Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Status Penyebaran Penyakit, Kapan Suatu Wabah Disebut Pandemi?

image-gnews
Warga beraktivitas pada Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 20 November 2022. Kasus Covid-19 akhir-akhir ini menunjukkan kenaikan, khususnya di Jawa dan Bali maka PPKM Level 1 diperpanjang. TEMPO/M Taufan Rengganis
Warga beraktivitas pada Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, Minggu, 20 November 2022. Kasus Covid-19 akhir-akhir ini menunjukkan kenaikan, khususnya di Jawa dan Bali maka PPKM Level 1 diperpanjang. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Seiring perkembangan penyebaran penyakit, definisi menyangkut kesehatan orang banyak bisa berubah, termasuk pandemi Covid-19. Perbedaan istilah itu menandakan skala dari penyebaran penyakit tersebut. Ada pandemi, endemi, epidemi dan wabah. 

Misalnya terkait virus Covid-19, awalnya WHO memutuskannya sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 lalu.

Baca : Setelah Airlangga Hartarto Sebut Indonesia-masuki-fase-endemi-apa-bedanya-dengan-pandemi-covid-19

Namun, WHO mengumumkan pernyataan baru bahwa covid-19 disebut sebagai penyakit endemi. Sebab, sejak penularannya yang memasuki tahun kedua tak kunjung mereda, sehingga WHO menyebutkan bahwa penyakit ini akan terus ada dan tidak sepenuhnya hilang.

Lantas bagaimana suatu wabah disebut sebagai pandemi?

Seperti diketahui, istilah pandemi berasal dari Bahasa Yunani, “pan” yang berarti “semua” dan “demos” yang berarti “rakyat”. Singkatnya sebuah epidemi atau wabah global yang terjadi pada waktu yang sama dalam daerah sangat luas. Dalam pengertian yang paling klasik, ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah di dunia, itu telah dianggap sebagai pandemi.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, kriteria suatu wabah dinyatakan sebagai pandemi, adalah terdapat penyakit baru yang muncul pada suatu populasi, kemudian menyebabkan penyakit serius pada manusia, dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya.

Mengutip Columbia Public Health, dinyatakan sebagai pandemi pula, virus tidak ada hubungannya dengan virologi, kekebalan populasi, atau keparahan penyakit. Artinya, virus mencakup wilayah yang luas, mempengaruhi beberapa negara dan populasi. Beberapa ahli epidemiologi juga mengklasifikasikan sebuah situasi pandemi hanya apabila penyakit itu berkembang di beberapa wilayah yang baru terdampak melalui penularan setempat.

Eskalasi Epidemi menjadi Pandemi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip Physiopedia, WHO akan mendeklarasikan Pandemi ketika suatu penyakit telah menunjukkan pertumbuhan eksponensial. Di mana tingkat pertumbuhan meningkat secara dramatis, setiap hari menunjukkan lebih banyak kasus daripada hari sebelumnya. 

Tahapan Pandemi

WHO telah mengidentifikasi enam fase yang diikuti sebelum menyatakan pandemi . Fase 1 mewakili risiko rendah dan fase 6 adalah pandemi yang meluas, Anda dapat melihat fase-fase di bawah ini:

  • Fase 1 - virus terlihat pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia
  • Fase 2 - virus hewan yang diketahui telah menyebabkan infeksi pada manusia
  • Fase 3 - kejadian kasus yang tersebar atau terisolasi atau kelompok kecil penyakit yang terjadi pada manusia; kemungkinan kasus penularan dari manusia ke manusia tetapi tidak pada tingkat yang menyebabkan wabah tingkat komunitas
  • Fase 4 - penularan dari manusia ke manusia pada tingkat yang menyebabkan wabah di masyarakat
  • Fase 5 - penyebaran penyakit antar manusia kini terbukti di lebih dari satu negara
  • Fase 6 - wabah di tingkat komunitas setidaknya terjadi di satu negara tambahan selain yang terlihat pada fase 5.

Setelah Fase 6 tercapai, persiapan kemudian dibuat untuk pandemi global. Setiap fase memiliki daftar tindakan yang perlu diikuti untuk memfasilitasi transparansi dan pendidikan organisasi kesehatan dan anggota masyarakat. 

KAKAK INDRA PURNAMA

Lihat juga : Rencana Pencabutan PPKM: Waspdai Penularan dari Luar Negeri

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

6 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

7 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

9 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

10 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

11 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

13 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

29 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

29 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

29 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

30 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.