Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kerap Dialami Pensiunan, Apa itu Post Power Syndrome?

image-gnews
ilustrasi lansia (pixabay.com)
ilustrasi lansia (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak sedikit orang yang baru saja kehilangan atau berhenti dari suatu pekerjaan mengalami post power syndrome atau sindrom pascakekuasaan. Umumnya, kondisi ini dialami oleh orang-orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan yang diikuti oleh menurunkan harga diri. Lantas, bagaimana sindrom ini terjadi? 

Melansir rsjd-surakarta.jatengprov.go.id, makna ’power’ dalam  istilah post power syndrome bukan merujuk pada arti sebenarnya yaitu kekuasaan atau pekerjaan. Namun, ‘power’ dalam post-power syndrome memiliki kondisi ketika seseorang sebelumnya memiliki banyak kegiatan atau aktif tetapi mendadak hilang. Bagi penderita post-power syndrome, menganggur atau tidak melakukan kegiatan apapun setelah sebelumnya mengalami aktivitas yang padat melahirkan rasa ketidaknyamanan sendiri. 

Perubahan yang tidak bisa dia terima itu adalah perubahan yang berkaitan dengan hilangnya aktivitas, hilangnya kekuasaan, hilangnya harta, dan sebagainya. Jika dibiarkan berlarut, penderita post power syndrome akan mengalami gangguan kesehatan, baik fisik maupun psikis.

Baca: Mengenal Post Power Syndrome dan Cara Mengatasinya

Gejala Post Power Syndrome

Dilansir dppkbpmd.bantulkab.go.id, gejala-gejala yang menjadi tanda seseorang mengalami post-power syndrome yaitu kurang bergairah dalam menjalankan aktivitas, mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, tidak suka mendengarkan pendapat orang lain, mengkritik atau mencela pendapat orang lain serta senang membicarakan dan membanggakan kehebatan/pencapaian di masa lalu. 

Dilansir ui.ac.id, Seiring waktu, sindrom ini akan menimbulkan gejala-gejala psikologis lainnnya. Para penderitanya bisa merasa depresi, tidak berguna lagi, dan menjadi pemarah. Selain itu, penyakit-penyakit seperti vertigo dan penyakit lainnya juga dapat kambuh dan muncul.

Sebagian besar penderita post power syndrome adalah pensiunan. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya post power syndrome, setiap orang wajib untuk mempersiapkan diri mengenai kehidupan saat pensiun. Persiapan ini idealnya dilakukan saat rentang usia 25-45 tahun.  

Penderita post power syndrome biasanya akan menunjukkan emosi yang negatif. Walaupun demikian, sebaiknya penderita tidak dijauhi atau dihindari. Para penderita ini perlu dibantu untuk beradaptasi dan menerima kondisinya, salah satunya dengan menyibukkan diri dengan hal baru.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca juga: Tak Mudah Mengatasi Post Power Syndrome, Tapi Bisa Lakukan 4 Tips Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

7 jam lalu

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah? Foto: Canva
10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

1 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

2 hari lalu

Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com
Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

8 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

9 hari lalu

Ilustrasi wawancara kerja. shutterstock.com
Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Berikut saran buat yang sedang mempersiapkan diri untuk membangun karir di perusahaan terbaik, baik domestik maupun internasional.


Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

13 hari lalu

Ilustrasi bos dan karyawan. Foto: Freepik.com
Sinyal Bos Jatuh Hati pada Karyawan, Tak Cuma Bahas Pekerjaan

Bos jatuh hati pada bawahannya namun tak menunjukkannya dengan terang-terangan dengan alasan profesionalisme. Cek tanda berikut.


Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

13 hari lalu

Ilustrasi lansia traveling. Freepik.com/Rawpixel.com
Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.


Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

20 hari lalu

Ilustrasi perempuan alami social burnout. Foto: Freepik.com/Jcomp
Perempuan Lebih Rentan Terserang Burnout, Berikut Saran Psikoterapis

Perempuan disebut lebih rentan terserang burnout. Psikoterapis membagi tips untuk meredakannya.


Agen Pekerjaan ACB Cottbus GmbH Bantah Terlibat Program Ferienjob

20 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Agen Pekerjaan ACB Cottbus GmbH Bantah Terlibat Program Ferienjob

Direktur Pelaksana Agen Pekerjaan ACB Cottbus GmbH, Ralf Peter Stimmer, mengatakan tak ada hubungannya dengan Ferienjob mahasiswa Indonesia.