Mudah Muntah Setelah Makan, Apa Itu Sindrom Ruminasi?

Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock
Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom ruminasi kondisi memuntahkan makanan untuk ditelan lagi atau dibuang. Mengutip Healthline, sindrom itu termasuk langka. Ketika makanan yang baru saja dicerna naik ke kerongkongan, tapi bukan dipaksakan untuk muntah.

Sindrom ini bisa saja terjadi setelah makan. Orang dewasa yang mengalami sindrom ruminasi cenderung membuat makanan terdorong ke tenggorokan. Sedangkan anak-anak berkemungkinan mengunyah dan menelan kembali.

Peneliti tak sepenuhnya bisa berkesimpulan pasti penyebab sindrom ruminasi. Walaupun proses muntah tidak disengaja, tapi tindakan memuntahkan berkemungkinan masih bisa dipelajari. Misalnya, seseorang dengan sindrom ruminasi tanpa sadar tidak bisa mengendurkan otot perutnya. Kontraksi otot diafragma mendorong lagi makanan yang sudah dicerna.

Baca: 3 Tips Mencegah Anak Muntah setelah Diberikan Obat

Faktor yang mempengaruhi sindrom ruminasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sindrom ruminasi. Mengutip  WebMD, faktor tersebut antara lain dipengaruhi penyakit fisik atau stres berat yang memicu perilaku itu.

Jika dialami anak-anak, kemungkinan dipengaruhi faktor pengabaian atau hubungan yang tidak tepat dengan orang tua atau ibu atau pengasuh. Kondisi itu tanpa disadari mungkin saja cara anak untuk mendapat perhatian.

Tidak ada tes khusus untuk sindrom ruminasi ini. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meminta untuk menjelaskan gejala dan riwayat kesehatan. Orang dengan sindrom ruminasi biasanya memiliki gejala lain seperti muntah atau sensasi rasa asam di mulut dan tenggorokan.

Pemulihan diri

Perawatan untuk sindrom ruminasi sama saja antara anak-anak maupun orang dewasa. Perawatan berfokus untuk mengubah perilaku yang dipelajari untuk mencegah kebiasaan muntah setelah makan.

Perawatan sederhana yang dianggap efektif untuk sindrom ruminasi terhadap anak-anak dan orang dewasa pelatihan pernapasan diafragma. Berlatih cara bernapas dalam-dalam dan mengendurkan diafragma. Menerapkan teknik pernapasan diafragma setelah makan.

Cara itu dibarengi kebiasaan memperbaiki posisi tubuh setelah makan supaya tidak muntah. Mengurangi stres atau tekanan yang mengganggu saat sedang makan. Misalnya, menenangkan diri dan memastikan tidak terganggu apa pun saat makanan, contohnya yang membuat posisi berubah. Psikoterapi bisa saja dibutuhkan.

Gejala sindrom ruminasi keinginan muntah berulang. Makanan yang dicerna terdorong lagi ke tenggorokan biasanya 30 menit setelah makan. Gejala lain yang menyertai kebiasaan itu biasanya bau mulut, penurunan berat badan, sakit perut, gangguan pencernaan, kerusakan gigi, dan bibir kering.

Baca: Dari Mual hingga Muntah, Inilah Gejala Keracunan Makanan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Penyebab Diare tak hanya Virus atau Bakteri

13 jam lalu

Ilustrasi sakit perut (pixabay.com)
Penyebab Diare tak hanya Virus atau Bakteri

Diare menyebabkan cepat kehilangan cairan atau dehidrasi


Bagaimana Sebaiknya Tahapan Berbuka Puasa?

2 hari lalu

Ilustrasi berbuka puasa. Shutterstock
Bagaimana Sebaiknya Tahapan Berbuka Puasa?

Saat berbuka puasa juga perlu menahan diri saat menyantap makanan dan minuman agar tak kalap


Bahaya Sembarangan Minum Oralit

5 hari lalu

Oralit. shutterstock.com
Bahaya Sembarangan Minum Oralit

Minum oralit dalam pemakaian di luar peruntukan bisa memicu perut kembung karena mengganggu gerakan usus.


Tips Berpuasa Ramadan bagi Penderita Asam Lambung

7 hari lalu

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Tips Berpuasa Ramadan bagi Penderita Asam Lambung

Berpuasa selama bulan Ramadan bisa terasa berat bagi penderita asam lambung. Berikut tipsnya.


Gejala yang Menyertai Keringat Dingin, Apa Saja?

8 hari lalu

Ilustrasi keringat berlebih. shutterstock.com
Gejala yang Menyertai Keringat Dingin, Apa Saja?

keringat dingin berbeda dengan peluh sebagai respons terhadap panas atau aktivitas bertenaga


5 Cara Mengendalikan Emotional Eating

10 hari lalu

Ilustrasi wanita makan cokelat. Freepik.com/Kroshka__Nastya
5 Cara Mengendalikan Emotional Eating

Jika terus dibiarkan, emotional eating bisa mengganggu kesehatan


Emotional Eating, Keinginan Makan Bukan karena Lapar

11 hari lalu

Ilustrasi wanita makan larut malam. Freepik.com/Tirachardz
Emotional Eating, Keinginan Makan Bukan karena Lapar

Orang yang mengalami emotional eating perasaanya akan lebih lega ketika menghabiskan banyak makanan


4 Manfaat Mengonsumsi Ikan Kembung

13 hari lalu

Ikan kembung dijemur di bawah sinar matahari sampai kering di desa Ma Kyone Galet, di Pulau Bocho, Mergui Archipelago, Myanmar (11/2). Pemerintah Thailand dan Burma merusak daerah konservasi lingkungan, dan hutan alam di salah satu pulau Bocho dimana tanamannya dikonversi ke pohon karet yang didukung oleh kebijakan pemerintah. (AP/Altaf Qadri)
4 Manfaat Mengonsumsi Ikan Kembung

Konsumsi ikan kembung tiap pekan baik untuk kesehatan, karena omega-3 yang tinggi


Berapa Lama Sebaiknya Olahraga Setelah Makan?

14 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah usai berolahraga. Freepik.com/Drazen Zigic
Berapa Lama Sebaiknya Olahraga Setelah Makan?

Semakin besar porsi makan kamu, semakin banyak waktu yang kamu butuhkan untuk berolahraga, kata Amie Rowe, RD, di Duke University Hospital.


Mempertimbangkan Jam Makan Malam yang Tepat, Kapan?

18 hari lalu

Ilustrasi wanita makan. Freepik.com
Mempertimbangkan Jam Makan Malam yang Tepat, Kapan?

Idealnya waktu makan malam sejalan dengan ritme sirkadian dan memberikan waktu bagi tubuh untuk mencerna makanan sebelum berbaring tidur