TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Mulya Rahma Karyanti, mengimbau orang tua mewaspadai dan menyadari tanda bahaya infeksi dengue atau atau demam berdarah dengue (DBD) pada anak.
"Waspadai tanda bahaya dari infeksi dengue. Jadi setelah hari ketiga di fase kritis itulah biasanya tanda-tanda bahaya itu harus diwaspadai," kata anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi dan Penyakit Infeksi Tropik IDAI.
Ia menjelaskan biasanya suhu tubuh mengalami penurunan setelah hari ketiga demam. Meski begitu, kondisi tersebut harus tetap diwaspadai mengingat fase kritis infeksi dengue justru terjadi pada hari ketiga hingga keenam. Oleh sebab itu, orang tua diimbau untuk mengecek suhu anak secara berkala.
"Di fase demam di hari pertama suhunya biasanya masih tinggi. Tapi setelah hari ketiga sampai keenam, itu akan memasuki fase kritis di mana darahnya mulai ada kebocoran dan suhunya justru turun," kata paparnya.
Tak nafsu makan
Tanda bahaya lain yang harus diwaspadai termasuk ketika anak kehilangan nafsu makan dan minum, apalagi disertai muntah secara terus-menerus. Kondisi seperti itu dikhawatirkan anak menjadi dehidrasi. Mulya mendorong orang tua memberikan asupan cairan yang lebih sering pada anak untuk mencegah dehidrasi. Namun, apabila tidak bisa menerima asupan cairan dan terus mengalami muntah, anak harus segera dibawa ke rumah sakit.
Anak cenderung lemas dan tidur, sakit perut hebat, terjadi pendarahan di bagian tubuh mana pun, gelisah, kulit kaki dingin dan lembab, hingga kejang dan hilang kesadaran merupakan rambu-rambu bahaya yang juga harus diwaspadai dan segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat layanan terpadu.
"Perhatikan buang air kecilnya. Harusnya kalau anak-anak buang air kecil setiap 3 sampai 4 jam atau 4 sampai 6 jam sekali, dia harus bisa buang air kecilnya cukup," imbuh Mulya.
Dia menambahkan populasi anak usia 5-14 tahun merupakan kelompok yang paling sering terinfeksi virus dengue walaupun pada saat pandemi dua tahun terakhir didominasi remaja hingga dewasa muda atau 15-44 tahun.
"Kalau dilihat dari proporsi kasus kematian karena dengue berdasarkan kelompok umur, tetap kelompok 5-14 tahun lah yang tertinggi (sejak 2018)," katanya.
Mulya juga mengingatkan kasus demam berdarah dengue atau DBD hampir meningkat setiap 10 tahun dan mulai meningkat kembali pada 2022, walaupun jika dilihat dari angka kematian terjadi penurunan dari 41 persen di 1968 menjadi di bawah 1 persen pada 2022.
Baca juga: 4 Stadium Demam Berdarah Dengue