TEMPO.CO, Jakarta - Tantrum merupakan ledakan emosi yang umum terjadi pada anak-anak. Ini terjadi ketika anak kesulitan mengontrol dan mengekspresikan emosinya.
Namun, ternyata orang dewasa juga bisa mengalami tantrum. Pada orang dewasa, tantrum melibatkan pergolakan frustasi dan kemarahan. Dalam beberapa kasus, ledakan amarah mungkin berhubungan dengan kondisi mental, seperti gangguan kepribadian dan depresi.
Jenis-Jenis Tantrum pada Orang Dewasa
Baca juga:
Merujuk Psych Central, orang dewasa memiliki beberapa variasi tantrum. Jenis tantrum biasanya tergantung pada situasi yang sedang dialami.
1. Diam
Orang dewasa dapat mengamuk dalam diam atau tanpa berbicara secara lisan. Mereka akan menginjak-nginjak sesuatu, mondar-mandir, atau menghalang-halangi jalan orang yang membuatnya marah.
Orang yang tantrum dalam diam juga enggan berbicara dan mendengarkan orang lain. Tantrum diam berpotensi memicu perilaku agresifitas.
2. Mengoceh
Tantrum mengoceh bisa mencakup omelan, membentak, dan menghina orang lain. Tantrum jenis ini dapat disertai perilaku melempar atau membanting barang. Mereka juga tak segan mengancam dan melakukan kekerasan fisik.
3. Rengekan dan erangan
Orang dewasa bisa mengalami tantrum dalam bentuk tangisan marah, erangan, dan gertakan. Mereka mungkin terengah-engah, menjerit, menghina atau memaki.
Pemicu Tantrum pada Orang Dewasa
Mengutip Healthline, tantrum pada orang dewasa dapat dipicu berbagai faktor. Beberapa di antaranya mencakup:
1. Kesulitan mengelola emosi
Ketidakmampuan mengatur emosi membuat orang dewasa lebih rentan mengalami tantrum. Karena orang yang tidak mampu menekan emosinya mudah mengalami ledakan amarah.
2. Depresi
Depresi membuat penderitanya mengalami kesedihan ekstrim, suasana hati yang buruk, dan perasaan putus asa. Depresi juga memicu iritabilitas dan kemarahan yang tidak biasa.
Ledakan amarah terkait depresi dapat mencakup kemarahan ekstrem terhadap pemicu-pemicu kecil, mengalami ledakan amarah ketika terjadi kesalahan, serta sangat kesulitan mengelola ledakan kemarahan yang dialami.
3. Gangguan Eksplosif Intermiten (IED)
Mereka yang mengalami IED dapat mengalami tantrum. Karena IED melibatkan ledakan amarah dan agresifitas berulang pada penderita.
Orang dengan IED mungkin kehilangan kesabaran saat mengemudi dan berteriak pada orang lain. Mereka juga dapat melempar barang dan memukul-mukul dinding.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: