Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Stadium Demam Berdarah Dengue

Reporter

image-gnews
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Rabu, 11 Maret 2020. Kementerian Kesehatan mencatat jumlah kasus DBD di Indonesia telah menelan 100 korban meninggal dari total 16.099 kasus dalam periode Januari sampai dengan awal Maret 2020. ANTARA/Syifa Yulinnas
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Nita Dewanti mengimbau orang tua mewaspadai tanda fase preshock pada anak penderita demam berdarah dengue (DBD) yang menjadi awal masuknya stadium lanjut DBD.

"Stadium preshock atau menuju syok di mana pada stadium ini anak-anak penderita DBD akan mengalami penurunan tekanan darah, anaknya semakin lemas, atau bahkan bisa terjadi syok," ucapnya.

Ia mengatakan fase pra-syok merupakan tanda anak memasuki stadium ketiga penyakit DBD yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini. Pada kondisi ini, tekanan darah anak akan melemah dan denyut jantung juga akan lebih cepat yang disebut dengan takikardia. Jika anak masuk pada fase ini, pemberian cairan harus tercukupi, baik dari pemberian minum maupun infus, agar tidak terjadi stadium 4, yaitu staduim syok.

"Jika sudah memasuki stadium syok harus dipantau ketat karena biasanya sudah masuk ICU dan harus dipantau ketat, cairan juga harus tepat tidak boleh berlebih tidak boleh kurang," ujarnya.

Empat stadium
Nita mengatakan demam berdarah dengue terdiri dari empat stadium, diawali dengan stadium pertama, gejalanya tidak begitu berat seperti penyakit virus lain atau hanya demam saja. Namun, jika berlanjut ke stadium kedua akan muncul bintik merah sebagai tanda pendarahan di kulit.

"Bintik merah itu salah satu perdarahan di kulit, anak juga bisa mimisan dan yang paling ditakutkan adalah ada pendarahan di saluran pencernaan atau di otak," kata Nita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain DBD, penyakit yang juga sering mengintai anak adalah campak yang disebabkan virus golongan paramyxovirus. Virus ini biasanya akan menyebabkan gejala seperti demam dan lemas pada anak, lalu pada hari ketiga biasanya akan timbul ruam-ruam merah di kulit seperti bintik-bintik kecil yang disebut rash morbilliform.

Pada campak biasanya juga disertai gejala seperti pilek dan batuk. Bahkan kondisi yang lebih berat bisa menjadi bronkopneumonia atau peradangan paru-paru.

"Campak bisa terjadi sepanjang tahun dan sifatnya sangat menular. Jadi, sangat mudah sekali anak-anak tertular dari temannya, kakak atau adiknya bisa," tegasnya.

Baca juga: Apakah Seorang Bisa Terkena Demam Berdarah Lebih dari Satu Kali?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Uji Coba Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Kemenkes Gelontorkan Rp 16 Miliar

1 hari lalu

Masa dari Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia melakukan aksi unjuk rasa di depan Kementrian Kesehatan RI, Kuningan, Jakarta, Selasa, 28 November 2023. Dalam aksinya masa menolak program Kemenkes RI soal penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia yang dianggap menyebabkan Demam Berdarah Dengue dan merusak ekosistem karena belum terbukti keberhasilanya. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Uji Coba Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Kemenkes Gelontorkan Rp 16 Miliar

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelontorkan dana senilai Rp 16 miliar untuk uji coba inovasi nyamuk wolbachia.


Inovasi Turunkan Tingginya Kasus DBD lewat Nyamuk dengan Wolbachia

2 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Inovasi Turunkan Tingginya Kasus DBD lewat Nyamuk dengan Wolbachia

Kemenkes terus berupaya menekan kasus DBD Indonesia. Salah satu inovasi berupa bakteri Wolbachia yang disuntikkan ke dalam sel nyamuk Aedes aegypti.


Cara Kerja Nyamuk Wolbachia Turunkan Kasus DBD

2 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Cara Kerja Nyamuk Wolbachia Turunkan Kasus DBD

Bagaimana nyamuk Wolbachia digunakan untuk mengendalikan kasus DBD? Berikut penjelasan peneliti UGM.


Ingin Coba Operasi Sedot Lemak? Kenali Risiko dan Dampaknya

2 hari lalu

Ilustrasi sedot lemak. Istimewa
Ingin Coba Operasi Sedot Lemak? Kenali Risiko dan Dampaknya

Sedot lemak mungkin menjadi pilihan beberapa orang, namun perlu diketahui bahwa operasi ini memiliki risiko dan dampak tersendiri.


Efek Samping Aspirin, Darah Keluar dari Mulut, Hidung sampai Anus

3 hari lalu

www.modernguidetohealth.com
Efek Samping Aspirin, Darah Keluar dari Mulut, Hidung sampai Anus

Aspirin jadi andalan banyak orang untuk meredakan nyeri dan demam. Tetapi seperti pengobatan lain, aspirin juga punya efek samping serius.


Sudinkes Jakarta Barat Klaim Warga Tak Permasalahkan Nyamuk Wolbachia

3 hari lalu

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat (Jakbar), Erizon Safari saat ditemui di Jakarta pada Selasa, 21 November 2023. Foto: ANTARA/Risky Syukur
Sudinkes Jakarta Barat Klaim Warga Tak Permasalahkan Nyamuk Wolbachia

Kota Jakarta Barat menjadi satu dari lima kota yang akan dilakukan teknologi nyamuk wolbachia untuk menekan angka DBD


Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakarta Dapat Penolakan

4 hari lalu

Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia mengadakan konferensi pers menolak adanya wacana penyebaran nyamuk terinfeksi bakteri Wolbachia di Jakarta. Konferensi dilakukan di bilangan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Ahad, 26 November 2023. Foto: TEMPO/Muhammad Iqbal
Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Jakarta Dapat Penolakan

Sekelompok orang mengatasnamakan Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia menentang program nyamuk wolbachia di Jakarta


Dinkes DKI: Nyamuk Wolbachia Aman Bagi Manusia

4 hari lalu

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ngabila Salama, berpose di ruang kerja. (Foto: Antara)
Dinkes DKI: Nyamuk Wolbachia Aman Bagi Manusia

Nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia atau nyamuk wolbachia ini bisa digunakan untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD).


Cara Budi Daya Nyamuk Wolbachia, Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia

4 hari lalu

Beberapa sampel nyamuk yang akan diteliti di
Cara Budi Daya Nyamuk Wolbachia, Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia

Biasanya nyamuk Aedes aegypti tidak membawa Wolbachia, namun banyak nyamuk lainnya membawa itu. Lantas bagaimana nyamuk Wolbachia berkembang biak?


Pro Kontra Nyamuk Wolbachia, Ahli Sebut Plus dan Minusnya

5 hari lalu

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP
Pro Kontra Nyamuk Wolbachia, Ahli Sebut Plus dan Minusnya

Kebeadaan nyamuk Wolbachiat terbukti menurunkan populasi nyamuk pembawa virus DBD.