TEMPO.CO, Jakarta - Zaman dahulu orang menggunakan proses fermentasi untuk mengawetkan makanan, meningkatkan umur simpan, dan variasi rasa, merujuk National Library of Medicine. Minuman atau makanan fermentasi dibuat melalui proses mikroorganisme alami. Fermentasi selain bermanfaat untuk meningkatkan rasa dan tekstur juga mempengaruhi kandungan gizi.
Minuman dan makanan fermentasi diproduksi memanfaatkan pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri baik, ragi, dan jamur. Ada tiga jenis minuman dan makanan fermentasi yang umum. Fermentasi asam laktat digunakan untuk membuat sauerkraut, acar, kimchi, dan yoghurt.
Fermentasi alkohol digunakan untuk membuat wine, bir, dan minuman beralkohol lainnya. Fermentasi asam asetat digunakan untuk membuat cuka, bumbu, dan kombucha.
Tempe terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi. Makanan ini tinggi protein dan probiotik yang meningkatkan kesehatan tubuh. Mengutip Healthline, antioksidan dalam tempe membantu mengurangi penumpukan radikal bebas dalam tubuh.
Baca: Apa Saja Manfaat Proses Fermentasi Makanan dan Minuman?
Manfaat asupan fermentasi
1.Kesehatan pencernaan
Mengutip Healthline, probiotik yang dihasilkan selama fermentasi membantu memulihkan keseimbangan bakteri baik di usus dan meringankan masalah pencernaan. Probiotik bermanfaat mengurangi gejala sindrom iritasi usus. Konsumsi 125 gram susu fermentasi seperti yoghurt setiap hari mengurangi risiko iritasi usus, termasuk frekuensi kembung dan buang air besar.
2. Kekebalan tubuh
Bakteri yang hidup di usus berdampak terhadap sistem kekebalan tubuh. Kandungan probiotiknya yang tinggi makanan fermentasi meningkatkan sistem kekebalan dan mengurangi risiko infeksi seperti flu biasa.
Mengonsumsi makanan kaya probiotik juga membantu seseorang pulih lebih cepat saat sakit. Banyak makanan fermentasi mengandung vitamin C, zat besi, dan zinc atau seng yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
3. Makanan mudah dicerna
Fermentasi membantu memecah nutrisi dalam makanan agar mudah dicerna. Misalnya, laktosa gula alami dalam susu yang dipecah selama fermentasi menjadi gula yang lebih sederhana.
Orang yang sulit menerima laktosa biasanya akan baik-baik saja saat mengonsumsi susu fermentasi seperti kefir dan yoghurt. Fermentasi juga membantu memecah dan antinutrisi seperti fitat dan lektin dalam biji-bijian, kacang-kacangan, dan polong-polongan yang mengganggu penyerapan nutrisi. Konsumsi kacang atau polong yang difermentasi seperti tempe meningkatkan penyerapan nutrisi yang bermanfaat dan membuat lebih bergizi.
4. Berat badan
Walaupun masih memerlukan banyak penelitian lanjutan, namun riset menemukan hubungan antara jenis probiotik tertentu termasuk Lactobacillus rhamnosus dan Lactobacillus gasseri. Itu terkait berat badan dan penurunan lemak perut.
5. Kesehatan jantung
Makanan fermentasi telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung. Probiotik juga mengendalikan tekanan darah secara sederhana dan membantu menurunkan kolesterol jahat atau LDL.
Baca: 9 Makanan Fermentasi untuk Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.