Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memakai Headphone atau Earbud Teralu Lama dapat Memicu Gangguan Pendengaran, Ini Sebabnya

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi Headphone Nirkabel (pexels.com)
Ilustrasi Headphone Nirkabel (pexels.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi Covid-19, karena rapat online, video call dengan teman dan keluarga, atau menonton film, banyak orang menjadi terpaku pada headphone ataupun earbud selama berjam-jam. 

Baca : Suka Dengar Musik yang Keras, Awas Kehilangan Pendengaran

Kini, meski masa WFH telah berakhir, bahkan PPKM disetop, headphone tetap menjadi bagian penting dari hidup banyak orang dan hal dapat berisiko pada kesehatan. Mengapa demikian? berikut penjelasannya dikutip dari Times of India beberapa waktu lalu.

Gangguan Pendengaran

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Global Health pertengahan bulan ini, menyebutkan lebih dari satu 1 miliar anak muda berpotensi mengalami gangguan pendengaran karena penggunaan headphone dan earbud serta menghadiri festival musik.

Beberapa dokter mengungkapkan bahwa mereka telah melihat peningkatan jumlah pasien yang datang dengan masalah pendengaran baru-baru ini. “Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh noise telah lama menjadi sorotan. Belakangan, semakin banyak orang yang datang dengan keluhan masalah pendengaran akibat terlalu sering menggunakan headphone. Ini menyebabkan kerusakan permanen pada saraf mereka,” tutur Dr KK Handa, Ahli THT dan Bedah Kepala Leher serta Kepala Rumah Sakit Medanta.

“Masalah terbesar adalah mereka terus-menerus mendengarkan musik dengan volume tinggi dan biasanya jika seseorang mendengarkan musik keras tanpa headphone, Anda mungkin akan meminta kepada mereka untuk mengurangi volume tetapi ketika seseorang mendengarkannya secara pribadi, mereka tidak melakukannya. Mereka tidak menyadarinya,” kata Dr Rajeev Puri, Konsultan Senior di Departemen Bedah Kepala dan Leher THT Rumah Sakit Indraprastha Apollo. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dokter menyarankan agar seseorang tidak menggunakan headphone untuk jangka waktu yang lama. “Batasi waktu penggunaan, pertahankan volume rendah dan istirahat. Jika diharuskan menggunakan headphone selama lebih dari empat atau lima jam, gunakan volume serendah mungkin dan alihkan ke mode speaker jika memungkinkan,” saran Dr KK Handa. 

“Jika tuntutan pekerjaan mengharuskan Anda untuk menggunakannya, maka Anda harus istirahatkan telinga setiap 45 menit atau satu jam selama 10-15 menit. Jika itu juga tidak memungkinkan, lakukan ini untuk satu telinga dan kemudian untuk telinga berikutnya. Secara umum, headphone lebih baik daripada earphone,” kata Dr Suven Kalra, Konsultan THT dari Max Super Speciality Hospital.

HATTA MUARABAGJA

Baca juga : Kebijakan PPKM Dihentikan Masker dan Pedulilindungi Kini Hanya Anjuran

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dokter THT Sebut 2 Jenis Tinnitus dan Bedanya

28 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan gangguan telinga. shutterstock.com
Dokter THT Sebut 2 Jenis Tinnitus dan Bedanya

Dokter THT menjelaskan dua jenis tinnitus atau telinga berdenging, yakni objektif dan subjektif. Cek bedanya.


Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

40 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai melayat ke kediaman ekonom Faisal Basri di kawasan Gudang Peluru, Jakarta Selatan, pada Kamis, 5 September 2024. Faisal meninggal di usia 65 tahun diduga karena serangan jantung. Tempo/Adil Al Hasan
Datang Melayat, Luhut Kenang Faisal Basri Beri Masukan Berharga soal Desain PPKM hingga Kritik Hilirisasi Nikel

Menteri Luhut Pandjaitan mengaku berduka atas wafatnya ekonom Faisal Basri pada hari ini. Apa saja kritik Faisal yang diingat Luhut?


Gangguan Pendengaran yang Dialami Banyak Anak SD dan Dampaknya

48 hari lalu

Ilustrasi periksa telinga. Shutterstock
Gangguan Pendengaran yang Dialami Banyak Anak SD dan Dampaknya

Dokter THT menyarankan anak-anak menjalani skrining pendengaran sejak kelas 1 SD demi mendeteksi dini risiko gangguan pendengaran.


Mengenal Hiperakusis, Selalu Terganggu Suara Sehari-hari

49 hari lalu

Ilustrasi wanita menutup telinga. Freepik.com/Jcomp
Mengenal Hiperakusis, Selalu Terganggu Suara Sehari-hari

Meski tak terlalu banyak diketahui, sebenarnya hiperakusis sama umumnya dengan kehilangan pendengaran. Siapa saja yang rentan mengalami?


Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

58 hari lalu

Ilustrasi Pekerjaan Konstruksi
Tak Hanya Gangguan Pendengaran, Bekerja di Lingkungan Bising Juga Berisiko Hipertensi

Pakar mendapati pekerjaan dengan suasana berisik menambah risiko hipertensi selain gangguan pendengaran.


Anak Sering Batuk Pilek, Waspadai Risiko Gangguan Pendengaran

24 Juli 2024

Ilustrasi anak sakit flu/pilek. Shutterstock.com
Anak Sering Batuk Pilek, Waspadai Risiko Gangguan Pendengaran

Spesialis THT mengingatkan anak yang sering batuk pilek bisa terkena risiko gangguan pendengaran. Pahami faktor risikonya.


Keunikan Headphone Suunto, Audio Menjalar ke Telinga Lewat Konduksi Tulang

23 Juli 2024

Ilustrasi Headphone Suunto (Dok. Suunto.com)
Keunikan Headphone Suunto, Audio Menjalar ke Telinga Lewat Konduksi Tulang

Alat dengar ini beroperasi dengan metode transduser untuk mengubah data audio menjadi getaran yang berjalan di sepanjang struktur tulang pengguna ke koklea.


PPKM Darurat 3 Tahun Lalu: Masih Ingat Pembatasan Ketat dan Aturan Makan dan Minum di Restoran?

5 Juli 2024

Suasana salah satu restoran di sebuah pusat perbelanjaan di Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 24 Agustus 2021. Pada PPKM Level 3 di Jabodetabek, pemerintah masih menerapkan pembatasan kapasitas dan waktu layanan makan di tempat. ANTARA/Arif Firmansyah
PPKM Darurat 3 Tahun Lalu: Masih Ingat Pembatasan Ketat dan Aturan Makan dan Minum di Restoran?

Pemerintah memutuskan untuk menerapkan PPKM Darurat di Wilayah Jawa dan Bali mulai 3 Juli 2021. Masih ingat pembatasan dan aturannya?


Kilas Balik PPKM Darurat Jawa-Bali 3 Tahun Lalu yang Mampu Ubah Pola Hidup Masyarakat

4 Juli 2024

Petugas Satpol PP melakukan razia masker di depan Stasiun Klender, Jakarta, Selasa, 10 Mei 2022. Pemerintah memastikan akan terus memperpanjang masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) se-Indonesia hingga waktu yang belum ditentukan. Untuk PPKM Jawa-Bali diperpanjang hingga 23 Mei 2022. TEMPO/Muhammad Hidayat
Kilas Balik PPKM Darurat Jawa-Bali 3 Tahun Lalu yang Mampu Ubah Pola Hidup Masyarakat

Pandemi COVID-19 telah mengubah pola hidup masyarakat secara signifikan. Penerapan PPKM di Jawa dan Bali pun diberlakukan mulai 3 Juli 2021.


Gejala Tumor Otak yang Kerap Diabaikan

8 Juni 2024

Ilustrasi otak. medicalnews.com
Gejala Tumor Otak yang Kerap Diabaikan

Menyambut Hari Tumor Otak Sedunia pada 8 Juni, kenali gejala tumor otak berikut yang sering diabaikan.