TEMPO.CO, Jakarta - Penggumpalan atau pembekuan darah memiliki peranan penting didalam proses penumbuhan tubuh seseorang tetapi juga bisa menjadi masalah serius jika terjadi di dalam vena dan arteri yang membawa darah ke ataupun dari jantung.
Melansir dari Healthline.com, arteri merupakan pembuluh darah yang bertanggung jawab untuk membawa darah yang kaya oksigen dari jantung ke tubuh. Sementara, vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dengan sedikit oksigen dari tubuh kembali ke jantung, untuk kemudian dialirkan kembali oksigen.
Baca: Waspadai Pembekuan Darah Bisa Sebabkan Kematian
Pembekuan darah terbentuk saat trombosit dan protein plasma yang menebal, membentuk massa semisolid. Proses ini kemungkinan dipicu oleh luka atau terkadang dapat terjadi dipembuluh darah yang tidak memiliki luka. Bekuan darah yang terbentuk dapat berpindah ke bagian atau organ lain sehingga menyebabkan kerusakan.
Faktor dan kondisi tertentu bisa menyebabkan terjadinya penggumpalan darah yang mengganggu, beberapa gangguan kesehatan yang dapat berkaitan dengan gumpalan darah tersebut adalah gagal jantung, Atherosklerosis atau penumpukan lemak, Arteriosklerosis atau kegagalan pembuluh darah dalam mengalirkan oksigen, obesitas serta juga sroke.
Melansir dari Healthline.com, penyebab terjadinya pembekuan darah adalah karena kekurangan vitamin K atau bisa juga karena efek samping dari obat-obatan seperti anti-koagulan.
Faktor Risiko Penyebab Pembekuan Darah
Berada dalam suatu possi tubuh yang terlalu lama dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah yang juga beresiko menyebabkan pembekuan darah. Selain itu, inilah beberapa faktor risiko lainnya yang menyebabkan pembekuan darah yaitu:
1. Bayi baru lahir karena kekurangan vitamin K
2. Riwayat Kesehatan keluarga dengan penyakit pembekuan darah
3. Orang yang menderita kanker, autoimun, atau juga penyakit hati.
4. Orang yang melakukan Transfusi darah.
5. Penderita Obesitas
6. Infeksi.
7. Mengkonsumsi obat-obatan, seperti antibiotik, pengencer darah, atau interferon alfa.
8. Melewati pembedahan.
9. Obat berbasis hormon, seperti pil KB.
Kehamilan dan melahirkanItulah beberapa faktor risiko seseorang terkena gangguan pembekuan darah. Agar terhindar dari gangguan tersebut kita dapat mencoba untuk meluruskan kaki, melakukan pergerakan ringan, hingga berjalan-jalan agar aliran oksigen dan darah dalam tubuh berjalan lancar dan tentunya akan sangat membantu mencegah terjadinya perlambatan aliran darah yang memicu terjadinya pembekuan darah.
Pencegahan pembekuan darah berikutnya yaitu mencoba untuk menjaga berat badan agar tetap ideal. Sebab, salah satu faktor risiko terjadinya trombosis adalah obesitas atau kelebihan berat badan.
RECHA TIARA DERMAWAN
Baca juga: Waspada 15 Gejala Pembekuan Darah, Anda Kerap Memar pada Kulit?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.