TEMPO.CO, Jakarta - Alat KB spiral atau Intra Uterine Device (IUD) menjadi salah satu pilihan jenis kontrasepsi yang bisa menjadi pertimbangan bagi pasangan yang sudah punya anak. Begitu menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K).
Kemudian jika memilih IUD, waktu terbaik untuk memasang alat kontrasepsi tersebut saat menstruasi. Ketika menstruasi, maka mulut rahim pun sedikit terbuka sehingga pemasangan IUD akan lebih mudah.
"Saya kira itu salah satu syarat dan salah satu waktu yang tepat untuk pemasangan IUD," kata Hasto.
IUD merupakan alat kontrasepsi yang tidak mempengaruhi kondisi tubuh secara sistemik seperti tekanan darah, berat badan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, IUD juga baik digunakan perempuan yang tidak cocok memakai kontrasepsi hormonal seperti metode suntik atau pil.
Memang ada jenis IUD yang mengandung turunan hormon progesteron. Meski begitu, Hasto mengatakan kadar hormon tersebut relatif sangat kecil dan hanya bersifat lokal sehingga tidak mempengaruhi perubahan kadar hormon dalam tubuh. Hal ini menjadi kelebihan IUD dibanding jenis kontrasepsi lain.
"Secara sistemik, (IUD) tidak berpengaruh. Artinya berpengaruh itu apabila dia ikut pembuluh darah terus keliling seluruh tubuh, kemudian meningkatkan kadar hormon dalam tubuh. Secara sistemik (IUD) tidak punya pengaruh seperti itu," paparnya.
Kelemahan IUD
Kelemahan IUD hanya terletak pada proses pemasangan. Proses pemasangan kerap tak membuat nyaman karena harus masuk melalui vagina. Pada saat hendak dilakukan pemasangan, dokter tentunya akan memeriksa kondisi organ reproduksi terlebih dulu, termasuk memastikan kondisi mulut rahim dan rahim. Kontrasepsi IUD mungkin dapat bergeser dan tidak terpasang dengan baik apabila ditemukan kondisi rahim yang cenderung longgar dan yang relatif terbuka dan tidak bisa menutup rapat dengan baik.
"Pada saat pemasangan dicek dulu sehingga rahimnya itu, apakah kendor enggak mulut rahimnya, apakah turun enggak. Pada saat pasang dicek," kata Hasto.
Menurutnya, efek samping penggunaan IUD biasanya terjadi keputihan dan menstruasi lebih banyak namun masih dalam batas normal atau tidak lebih dari tujuh hari. Efek samping ini bersifat ringan dan tidak menimbulkan masalah yang berarti.
Adapun, kondisi-kondisi medis tertentu yang tidak disarankan untuk pemasangan IUD apabila perempuan mengalami permasalahan seperti gangguan pendarahan, siklus menstruasi yang kacau, serta menstruasi lebih dari tujuh hari. Organ reproduksi yang mengalami infeksi, baik infeksi bakteri, virus, maupun jamur, juga tidak disarankan menggunakan IUD, termasuk bila kondisi mulut rahim bernanah.
"Kalau dalam kondisi rahim atau vagina yang infeksius, yang sangat infeksi, jangan dipaksakan," imbaunya.
Pilihan Editor: Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebaiknya Sesuai Kebutuhan