TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan dan pakar medis belum menemukan jawaban pasti apakah Covid-19 dapat menyebar lewat makanan atau tidak. Namun, penelitian terbaru melaporkan ada kemungkinan besar virus corona dapat bertahan pada makanan tertentu selama satu minggu.
Lamanya waktu Covid-19 dapat bertahan hidup pada makanan diungkapkan oleh sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Food Standards Agency (FSA). Penelitian yang dilakukan bekerja sama dengan Universitas Southampton bertajuk "Survival of SARS-CoV-2 on the Surfaces of Food and Food Packaging Materials” menghasilkan beberapa temuan, mulai dari berapa lama virus bertahan di permukaan hingga jenis makanan dan kemasan makanan apa saja yang menjadikan Covid-19 bertahan.
Baca Juga:
Roti dan kue kering
Virus menular dapat dideteksi selama beberapa jam di bagian atas kroisan dan kue kering lain tetapi akan menghilang setelah sehari. Namun, ditemukan juga cairan telur dapat mencegah penyebaran virus. Asam arakidonat dan asam lemak tak jenuh lain, yang terdapat dalam telur, memiliki kualitas antivirus.
Makanan dalam kemasan plastik
Menurut penelitian, virus dapat bertahan selama berhari-hari pada botol plastik dan karton, tetapi hanya beberapa jam pada kemasan aluminium seperti kaleng. Oleh karena itu, dengan menghindari makanan yang dikemas dalam plastik dapat membantu menghilangkan risiko infeksi Covid-19.
Makanan dengan permukaan tidak rata
Makanan dengan permukaan yang tidak rata, seperti brokoli, paprika, dan arbei diketahui memiliki tingkat virus yang tinggi selama beberapa hari. Pasalnya, virus dapat bersarang di celah-celah kecil.
Daging dingin
Virus corona bisa menempel pada daging yang disimpan di lemari es selama seminggu. Menurut para ahli, makanan dengan kadar protein, kelembapan, dan lemak jenuh yang signifikan dapat memberikan pertahanan terhadap virus.
Keju
Menurut ahli, Covid-19 dapat bertahan di keju yang telah disimpan di lemari es selama seminggu. Makanan yang lembap, kaya protein dan lemak jenuh dapat memberikan perlindungan terhadap virus.
Baca juga: Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan