TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin tahu seperti apa kulit saat skin barrier atau lapisan kulit terluar berfungsi normal. Jika tidak pernah tahu tentang perawatan kulit dari luar, Anda mungkin tidak tahu seperti apa tampilan terbaiknya. Namun demikian, menyadari kerusakan kulit juga tidak selalu mudah.
Tanda yang terlihat biasanya peradangan, kulit tambah kering, tambah berminyak dan berjerawat, gatal, kemerahan, dan meningkatnya infeksi kulit. Ada beberapa peyebab skin barrier sedang bermasalah. Untuk mengetahui apa yang mungkin memicunya, telusuri penyebab umum berikut, termasuk stres dan penyakit.
Stres
Saat kadar kortisol tubuh melonjak, kulit pun bergeser. Beberapa serangan stres dapat menyebabkan Anda menghasilkan lebih banyak sebum yang dapat menyebabkan peningkatan jerawat. Terlebih lagi, stres kronis dapat menyebabkan mikrobioma yang tidak seimbang, di mana bakteri penyebab jerawat dapat berkembang biak.
Lalu yang terpenting, kulit mungkin lebih sulit mengatasi jerawat saat Anda benar-benar stres. Satu studi tentang stres dan penyembuhan luka menemukan stres sebenarnya dapat memperlambat penyembuhan, yang dapat membuat penyembuhan jerawat menjadi lebih sulit.
Kerusakan akibat sinar matahari
Paparan sinar UV merusak penghalang kulit dengan menyebabkan radikal bebas, yang kemudian menyebabkan luka bakar dan kanker kulit. Plus, ketika kulit sampai pada titik pengelupasan, seperti yang terjadi pada sengatan matahari yang parah, Anda benar-benar menghilangkan lapisan kulit. Anda dapat memperbaiki kulit dari hal-hal seperti sengatan matahari tetapi tidak akan pernah dapat sepenuhnya memperbaiki kerusakan akibatnya. Inilah mengapa sangat penting untuk memprioritaskan perlindungan UV melalui tabir surya wajah dan tubuh. Meski mendung, Anda tetap harus memakai tabir surya setiap hari untuk mencegah kerusakan akibat sinar UV dan mendorong penuaan kulit yang sehat.
Penyakit kulit
Terlepas dari faktor gaya hidup, pemilik kondisi kulit tertentu mungkin lebih rentan terhadap kerusakan skin barrier daripada yang lain. “Dua kondisi paling umum yang dipikirkan oleh dermatolog ketika menganggap seseorang sebagai risiko yang melekat pada disfungsi pelindung kulit adalah eksim dan kemerahan,” kata dokter kulit Rachel Westbay dari Marmur Medical.
Hal ini sebagian karena penderita eksim dan kemerahan sudah memiliki kulit kering sejak awal karena kurangnya seramida alami di kulit. Ini berarti mereka sedikit lebih dekat ke penghalang yang disusupi tanpa terpapar pemicu lain.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting bagi penderita eksim dan kemerahan untuk mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan bantuan. Jika memiliki kulit prasensitif dan tanpa sadar menggunakan produk oles yang keras, terbakar sinar matahari, dan lain-lain, reaksinya akan jauh lebih parah dan sulit diperbaiki.
Memiliki kulit sensitif secara alami
Mereka yang memiliki kulit sensitif juga sudah memiliki pelindung kulit yang terganggu. Ingat bagaimana penghalang berfungsi sebagai perisai pelindung? Itu berlaku untuk kulit normal atau yang tidak terlalu sensitif. Ketika melemah, perisai tidak dapat melakukan peran ini, membiarkan iritasi menembus kulit dan menyebabkan gangguan besar dan kronis berupa ruam, peradangan, perubahan tekstur, rasa terbakar, dan sebagainya.
NABILA RAMADHANTY PUTRI DARMADI | MIND BODY GREEN
Baca juga: Manfaat Spirulina untuk Kesehatan Kulit