TEMPO.CO, Jakarta - Mainan lato-lato yang pernah digemari di masa lalu kini kembali populer. Namun, spesialis tumbuh kembang anak Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), tak menyarankan lato-lato dimainkan anak usia di bawah 5 tahun (balita) karena kemampuan motorik yang belum sempurna.
"Kemampuan motoriknya belum baik sehingga dia akan mudah menyebabkan dirinya kena bola, menyebabkan lebam-lebam karena saking kencang dan terlepas (bola)," ujar Ketua Bidang 3 Pengurus Pusat IDAI itu.
Menurutnya, orang tua harus mempertimbangkan sejumlah hal sebelum membolehkan anak memainkan lato-lato. Salah satunya apakah kemampuan motorik halus mereka sudah mumpuni. Kemampuan motorik halus melingkupi keterampilan fisik melibatkan gerakan yang menuntut koordinasi mata dan tangan.
Mainan lato-lato sebenarnya juga dapat melatih daerah tangan, dari lengan sampai jari-jari, dan melatih tangan bergerak. Permainan yang pernah populer pada 1960 hingga 1970-an itu juga melatih ketepatan, bagaimana anak bisa memperkirakan bola bertemu, konsentrasi, dan keseimbangan.
Sudah ada edukasi
Selain kemampuan, pertimbangan lain membolehkan anak bermain lato-lato saat sudah paham kala mendapatkan edukasi, khususnya cara bermain dengan aman dan bahayanya. Bernie menuturkan anak usia sekolah dan remaja termasuk yang dibolehkan memainkannya karena tahu bahayanya dan memiliki kemampuan untuk mengontrol, yakni motorik halus dan kasar. Mereka juga mengerti apa yang disampaikan orang tua tentang bahaya dan bagaimana cara bermain yang benar.
"Pada usia sekolah atau remaja tentunya boleh. Tetapi, ada pendampingan orang tua, jadi anak mengerti. Atau kalau belum terampil jangan terlalu kencang dulu nanti bisa mencederai diri sendiri," ujar Bernie.
Di sisi lain, orang tua perlu tetap melakukan pendampingan serta memilih bahan lato-lato agar tak membahayakan anak, seperti bukan dari bahan mudah pecah layaknya di masa lalu. Bernie mengatakan jika semakin cepat dan kuat kedua bola berbahan mudah pecah dibenturkan, maka akan menyebabkan luka.
"Dulu dibuat dari glass, kemudian diganti dengan bahan yang lebih aman. Kalau bahannya aman itu tidak apa-apa. Bagaimana bisa menyebabkan lebam? Kalau mengenai tubuh anak itu akan mudah lebam," tandasnya.
Baca juga: Sejarah Panjang Mainan Lato-lato dan Tips Aman Memainkannya