TEMPO.CO, Jakarta - Amuba pemakan otak atau Naegleria fowleri mengejutkan warga Korea Selatan, pada Selasa, 27 Desember 2022. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) mengonfirmasi infeksi amuba itu berakibat korban jiwa seorang pria berusia 50 tahun.
Pria itu meninggal sepulang dari Thailand pada Sabtu, 10 Desember 2022. Ia sempat mendapat perawatan medis. Namun, nyawanya tak terselamatkan. Mengutip Times of India, infeksi pertama yang diketahui amuba pemakan otak manusia di Korea Selatan, sebelumnya pernah dilaporkan di Amerika Serikat pada 1997
Apa itu amuba pemakan otak?
Baca Juga:
Merujuk Centers for Disease Control and Prevention (CDC), amuba pemakan otak atau Naegleria Fowleri organisme sel tunggal yang hidup bebas. Ukurannya sangat kecil hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop. Spesies itu biasanya ditemukan di air tawar yang hangat seperti danau, sungai dan sumber mata air panas. Naegleria Fowleri merupakan satu satunya spesies Naegleria yang menginfeksi manusia.
Ancaman Amuba Pemakan Otak Manusia
Naegleria fowleri memakan organisme kecil lainnya seperti bakteri yang ditemukan di sedimen di danau dan sungai. Naegleria fowleri organisme yang menyukai panas atau termofilik. Artinya, tumbuh subur dalam panas dan menyukai air hangat. Tumbuh paling baik dalam suhu tinggi hingga 46 derajat Celsius. Amuba itu bisa bertahan dalam waktu singkat dalam suhu lebih tinggi.
Para ilmuwan telah menguji suhu air dari danau dan sungai yang terkait dengan beberapa kasus primary amebic meningoencephalitis atau PAM. Suhu ini biasanya lebih tinggi dari 26,6 derajat Celsius. Namun, ada kemungkinan amuba hidup di air dengan suhu di bawah 26,6 derajat Celsius.
Baca: Gejala Infeksi Amuba Pemakan Otak dari Sakit kepala hingga Mual
Infeksi Naegleria fowleri di tubuh manusia
Naegleria fowleri menginfeksi manusia ketika air yang mengandung amuba masuk ke tubuh melalui hidung. Biasanya rentan dialami saat orang berenang, menyelam di danau atau sungai. Amuba berjalan dari hidung ke otak. Amuba menghancurkan jaringan otak dan menyebabkan infeksi yang merusak atau PAM yang hampir selalu berakibat fatal.
Infeksi Naegleria fowleri juga terjadi ketika orang menggunakan air keran yang terkontaminasi untuk membersihkan hidung. Dalam kasus yang sangat jarang misalnya, orang terinfeksi Naegleria fowleri dari air rekreasi yang tidak cukup klorin. Contohnya, kolam renang, tempat bermain air.
Belum ada bukti Naegleria fowleri bisa menyebar melalui uap air atau tetesan aerosol. Misalnya, seperti kabut pancuran atau uap dari alat pelembap udara.
Gejala infeksi
Menurut CDC, gejala primary amebic meningoencephalitis (PAM) muncul dalam satu hingga 12 hari setelah infeksi. Mula gejalanya mirip meningitis, seperti demam, mual, dan sakit kepala. Setelah itu leher terasa kaku, kejang, halusinasi, hingga koma. Menurut Badan Kesehatan Amerika Serikat, infeksi penyakit ini menyebar cepat, rata-rata menyebabkan kematian dalam kurun waktu lima hari.
Jika infeksi sudah berlanjut di otak tingkat kematian mencapai 97 persen. Hanya empat orang yang selamat dari 154 orang yang diketahui terinfeksi di Amerika Serikat dari tahun 1962 hingga 2021.
Baca: Infeksi Amuba Pemakan Otak, Korsel Laporkan Kasus Pertama
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.