Melansir nhs.uk, berikut beberapa risiko utama sang ibu ketika menjalani operasi caesar, yaitu:
1. Infeksi pada luka (umum)
Infeksi ini dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, rasa sakit yang meningkat, dan keluarnya cairan dari luka.
2. Infeksi pada lapisan rahim (umum)
Gejala dari infeksi ini meliputi demam, sakit perut, keputihan secara tidak normal, dan pendarahan vagina yang intens.
3. Pendarahan berlebihan (jarang terjadi)
Kondisi ini memerlukan transfusi darah pada kasus yang parah atau memungkinkan melakukan pembedahan lebih lanjut untuk menghentikan pendarahan.
4. Deep Vein Thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam (jarang terjadi)
Kondisi ini terjadi karena adanya gumpalan darah di kaki yang menyebabkan rasa sakit dan bengkak, bahkan bisa menyebar ke paru-paru (emboli paru).
5. Kerusakan pada kandung kemih atau saluran penghubung ginjal dan kandung kemih (jarang terjadi)
Kondisi ini mungkin memerlukan pembedahan lebih lanjut.
Risiko Caesar untuk Bayi
Operasi caesar terkadang dapat menyebabkan beberapa masalah berikut ini pada bayi, yaitu:
1. Luka di kulit (umum)
Luka dapat terjadi secara tidak sengaja ketika rahim ibu terbuka, tetapi biasanya hanya luka kecil saja dan sembuh tanpa adanya komplikasi. Luka ini dapat terjadi selama operasi berlangsung, seperti dilansir mayoclinic.org.
2. Kesulitan bernapas (umum)
Risiko ini paling sering menyerang bayi yang lahir sebelum 39 minggu kehamilan. Biasanya, bayi akan membaik setelah beberapa hari dan akan diawasi secara ketat di rumah sakit
Risiko Caesar untuk Kehamilan Selanjutnya
Perempuan yang menjalani operasi caesar biasanya tidak memiliki masalah dengan kehamilan di masa depan. Sebagian besar wanita yang pernah menjalani operasi caesar dapat dengan aman melahirkan melalui vagina untuk bayi berikutnya atau dikenal sebagai vaginal birth after caesar (VBAC). Namun, terkadang operasi caesar memang mungkin diperlukan bagi yang lainnya. Meskipun jarang terjadi, operasi caesar dapat meningkatkan risiko masalah tertentu pada kehamilan berikutnya, antara lain:
1. Bekas luka di rahim ibu terbuka,
2. Plasenta menempel secara tidak normal pada dinding rahim sehingga kesulitan melahirkan, dan
3. Kematian bagi sang ibu atau anak, bahkan mungkin terjadi bagi keduanya.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca juga: Melahirkan Secara Normal dan Kelahiran Caesar, Apa itu Kontraksi Palsu?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.