TEMPO.CO, Jakarta - Melakukan cek kesehatan secara rutin sangat dianjurkan, salah satunya melalui tes darah. Hasil tes darah merupakan salah satu cara paling akurat untuk mengetahui kondisi biologis seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sejumlah anjuran sebelum melakukan tes darah, salah satunya dengan berpuasa. Berikut penjelasannya dikutip dari Times of India.
Kepala Lab Klinik Departemen Mikrobiologi Rumah Sakit Amrita India, Dr Anubhav Pandey, mengatakan meskipun puasa sangat penting untuk tes darah, itu juga tergantung pada jenis tes yang akan dilakukan. “Persyaratan untuk setiap tes itu unik dan sepenuhnya tergantung pada jenis tes darah yang dilakukan. Misalnya, untuk menguji glukosa darah puasa dan fungsi hati, sampel harus diberikan dalam keadaan puasa,” ujarnya.
Baca: Peniliti Temukan Tes Darah Baru yang Bisa Mendeteksi Alzheimer
Sementara itu, Dr. Dilip Gude, Dokter Konsultan Senior Rumah Sakit Yashoda Hyderabad mengatakan beberapa tes seperti gula darah puasa, profil Lipid, GGT (Gamma glutamyl Transferase), profil besi dan lainnya serta endoskopi gastro atas perlu dilakukan dalam keadaan puasa. “Meskipun tidak wajib, beberapa tes lain seperti LFT (Tes fungsi hati), elektrolit serum, kreatinin serum, vitamin B12 juga dianjurkan untuk puasa sebelum menjalaninya," katanya.
Puasa 8-12 jam cukup wajar
Para ahli mengatakan puasa antara 8-12 jam sudah cukup baik. Untuk Glukosa, puasa 10-12 jam, dan 12-14 jam, untuk profil Lipid (Kolesterol) diperlukan, kata Dr Nigam. Jika mengonsumsi makanan tinggi lemak pada 8-12 jam sebelumnya, Dr Pandey menyarankan untuk melakukan tes di hari lain.
Bagaimana puasa tidak mempengaruhi laporan tes darah?
Ketika ada asupan makanan dalam 8-12 jam sebelumnya, ada proses biokimia yang sedang berlangsung yang dapat menyebabkan interpretasi yang salah dari kadarnya dalam darah. Analit seperti Trigliserida dan Kolesterol LDL dapat meningkat setelah makan makanan tinggi lemak dalam 72 jam sebelum pengambilan sampel dan dapat menyebabkan salah interpretasi klinis," jelas Dr Pandey.
"Selama endoskopi, jika pasien tidak berpuasa bisa jadi ada partikel makanan yang menghalangi pandangan jelas dari perut dan kerongkongan," jelas Dr Gude
Bolehkah minum teh atau kopi sebelum tes darah?
Tidak boleh. "Diuresis setelah konsumsi kopi dan teh dapat menyebabkan dehidrasi dan beberapa upaya mungkin diperlukan untuk menemukan vena yang cocok, membuat proses pengambilan darah menjadi menyakitkan," ujar Dr Pandey
Apakah jam tidur dihitung saat tes darah dilakukan pagi-pagi?
"Biasanya sekitar 6 setengah sampai 7 jam waktu untuk tidur direkomendasikan. Kecemasan yang meningkat, insomnia, minum alkohol, merokok, mengunyah permen karet, olahraga berat, dan lain-lain harus dihindari sebelum tes darah karena dapat mempengaruhi keakuratan hasil tes," kata Dr Gude.
"Tes tertentu seperti kadar kortisol mungkin meningkat karena stres dan kurang tidur," kata Dr Pandey.
Dr Nigam mengatakan kurang tidur dapat mengubah laporan pasien diabetes. "Kuantitas tidur terkadang dapat memberikan laporan yang berubah dalam kasus pasien diabetes yang menjalani pengobatan rutin," katanya.
Apakah buang air besar juga perlu?
Tidak. Tidak perlu sama sekali, karena laporan darah tidak dipengaruhi oleh perut kosong tetapi berhubungan langsung dengan perut kosong.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: Kata Pakar tentang Rutin Periksa Darah Bisa Cegah Kanker
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.