TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia menyebutkan Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Indonesia, hingga Desember 2022 telah dilaporkan dari 31 provinsi. Pasien yang dilaporkan hampir dari semua umur.
Disarikan dari Antara, kasus KLB campak yang dilaporkan dari daerah kepada Kemenkes berjumlah 3.341 kasus di 223 kabupaten/kota.
Baca Juga:
Penyakit campak sendiri disebabkan karena virus rubella yang dapat ditularkan melalui batuk dan bersin dari satu penderita ke orang lain.
Baca: Kemenkes Tetapkan KLB Campak, Pakar dari Unpad Ungkap Penyebabnya
Oleh karena itu virus ini dapat menyebar dengan sangat cepat di kalangan anak-anak dan remaja. Bahkan, anak-anak termasuk kelompok orang yang memiliki risiko tinggi lantaran daya tahan tubuh yang lebih lemah dibandingkan orang dewasa.
Baca Juga:
Disarikan dari dinkes.sarolangunkab.go.id, adapun gejala yang dialami penderita campak atau measles adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit, batuk dan pilek atau mata merah akibat peradangan.
Dalam beberapa kasus, campak dapat mengakibatkan komplikasi penyakit lain seperti radang telinga (otitis media), diare, meningitis, pneumonia, bahkan radang otak (ensefalitis).
Setiap orang berisiko untuk tertular penyakit campak terutama orang yang belum divaksinasi. Bahkan orang yang telag divaksinasi tetapi belum terbentuk kekebalan masih berkemungkinan terkena campak.
Efek yang ditimbulkan setelah tertular penyakit campak perlu menjadi perhatian. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan dewasa muda. Anak-anak yang terinfeksi penyakit ini akan diperparah bila kondisi gizinya kurang sehingga tidak memiliki kekebalan tubuh, dan sering terjadi komplikasi yang berakibat pada kecacatan dan kematian.
ANNISA FIRDAUSI
Baca juga: Alasan Kemenkes Tetapkan KLB Campak di Indonesia
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.