Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imlek Telah Tiba, Ini Arti Memberi dan Menerima Angpao Warna Merah

image-gnews
Warga keturunan Tionghoa memberikan angpao kepada liong saat perayaan Cap Go Meh 2020 di kawasan Bekasi, Sabtu, 8 Februari 2020. Perayaan hari kelima belas setelah tahun baru Imlek ini digelar di berbagai daerah di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Warga keturunan Tionghoa memberikan angpao kepada liong saat perayaan Cap Go Meh 2020 di kawasan Bekasi, Sabtu, 8 Februari 2020. Perayaan hari kelima belas setelah tahun baru Imlek ini digelar di berbagai daerah di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMelansir chinesenewyear.net, dalam budaya Asia Timur dan Tenggara, amplop merah atau kantong merah atau biasa disebut angpao adalah hadiah uang yang diberikan selama liburan atau untuk acara khusus, seperti pernikahan, wisuda, atau kelahiran bayi. Meskipun amplop merah dipopulerkan oleh tradisi Tionghoa, tetapi budaya lain juga memiliki kebiasaan tradisional yang serupa. Angpao juga disebut sebagai uang menangkal usia tua dalam perayaan Imlek

Angpao yang juga dikenal sebagai hong bao (bahasa Mandarin) atau lai see (bahasa Kanton) adalah hadiah dalam pertemuan sosial dan keluarga, seperti pernikahan atau Imlek. Warna merah pada amplop tersebut melambangkan keberuntungan dan menjadi simbol untuk mengusir roh jahat, seperti diberitakan dalam thestar.com.

Baca: Perayaan Imlek Begini Asal Mula Istilah Kelenteng dan Ragam Jenisnya

Selain itu, warna merah angpao juga diyakini sebagai isyarat kebaikan ketika seseorang berkunjung. Sementara itu, orang yang meminta atau menerima angpao biasanya disebut tao hongbao atau yao lishi

Jumlah uang yang ada di dalam angpao pun ada aturannya dan telah menjadi kepercayaan masyarakat Tionghoa. Biasanya, jumlah uang angpao diakhiri dengan angka genap karena hadiah uang bernomor ganjil, secara tradisional dihubungkan dengan pemakaman, kecuali angka 9 (sembilan). Sebab, pelafalan sembilan homofon dengan kata panjang () dan merupakan satu digit terbesar. Selain itu, ada pula tradisi yang tersebar luas bahwa uang tidak boleh diberikan dalam empat atau angka empat tidak boleh muncul dalam jumlah uang, seperti 40, 400, dan 444. Sebab, pengucapan empat mirip dengan kata kematian. 

Mengutip eresources.nlb.gov.sg, biasanya, angpao diberikan kepada generasi muda masih sekolah atau belum menikah yang sebagian besar adalah anak-anak. Namun, untuk mendapatkan uang, generasi muda perlu bersujud untuk berterima kasih kepada orang yang lebih tua. Tidak hanya di lingkungan keluarga saja, pemberian angpao ketika Imlek juga diterapkan di tempat kerja dari orang yang berwenang (pemilik bisnis) dengan dananya sendiri diberikan kepada karyawan sebagai tanda keberuntungan untuk tahun berikutnya.

Pemberian angpao di setiap daerah pun dilakukan secara berbeda dengan pemaknaan berbeda pula. Di Cina utara dan selatan, angpao biasanya diberikan oleh orang tua kepada seseorang yang lebih muda di bawahnya, tanpa memandang status perkawinan. Jumlah uang biasanya dicatat untuk menghindari koin yang berat dan menyulitkan untuk menilai jumlah di dalamnya sebelum dibuka. Sementara itu, di Malaysia, hal umum untuk menambahkan koin pada uang kertas, khususnya di Hong Bao, angpao yang diberikan kepada anak-anak dengan tambahan koin menjadi pertanda mendapatkan lebih banyak. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemaknaan angpao yang berbeda juga terjadi di Suzhou. Mengutip Les Enveloppes Rouges, Di sana, anak-anak meyakini bahwa ketika angpao diletakkan di bawah tempat tidur, mereka dapat terlindungi dari hal-hal buruk. Selain itu, mereka juga menahan menggunakan angpao tersebut. Tindakan menahan tersebut mengacu pada arti Cina, ya sui qian yang berarti angpao tersebut tidak akan digunakan sampai akhir Tahun Baru Imlek. Selain angpao, anak-anak tersebut juga menerima buah atau kue selama Imlek berlangsung.

Kebiasaan angpao ini pun telah diadopsi di sebagian negara Asia Tenggara dan negara-negara lain yang memiliki populasi etnis Tionghoa cukup besar, termasuk Indonesia. Bahkan, kebiasaan angpao ketika Imlek sudah mulai beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kini, pada era kontemporer, praktik penerimaan dan pemberian angpao hadir dalam bentuk virtual yang diimplementasikan sebagai bagian dari platform pembayaran seluler. Kendati demikian, makna kebiasaan angpao masih memiliki arti yang mendalam sesuai dengan keyakinan masing-masing.

RACHEL FARAHDIBA R 

Baca juga: Benarkah Gong Xi Fa Cai Ucapan yang Tepat untuk Tahun Baru Imlek?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahfud Md Dapat Dukungan dari Kelompok Tionghoa Perkumpulan Hakka di Kalimantan Barat

2 hari lalu

Cawapres nomor urut tiga Mahfud MD menyapa warga saat berkunjung ke Morkepek, Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu, 18 November 2023. Kunjungan Mahfud MD tersebut di antaranya dalam rangka menyapa masyarakat sekaligus bersilaturahmi dengan sejumlah tokoh dan ulama di Madura. ANTARA FOTO/Moch Asim
Mahfud Md Dapat Dukungan dari Kelompok Tionghoa Perkumpulan Hakka di Kalimantan Barat

"Ini acara silaturahmi, kemudian bertemu dengan tokoh-tokoh Pontianak. Bukan kampanye," kata Mahfud Md.


Asal Usul Kopitiam, Kedai Kopi yang Dikembangkan Etnis Tionghoa

8 hari lalu

Kedai Kopitiam Oey,  Makassar. TEMPO/Fahmi Ali
Asal Usul Kopitiam, Kedai Kopi yang Dikembangkan Etnis Tionghoa

Kopitiam atau kedai kopi tertua di Indonesia terdapat di Singkawang, Kalimantan Barat. Bagaimana asal usulnya?


Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

9 hari lalu

Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

Jalan Suryakencana dikenal sebagai pusat kuliner di Kota Bogor. Ternyata jalan ini merupakan lintasan jalur Anyer-Panarukan yang dibangun Daendels.


Profil Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo, Rektor UI Pertama Donatur Kongres Pemuda 1928

22 hari lalu

Pandji Soerachman Tjokroadisoerjo. Wikipedia
Profil Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo, Rektor UI Pertama Donatur Kongres Pemuda 1928

Pandji Soerachman Tjokrodisoerjo Rektor UI pertama ini pernah menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan Menteri Keuangan. Ia donatur Kongres Pemuda 1928


5 Kuliner Khas Pontianak

31 hari lalu

Ilustrasi Pengkang (kuliner Pontianak). shutterstock.com
5 Kuliner Khas Pontianak

Berikut beberapa kuliner khas kota Pontianak yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi kota ini


69 Tahun Ang Lee, Sutradara Asal Taiwan Berhasil Tembus Hollywood

36 hari lalu

Ang Lee meraih penghargaan sebagai sutradara terbaik lewat film
69 Tahun Ang Lee, Sutradara Asal Taiwan Berhasil Tembus Hollywood

Sutradara asal Taiwan, Ang Lee hari ini berulang tahun ke-69. Berikut kisahnya berhasil tembus Hollywood.


Siapa Tokoh di Balik Koin Rupiah 500? Berikut Informasinya

39 hari lalu

Uang koin Rp500 bergambar Letjen TNI T. B. Simatupang. TEMPO/Nufus Nita Hidayati
Siapa Tokoh di Balik Koin Rupiah 500? Berikut Informasinya

Koin Rp500 adalah salah satu uang logam untuk bertransaksi. Tapi, tahukah Anda siapa tokoh dibalik koin rupiah 500 inii? Berikut informasinya.


Mengenal Uang Giral, Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya

19 September 2023

Selain uang kartal dan uang kuasi, ada juga yang disebut sebagai uang giral. Lantas, apa yang dimaksud dengan uang giral? Foto: Canva
Mengenal Uang Giral, Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya

Selain uang kartal dan uang kuasi, ada juga uang giral yang cukup populer. Lantas, apa yang dimaksud dengan uang giral dan contonya?


7 Jajanan Halal di Pecinan yang Bisa Dicoba Wisatawan Muslim

12 September 2023

Choi pan. Shutterstock
7 Jajanan Halal di Pecinan yang Bisa Dicoba Wisatawan Muslim

wisatawan muslim tidak perlu bingung saat mencari makanan di pecinan. Ada sejumlah jajanan halal di pecinan yang aman dikonsumsi


Terkini: Harga Beras Terus Melambung, Erick Thohir Beberkan Deretan Proyek Kerja Sama ASEAN

6 September 2023

Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan
Terkini: Harga Beras Terus Melambung, Erick Thohir Beberkan Deretan Proyek Kerja Sama ASEAN

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi angkat bicara soal melambungnya harga beras belakangan ini.