Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Persalinan Normal vs Operasi Caesar, Mana Paling Minim Risiko?

image-gnews
Ilustrasi melahirkan. Freepik.com/
Ilustrasi melahirkan. Freepik.com/
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak ibu hamil yang ingin melakukan persalinan normal, namun ada pula yang ingin melahirkan dengan prosedur operasi Caesar. Bagaimanakah perbandingan keduanya?

Seorang dokter umum di Rumah Sakit Hermina, Dr. Sheshy Shyntia Dewi menjelaskan, persalinan Caesar (c-section) dilakukan ketika ada risiko kesehatan yang menyerang ibu hamil.

Baca : Bolehkah Ibu Hamil Melahirkan Normal Setelah Operasi Caesar

Di lain sisi, persalinan normal dapat dilakukan oleh siapa pun asalkan tidak memiliki riwayat penyakit yang membahayakan. 

Perbandingan risiko

Sheshy mengungkapkan, jika dibandingkan dengan melahirkan secara Caesar, melahirkan normal lebih minim risiko. Hal ini disebabkan karena Caesar adalah suatu bentuk operasi yang perlu membuka dan menutup perut sang ibu, sehingga risiko adanya cedera maupun penyakit pasca melahirkan meningkat.

“Lahir normal tidak ada batasan, kalau caesar ada batasannya, karena caesar adalah sebuah tindakan operasi, yang mana dia akan memiliki resiko dan komplikasi yang lebih besar untuk ibu dan bayi,” ujar Sheshy kepada Tempo, pada Senin lalu.

Selain itu, menurut Sheshy melahirkan secara normal tidak ada batasannya, berbeda dengan Caesar. Oleh karena Caesar adalah tindakan operasi, maka perawatan di rumah sakit pun bisa lebih lama daripada melahirkan normal. 

Jika ibu yang melahirkan secara normal hanya perlu rawat inap 1 sampai 2 hari, pada kasus persalinan Caesar butuh perawatan hingga 3 sampai 4 hari, tergantung proses pemulihan sang ibu. Sehabis pulang ke rumah pun ibu dengan jahitan caesar masih dibatasi dalam beraktivitas, setidaknya 6 minggu setelahnya. 

Efek yang ditimbulkan 

Pada setiap kehamilan, menurut Sheshy, pasti terjadi perubahan pada tubuh sang ibu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Sejak kehamilan pasti ada perubahan fisik, karena BB (berat badan) meningkat dan hormon juga akan berubah,” katanya.

Di samping itu, risiko kesehatan bagi bayi dengan persalinan normal juga ternyata lebih sedikit disbanding Caesar. Menurut Sheshy, penyakit yang timbul karena melahirkan normal di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Ambeien atau hemoroid, merupakan penyakit yang timbul akibat terlalu kuat mengejan, sehingga vena pada rektum dan anus mengalami pembengkakan.
  • Turun berok atau hernia, yakni ketika organ dalam tubuh menonjol lewat celah otot karena jaringan ikat pada perut melemah.  
  • Penyakit otot jantung atau kardiomiopati peripartum, yaitu penyakit yang berakibat turunnya aliran darah karena ruang jantung yang membesar. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuh.
  • Inkontinensia urine, yakni urine yang keluar secara tidak disengaja, terlebih saat tubuh mengalami tekanan seperti ketika batuk, tertawa, maupun mengejan.

Sedangkan persalinan Caesar meningkatkan risiko terjangkitnya penyakit-penyakit di bawah ini.

  • Terjadinya infeksi pada luka sayatan atau lapisan Rahim.
  • Pendarahan berlebih atau pembekuan darah.
  • Bayi dapat sulit bernapas jika proses operasinya lama.
  • Kerusakan kandung kemih atau saluran ginjal.

Perbandingan biaya

Selain risiko, ada hal yang juga penting dipertimbangkan untuk menentukan persalinan mana yang akan dipilih, yakni soal biaya. Dilansir dari berbagai sumber, biaya persalinan normal lebih murah, yakni sekitar Rp 2 juta hingga Rp 15 juta pada tahun 2022, tergantung fasilitas kesehatan. Sedangkan untuk persalinan Caesar bisa dua kali lipat dibanding persalinan normal.

Tentunya harga tersebut tidak termasuk asuransi kesehatan, mungkin jika sang ibu memiliki asuransi biaya persalinan akan lebih murah.

Lebih jauh, persalinan normal maupun operasi Caesar memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk menentukan proses mana yang harus dilalui sang ibu, tentu menjaga pola kesehatan saat hamil dan rutin berkonsultasi dengan tenaga medis sangat diperlukan, agar bisa segera mempersiapkan akan melahirkan normal atau caesar.

PUTRI SAFIRA PITALOKA
Baca juga : Hikayat Operasi Caesar, Mengapa Ibu Hamil Ingin Persalinan C Section

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

4 jam lalu

Ilustrasi ibu hamil berbaring. Freepik.com/Valuavitaly
Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.


Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

8 hari lalu

Ilustrasi perawatan ibu hamil. Shutterstock.com
Risiko Kehamilan setelah Usia 35 Tahun dan Perawatannya

Seiring bertambahnya usia, risiko komplikasi terkait kehamilan mungkin meningkat, terutama pada yang berumur di atas 35 tahun.


Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

9 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui


Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

13 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Mudik Lebaran, Ibu Hamil Perlu Periksa USG Dulu dan Bawa Camilan Berprotein

Ibu hamil disarankan melakukan pemeriksaan melalui USG hingga membawa camilan berprotein tinggi untuk perjalanan mudik Lebaran.


Bolehkah Ibu Hamil Mudik Naik Motor? Ketahui Risikonya

14 hari lalu

Bolehkah ibu hamil mudik naik motor? Meskipun lebih efisien dalam hal waktu, sebaiknya jangan lakukan hal ini karena risikonya cukup besar. Foto: Canva
Bolehkah Ibu Hamil Mudik Naik Motor? Ketahui Risikonya

Bolehkah ibu hamil mudik naik motor? Meskipun lebih efisien dalam hal waktu, sebaiknya jangan lakukan hal ini karena risikonya cukup besar.


Bahaya Ibu Hamil Menahan Kencing saat Mudik Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
Bahaya Ibu Hamil Menahan Kencing saat Mudik Lebaran

Sering menahan buang air kecil selama perjalanan mudik Lebaran dapat berisiko buruk pada kesehatan ibu hamil. Apa saja dampaknya?


Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

17 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil. shutterstock.com
Saran BKKBN untuk Ibu Hamil Berumur di Atas 35 Tahun

Ibu hamil berusia 35 tahun atau lebih diimbau rutin cek kesehatan mulai dari gula darah, tekanan darah, hingga jantung karena risiko lebih tinggi.


10 Tips Mudik Lebaran Aman Bagi Ibu Hamil

18 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil mudik. Shutterstock
10 Tips Mudik Lebaran Aman Bagi Ibu Hamil

Pada mudik lebaran, ibu hamil perlu persiapan lebih untuk memastikan dirinya dan janin selamat aman dan nyaman.


Tips Mudik Lebaran bagi Ibu Hamil agar Perjalanan Aman dan Lancar

19 hari lalu

Ilustrasi pemudik dengan kendaraan pribadi. TEMPO/Subekti
Tips Mudik Lebaran bagi Ibu Hamil agar Perjalanan Aman dan Lancar

Berikut persiapan yang perlu diperhatikan ibu hamil sebelum perjalanan mudik Lebaran agar aman dan nyaman sampai di tujuan.


Tips Persiapan Mudik untuk Ibu Hamil

22 hari lalu

Ilustrasi ibu hamil berdiri di antara pepohonan. unsplash.com/Ryan Franco
Tips Persiapan Mudik untuk Ibu Hamil

Ibu hamil perlu lakukan persiapan mudik ini.