TEMPO.CO, Jakarta -Dalam beberapa tahun terakhir, atrial fibrillation paling sering ditemukan dan semakin meningkat dalam banyak kasus kesehatan jantung.
Baca : Inilah 6 Mitos yang Keliru Terkait Kesehatan Jantung
Mengutip dari Heart, atrial fibrillation (fibrilasi atrium) juga disebut AFib atau AF adalah detak jantung yang bergetar atau tidak teratur (aritmia) yang dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait jantung lainnya.
Penyebab Atrial Fibrillation
Masalah dengan struktur jantung adalah penyebab paling umum dari fibrilasi atrium. Dilansir dari Mayoclinic, kemungkinan penyebab fibrilasi atrium atau juga dikenal gangguan irama jantung meliputi:
- Penyakit arteri koroner
- Serangan jantung
- Cacat jantung yang Anda miliki sejak lahir (cacat jantung bawaan)
- Masalah katup jantung
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit paru paru
- Stres fisik akibat operasi, pneumonia atau penyakit lainnya
- Operasi jantung sebelumnya
- Masalah dengan alat pacu jantung alami (sick sinus syndrome)
- Apnea tidur
- Penyakit tiroid seperti tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dan ketidakseimbangan metabolisme lainnya
- Penggunaan stimulan, termasuk obat-obatan tertentu, kafein, tembakau dan alkohol
- Infeksi virus
Faktor risiko
Hal-hal yang dapat meningkatkan risiko fibrilasi atrium (A-fib) antara lain:
- Usia. Semakin tua seseorang, semakin besar risiko mengembangkan fibrilasi atrium.
- Penyakit jantung. Siapa pun dengan penyakit jantung – seperti masalah katup jantung, penyakit jantung bawaan, gagal jantung kongestif, penyakit arteri koroner, atau riwayat serangan jantung atau operasi jantung – memiliki peningkatan risiko fibrilasi atrium.
- Tekanan darah tinggi. Memiliki tekanan darah tinggi, terutama jika tidak dikontrol dengan baik dengan perubahan gaya hidup atau pengobatan, dapat meningkatkan risiko fibrilasi atrium.
- Penyakit tiroid. Pada beberapa orang, masalah tiroid dapat memicu masalah irama jantung (aritmia), termasuk fibrilasi atrium.
- Kondisi kesehatan kronis lainnya. Orang dengan kondisi kronis tertentu seperti diabetes, sindrom metabolik, penyakit ginjal kronis, penyakit paru-paru atau apnea tidur memiliki peningkatan risiko fibrilasi atrium.
- Minum alkohol. Bagi sebagian orang, minum alkohol dapat memicu episode fibrilasi atrium. Pesta minuman keras semakin meningkatkan risiko.
Kegemukan. Orang yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi terkena fibrilasi atrium. - Sejarah keluarga. Peningkatan risiko fibrilasi atrium terjadi pada beberapa keluarga.
Beberapa orang yang mengalami fibrilasi atrium tidak memiliki masalah kesehatan jantung atau kerusakan jantung yang diketahui.
MALINI
Baca juga : Tak Cukup Olahraga, Ini Harus Dilakukan Menjaga-Jantung Tetap Sehat