Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ahli Gizi Sebut Kaitan Susu Kental Manis dan Risiko Diabetes Anak

Reporter

image-gnews
Ilustrasi susu kental manis. Shutterstock
Ilustrasi susu kental manis. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar gizi Tan Shot Yen mengatakan kandungan gula yang tinggi pada susu kental manis dapat menyebabkan diabetes. Pasalnya, kental manis mengandung tambahan gula yang tinggi dan protein yang sangat rendah sehingga minim zat gizi bermanfaat.

Tan mengatakan 45 gram susu kental manis yang diencerkan hingga 150 cc untuk satu kali minum bisa mengandung kurang lebih 20 gram gula. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menekankan asupan gula pada orang dewasa sebaiknya tidak lebih dari 25 gram sehari. Tan mengatakan mau dikonsumsi dalam bentuk apapun, baik hanya dijadikan topping, pelengkap, atau campuran pada makanan maupun minuman, susu kental manis (SKM) tetap saja bisa membahayakan tubuh.

“Sejauh ini tidak tahu apa fungsi susu kental manis, cuma buat ramai-ramai saja. Jadi, ngeri apabila makanan ini dianggap lumrah walaupun tidak dipakai untuk diseduh dan dijadikan susu," jelas Tan.

Obesitas dan diabetes
Ia menyampaikan konsumsi susu kental manis dalam jangka panjang dan rutin bisa menyebabkan anak-anak berisiko mengalami obesitas dan diabetes. “Konsumsi gula secara berlebihan menyebabkan tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk menjaga kadar glukosa dalam darah tetap normal,” paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kondisi itu dapat menyebabkan mekanisme insulin menjadi terganggu dan sel akan menjadi resisten terhadap efek insulin. Orang yang mengalami resistensi insulin memiliki kadar insulin dalam darah yang lebih banyak. Kadar insulin yang meningkat dapat menyebabkan banyak glukosa dalam aliran darah yang disimpan dalam sel lemak sehingga tubuh menjadi cepat gemuk dan bisa menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi serta meningkatkan risiko diabetes, terutama diabetes tipe 2.

Mengingat dampaknya, tak heran sejumlah negara menyatakan perang melawan diabetes. Singapura contohnya, sejak Oktober 2019 telah mengeluarkan larangan iklan minuman manis dalam kemasan dan mencantumkan label tidak sehat di kemasan. Begitu juga Spanyol, melarang iklan minuman manis, es krim, dan cokelat untuk memerangi obesitas dan diabetes pada anak sejak 2021. Pemerintah Indonesia mungkin sudah saatnya bisa mengikuti jejak negara lain dalam memerangi diabetes pada anak.

Baca juga: Masalah Asupan Gizi Balita Bertaut Pengetahuan Produk Pangan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

4 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Peran Apotek dan Klinik Penting untuk Proses Skrining Kesehatan

Skrining kesehatan bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis, khususnya penyakit tidak menular.


5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

5 hari lalu

Stevia. Kredit: Britannica.com
5 Pemanis Alami yang Diklaim Lebih Sehat Dibandingkan Gula, Ada Stevia hingga Yakon

Beberapa pemanis alami ini bisa menjadi alernatif pengganti gula pasir untuk menambah cita rasa manis di makanan atau minuman sebab diklaim memiliki risiko penyakit jauh yang lebih kecil


Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

6 hari lalu

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)
Cara Mempertahankan Gula Darah Normal

Gula darah yang normal bisa mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut adalah pentingnya menjaga gula darah agar tetap dalam batas normal.


Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

6 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Benarkah Stres Bisa Tingkatkan Gula Darah?

Stres ternyata berpengaruh kepada tingkat gula darah dan kesehatan mental.


Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

8 hari lalu

Ilustrasi sistem repoduksi wanita, rahim, PCOS (Freepik)
Ginekolog Ungkap Penyebab PCOS pada Remaja dan Gejalanya

Dokter kandungan menjelaskan PCOS atau gangguan siklus haid yang terjadi sejak remaja harus diperbaiki dengan gaya hidup sehat.


Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

10 hari lalu

Ilustrasi obesitas. ANTARA
Studi: Akses Pangan di Lingkungan Sekitar Pengaruhi Risiko Obesitas Anak

Studi peneliti dari Harvard Pilgrim Health Care Institute menunjukkan, kondisi lingkungan mempengaruhi obesitas pada anak.


Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

11 hari lalu

Ilustrasi Gula Pasir. Tempo/Tony Hartawan
Simak Aturan Terbaru PP Nomor 28 Tahun 2024 soal Pembatasan Konsumsi Gula

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 adalah langkah konkret dari pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui regulasi asupan gula.


Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

11 hari lalu

FPC. Gula, Garam, Lemak. Shutterstock
Kemenkes Akan Buat Aturan Labeling Kadar Gula, Garam, dan Lemak

Kemenkes tengah menyusun Peraturan Menteri Kesehatan terkait implementasi penambahan label Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam produk pangan.


Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

12 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Selain Nutrisi, Olahraga Fisik juga Bantu Kesehatan Otak

Olahraga fisik yang teratur sangat penting untuk kesehatan otak


Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

13 hari lalu

Ilustrasi suntik Insulin, Shutterstock
Kapan Penderita Diabetes Harus Mendapatkan Suntik Insulin?

Apakah semua penderita diabetes diperbolehkan melakukan suntik insulin?