TEMPO.CO, Jakarta - Orang sering berpikir trauma merupakan dampak kejadian di masa lalu. Faktanya, trauma jauh lebih kompleks dan subjektif, tergantung setiap individu yang mengalaminya. Trauma juga tidak pandang usia dan jenis kelamin.
Jika tidak diatasi dengan baik dan tepat, apalagi terus diabaikan, orang dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan mental mulai ringan hingga kronis. Psikiater lulusan Universitas Sebelas Maret, Jiemi Ardian, menjelaskan mengenai beberapa jenis trauma yang ada, gejala, juga cara mengatasi secara detail.
“Trauma adalah reaksi tubuh yang terjadi di saat ini akibat peristiwa yang terjadi di masa lalu. Jadi, bukan tentang kejadiannya saja, ini tentang reaksi tubuh yang ada saat ini," katanya.
Reaksi tubuh yang dimaksud adalah yang ingin melindungi diri secara terus-menerus atau merasa terancam, misalnya takut, cemas, tegang, atau bersiap siaga terhadap pemicu stres sehingga kita menyebutnya mudah terpicu atau sensitif. Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Siloam Bogor itu menjelaskan orang yang memiliki trauma kerap mengalami kilas balik secara mendadak.
Memori buruk yang muncul bukan sengaja diingat-ingat melainkan timbul di otak begitu saja. Berikut kategori trauma
Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
Gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderita teringat pada kejadian traumatis. Beberapa peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah perang, kecelakaan, bencana alam, dan pelecehan seksual.
Gangguan stres pascatrauma kompleks (CPTSD)
CPTSD adalah kondisi di mana pengidap mengalami beberapa gejala PTSD disertai beberapa gejala tambahan, salah satunya kesulitan mengendalikan emosi.
Gejala stres pascatrauma (PTSS)
Penderita PTSS akan sering mengalami kilas balik emosional diiringi perasaan intens seperti ketakutan, malu, sedih, atau putus asa.
Trauma mental di masa perkembangan
Developed mental trauma atau trauma pada masa perkembangan adalah hasil dari pengalaman masa kanak-kanak yang berefek hingga dewasa, seperti merasa tidak diinginkan, diabaikan, dianiaya, dilecehkan, yang telah berulang kali terjadi.
Baca juga: Dampak Anak Saksikan KDRT, Berpotensi Menjadi Pelaku saat Dewasa