Kemenkes Tetapkan KLB Campak, Bisa Sebabkan Kematian Jika Tak Ditangani Tepat

Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung
Sejumlah pelajar berpose, memperlihatkan lengannya usai mendapatkan Imunisasi Campak di sekolah dasar negeri 03 Karanganyar, Sukoharjo, Jawa Tengah, 3 Agustus 2017. Pemerintah lewat Kementerian Kesehatan secara serentak melakukan Kampanye dan pemberian imunisasi MR kepada anak usia sembilan bulan hingga 15 tahun sebagai komitmen global untuk membasmi virus campak rubella yang bisa memicu kecacatan dan kematian pada anak. Tempo/Bram Selo Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyebutkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Indonesia, hingga Desember 2022 telah dilaporkan dari 31 provinsi. Pasien yang dilaporkan hampir dari semua umur.

Disarikan dari Antara, kasus KLB campak yang dilaporkan dari daerah kepada Kemenkes berjumlah 3.341 kasus di 223 kabupaten/kota.

Penyakit campak sendiri disebabkan karena virus rubella yang dapat ditularkan melalui batuk dan bersin dari satu penderita ke orang lain.

Baca: Kemenkes Tetapkan KLB Campak, Pakar dari Unpad Ungkap Penyebabnya

Oleh karena itu virus ini dapat menyebar dengan sangat cepat di kalangan anak-anak dan remaja. Bahkan, anak-anak termasuk kelompok orang yang memiliki risiko tinggi lantaran daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa.

Disarikan dari dinkes.sarolangunkab.go.id, adapun gejala yang dialami penderita campak atau measles adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit, batuk dan pilek atau mata merah akibat peradangan.

Dalam beberapa kasus, campak dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lain seperti radang telinga (otitis media), diare, meningitis, pneumonia, bahkan radang otak (ensefalitis).

Setiap orang berisiko untuk tertular penyakit campak terutama orang yang belum divaksinasi. Bahkan orang yang telag divaksinasi tetapi belum terbentuk kekebalan masih berkemungkinan terkena campak. 

Efek yang ditimbulkan setelah tertular penyakit campak perlu menjadi perhatian. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda. Anak-anak yang terinfeksi penyakit ini akan diperparah bila kondisi gizinya kurang sehingga tidak memiliki kekebalan tubuh, dan sering terjadi komplikasi yang berakibat pada kecacatan dan kematian.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca juga: Alasan Kemenkes Tetapkan KLB Campak di Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Kondisi yang Dialami Tubuh Saat Bersin

29 menit lalu

Ilustrasi orang bersin. shutterstock.com
Kondisi yang Dialami Tubuh Saat Bersin

Bersin respons alami tubuh untuk mengeluarkan partikel asing dari saluran pernapasan


Perlukah Ganti Sikat Gigi Sehabis Sakit?

31 menit lalu

Ilustrasi sikat gigi dan pasta gigi. Foto: Pixabay.com/Bruno/Germany
Perlukah Ganti Sikat Gigi Sehabis Sakit?

Mengganti sikat gigi dianjurkan setiap tiga bulan. Bagaimana bila pengguna habis sakit?


Manfaat Jus Jeruk Nipis Jadi Minuman Sahur

12 hari lalu

Joe Biden menikmati jus jeruk nipis di Hawker Food Center jalan Adam, Singapura (The Straits Times)
Manfaat Jus Jeruk Nipis Jadi Minuman Sahur

Jus jeruk nipis memiliki sejumlah manfaat baik untuk tubuh jika dikonsumsi saat sahur ketika perut kosong.


Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

13 hari lalu

Imunisasi Campak
Kota Bogor Sebut Tidak Berstatus KLB Campak Meski Ada 143 Sampel Uji Lab Positif

Kota Bogor menerangkan deerahnya tidak dalam status kejadian luar biasa (KLB) Campak Rubella karena meskipun terdapat 143 sampel positif.


Serba-serbi Virus H3N2 yang Menjangkiti India

14 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Serba-serbi Virus H3N2 yang Menjangkiti India

Setidaknya ada 90 kasus infeksi yang terkonfirmasi dan dua di antaranya berakhir dengan kematian di India.


KLB Campak Jabar Ditemukan Paling Banyak di Bogor dan Bekasi, Bergejala Panas dan Ruam

15 hari lalu

Imunisasi Campak
KLB Campak Jabar Ditemukan Paling Banyak di Bogor dan Bekasi, Bergejala Panas dan Ruam

Kasus kejadian luar biasa atau KLB campak di Jawa Barat paling banyak ditemukan di daerah sekitar Jakarta.


Flu Burung Merebak, Masyarakat Diimbau Jangan Khawatir Berlebihan

16 hari lalu

Veterinarian menyuntik vaksin flu burung dan Newcastle Disease pada ayam di halaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Senin, 6 Maret 2023. Sebanyak 200 ekor ayam yang akan dibagikan untuk 50 kelompok Buruan Sae divaksin flu burung dan tetelo untuk pencegahan menyebarnya wabah flu burung. TEMPO/Prima mulia
Flu Burung Merebak, Masyarakat Diimbau Jangan Khawatir Berlebihan

Masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan beredarnya kabar terkait kemunculan kembali virus flu burung. Simak saran pakar.


Manfaat Air Alkali dan Cara Membuatnya di Rumah

17 hari lalu

Ilustrasi minum air mineral. Shutterstock
Manfaat Air Alkali dan Cara Membuatnya di Rumah

Manfaat air alkali bagi kesehatan tubuh sangat beragam. Selain mencegah penuaan bisa juga meningkatkan imun. Begini cara membuatnya di rumah.


Cukupi Asupan Vitamin C untuk Jaga Daya Tahan kala Cuaca Ekstrem

24 hari lalu

Ilustrasi konsumsi vitamin. Shutterstock.com
Cukupi Asupan Vitamin C untuk Jaga Daya Tahan kala Cuaca Ekstrem

Berikut sejumlah kiat yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan di kala cuaca ekstrem, termasuk cukup asupan vitamin C.


Kanker Kelenjar Getah Bening Penyebab Atlet Bulu Tangkis Az Zahra Putri Dania Meninggal, Ini Sebab Limfoma

27 hari lalu

Az Zahra Putri Dania. Foto: Instagram/@dania_badminton
Kanker Kelenjar Getah Bening Penyebab Atlet Bulu Tangkis Az Zahra Putri Dania Meninggal, Ini Sebab Limfoma

Kanker kelenjar getah bening menjadi penyebab atlet bulutangkis Az Zahra Putri Dania meninggal. Apa pencetus penyakit yang juga disebut limfoma ini?