TEMPO.CO, Jakarta - Kanker tak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak juga bisa mengalaminya. Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, mengingatkan bahaya penyakit tak menular itu.
Meski tidak sebanyak orang dewasa, kasus kanker anak mulai menunjukkan peningkatan. Namun, Piprim mengatakan kanker pada anak cenderung bisa dideteksi lebih dini.
"Dan makin dini terdeteksi, pengobatannya tidak sekompleks kalau sudah menyebar ke mana-mana," ujar Piprim.
Pengobatan jangan terlambat
Piprim pun mengingatkan orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kanker anak sebab jika terlambat pengobatannya akan semakin kompleks. Sementara itu, Ketua UKK Hematologi Onkologi IDAI, Teny Tjitra Sari, juga mengatakan anak-anak yang terkena kanker harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengobatan.
"Karena dia bisa dideteksi dini maka kemungkinan sembuh lebih besar dan obatnya tidak mahal, beda dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa sangat khusus (obatnya), tertuju betul pada kanker. Pada anak obatnya tidak mahal," jelas Teny.
Menurut data prevalensi kanker anak yang dimiliki IDAI, jenis yang paling banyak pada anak adalah kanker darah atau leukemia dengan jumlah mencapai 673 kasus. Lalu leukemia myeloblastik akut dengan 144 kasus, retinoblastoma sebanyak 162 kasus, osteosarkoma ada 91 kasus, limfoma maligma nonhodgkin sebanyak 75 kasus, nefroblastoma, dan tumor ginjal nonepitel lain tercatat 68 kasus.
Selanjutnya ada neuroblastoma sebanyak 58 kasus, rabdomiosarkoma 53 kasus, leukemia myeloblastik kronis dengan 50 kasus, dan tumor ganas sel geminal gonad ganas sebanyak 47 kasus.
Baca juga: Hati-hati, Nutrisi Berlebihan Bisa Perparah Kanker pada Anak