TEMPO.CO, Jakarta - Kita sering kali melupakan sesuatu yang belum lama terjadi. Hal sederhana seperti menu makan siang kadang tidak dapat kita ingat kembali ketika memikirkannya pada malam hari. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan dimensia. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada kemampuan mengingat kita, tetapi juga kemampuan bersosialisasi.
Spesialis saraf dr. Ruth Mariva Sp.S menyebutkan ada 10 tanda peringatan awal munculnya demensia pada lansia, yakni sering lupa hal baru, kesulitan melakukan aktivitas keseharian, sulit berbahasa, suasana hati dan perilaku cepat berubah, kesulitan berpikir.
"Selanjutnya disorientasi waktu dan tempat, sering tersesat di lingkungannya, salah meletakkan barang, kemampuan penilaian menurun, perubahan kepribadian, dan kehilangan inisiatif," kat dia.
Baca: Pesan Dokter Buat Keluarga Pasien Demensia
Ia mengatakan, demensia terbagi tiga stadium dan membutuhkan waktu 5-7 tahun untuk mengalami stadium berat. "Butuh waktu 5 sampai 7 tahun untuk stadium akhir, jadi untuk sehat alangkah baiknya berupaya mencegah dengan berpikir positif, menjaga kesehatan dan pola hidup, daripada mengobati," ujarnya.
Seperti dilansir healthline.com, demensia sesungguhnya bukan merupakan sebuah penyakit khusus, tetapi sebuah penurunan fungsi kognitif. Kondisi ini ditandai dengan menurunnya beberapa fungsi otak, seperti mengingat, berpikir, bahasa, rasionalitas, dan perilaku.
Demensia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau cedera. Kondisi ini dapat berkisar dari ringan hingga berat. Beberapa jenis demensia bersifat progresif, yaitu menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Paling parah, dimensia dapat menyebabkan perubahan kepribadian.
Pada tahap awal, demensia dapat menimbulkan gejala, seperti kesulitan beradaptasi dengan kondisi baru. Orang dengan gejala demensia mungkin mengingat peristiwa yang terjadi beberapa tahun lampau. Namun, dia melupakan peristiwa yang terjadi beberapa jam sebelumnya.
Orang dengan gejala demensia juga sulit untuk mengartikulasikan kata-kata secara verbal. Hal ini disebabkan dia memiliki kendala dalam mengingat kosakata yang harus dia gunakan untuk menyampaikan sebuah pesan. Karena sulit mengingat kata-kata yang pernah diucapkannya, dia biasanya mengucapkan sesuatu secara berulang-ulang.
Demensia dapat diobati dengan beberapa obat-obatan seperti penghambat kolinesterase, memantine, dan aducanumab. Selain itu, demensia juga dapat disembuhkan melalui terapi nonobat, seperti mengondisikan lingkungan supaya tidak terlalu bising dan mengelola aktivitas sehatri-hari menjadi tugas yang dapat dikelola secara terjadwal.
HAN REVANDA PUTRA I YAYUK WIDYARTI
Baca juga: Gejala Demensia yang Perlu Dideteksi Sejak Dini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.