TEMPO.CO, Jakarta - Perasaan ingin selalu mengendalikan pasangan bisa menimbulkan masalah, baik bagi yang mengendalikan maupun yang dikendalikan. Begitu menurut para pakar hubungan. Saat mencoba untuk menjalankan kekuasaan dalam hubungan cinta, maka keindahan hubungan itu akan hilang.
Survei menunjukkan sebagian besar hubungan yang putus terjadi ketika salah satu pasangan mencoba mengendalikan yang lain, bukan menerima. Tentu saja, menerima orang yang benar-benar berbeda adalah mustahil.
Baca Juga:
Memilih orang yang mirip dengan Anda mungkin bisa sedikit membantu menghapus kebutuhan untuk mengendalikan. Coba pahami mengapa pengendali bersifat kontraproduktif terhadap hubungan yang indah? Mumpung dalam suasana Hari Valentine, lebih baik cek alasan Anda tidak harus mengendalikan pasangan, seperti dilansir dari Boldsky.
Pasangan merasa terbelenggu
Orang yang selalu diatur, apa yang harus dilakukan dan bagaimana, cenderung akan merasa terbelenggu dan terperangkap di dalam hubungan. Ini akan membuatnya menyesali putusnya hubungan.
Pasangan memberontak
Ketika terus-menerus mencoba untuk mengendalikan, suatu hari pasangan bisa memberontak dan membuat hal-hal lebih buruk. Anda tidak lagi dapat menjalankan kekuasaan setelah ia memberontak atau melawan.
Disalahpahami
Kadang-kadang, niat mungkin benar. Tapi jika memaksa orang lain terhadap sudut pandang Anda, Anda akan disalahpahami.
Pasangan melakukan hal yang sama
Banyak psikolog mengatakan beberapa orang mungkin meniru pasangan mereka setelah beberapa waktu. Jadi, secara bertahap pasangan juga dapat mencoba mengendalikan Anda sebagai strategi balas dendam.
Mengembangkan kebencian
Jika pasangan mematuhi tapi membenci Anda, apakah itu akan baik-baik saja? Itulah yang akan terjadi ketika Anda mencoba mengendalikan pasangan terlalu berlebihan.
Pilihan Editor: Tips Cari Pasangan lewat Aplikasi Jelang Hari Valentine