TEMPO.CO, Jakarta - Stroke termasuk kondisi yang mengancam jiwa dan butuh perhatian segera. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kondisi ini juga sering disebut sebagai serangan otak dan dapat terjadi ketika sesuatu menghalangi pasokan darah ke bagian otak atau ketika pembuluh darah di otak pecah.
Jika selamat dari stroke, ada kemungkinan besar otak tersebut mengalami kerusakan yang pada akhirnya mengakibatkan kecacatan dan kematian pada jangka panjang sehingga penting untuk memahami risiko stroke.
Yang berisiko stroke
Menurut Mayo Clinic, orang berusia 55 tahun ke atas, yang memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, pemilik riwayat keluarga stroke, serangan jantung, atau serangan iskemik transien, dapat berisiko lebih besar terkena stroke. Namun, selain faktor risiko tersebut, sleep apnea yang parah juga dapat meningkatkan risiko serangan stroke. Sleep apnea sangat umum terjadi, biasanya pada lebih banyak pria daripada wanita, sekitar 2-3 pria banding satu wanita.
Sleep apnea picu stroke
Melansir dari Times of India, sleep apnea adalah gangguan tidur yang serius di mana pernapasan berulang kali berhenti dan mulai tiba-tiba disertai dengkuran yang keras. Namun, laporan terbaru menunjukkan adanya kemungkinan hubungan antara sleep apnea dan stroke. Menurut Organisasi Sleep Apnea, gangguan tidur ini terjadi pada hingga 70 persen pasien setelah mengalami stroke. Selain itu, telah dilaporkan gangguan pernapasan saat tidur ini pun bisa jadi pemicu stroke.
Sayangnya, sekitar 85 persen penderita sleep apnea tidak sadar mengidapnya sehingga menjadi ancaman bagi otak. Inilah alasan para ahli percaya sleep apnea menjadi faktor risiko stroke sehingga gangguan tidur yang satu ini tidak bisa diremehkan karena dapat memicu serangan jantung yang menyebabkan kematian mendadak.
Gejala sleep apnea bisa dialami oleh berbagai usia dan kondisi ini sering kali tidak disadari oleh pengidapnya. Namun, kondisi ini bisa dikendalikan apabila diketahui sejak dini. Berikut sebagian gejalanya.
-Mendengkur keras
-Ada satu momen di mana Anda berhenti bernapas saat tidur.
-Terengah-engah saat tidur.
-Bangun dengan mulut kering.
-Sakit kepala di pagi hari.
-Sulit tidur
-Insomnia
-Kantuk berlebihan di siang hari, hipersomnia.
-Sulit memperhatikan saat terjaga.
-Mudah marah
Tanda-tanda stroke yang membutuhkan tindakan segera
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tersumbat yang kemudian mempengaruhi bagian tubuh lain. Beberapa tandanya sebagai berikut:
-Masalah dengan ucapan dan pemahaman.
-Kelumpuhan atau mati rasa di wajah, lengan, atau kaki.
-Masalah penglihatan
-Sakit kepala
-Kesulitan berjalan
Cara mengurangi risiko stroke
Sangat penting untuk mengetahui faktor risiko. Jika memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atau kondisi lain sebelumnya, yang terbaik adalah mengelola dan mengaturnya. Mempertahankan berat badan sehat adalah kuncinya dan mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran dapat membantu mencapai kesehatan yang baik.
Selain itu, berolahraga secara teratur dan menghentikan kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat memainkan peran penting dalam mengekang risiko stroke. Namun, yang paling penting jika didiagnosis sleep apnea maka harus segera diobati. Pengobatan untuk sleep apnea dilakukan berdasarkan kondisi dan tingkat keparahan. Untuk gangguan sleep apnea ringan, penanganan yang dianjurkan adalah dengan mengubah gaya hidup.