TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Dr. dr. Setyo Trisnadi SH, Sp.KF, mengimbau tidak sembarangan mengonsumsi obat-obatan, apalagi untuk anak-anak. Ia menganjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan alami yang berasal dari alam yang berfungsi sebagai antioksidan dibanding sembarangan minum obat-obatan tanpa resep dokter.
"Perubahan penyakit, epidemiologi, perubahan obat itu akan terus mengikuti zaman," katanya, menanggapi kembali maraknya gagal ginjal akut pada anak.
Menurutnya, penyebab munculnya penyakit tersebut bisa karena banyak faktor, di antaranya kemungkinan efek samping obat-obatan yang tidak tepat. Namun, untuk pengawasan obat-obatan sudah menjadi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), terutama menyangkut regulasi.
Hindari obat tanpa resep
Menurut Setyo, di masa pandemi COVID-19 memang mungkin muncul penyakit ikutan. Tetapi, masyarakat jangan lantas panik dan sembarangan minum obat-obatan tanpa resep dokter.
"Dulu, COVID-19 bisa jadi gejala muncul karena sekuel penyakit yang lama. Namun, masyarakat harus hati-hati dalam mengonsumsi obat," katanya.
Ia mengingatkan pola hidup masyarakat yang kerap mengonsumsi makanan enak dan cepat saji membuat kesehatan menjadi rentan. "Masyarakat terpacu, semua harus cepat, dikit-dikit obat, pengen cepat (sembuh, red.). Dari riset-riset kami, bahan-bahan alami lebih bagus, berfungsi sebagai antioksidan dan memperbaiki sistem sel-sel yang terganggu," jelasnya.
Sejauh ini, FK Unissula terus mengembangkan riset tentang berbagai manfaat buah dan sayuran bagi kesehatan, seperti seledri dan buah naga merah.
Kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak kembali mencuat belakangan ini, setelah pertama kali muncul pada Oktober 2022. Kemenkes mencatat dua warga DKI Jakarta yang berusia 1 dan 7 tahun dilaporkan mengalami GGAPA. Satu kasus terkonfirmasi meninggal dunia.
Pilihan Editor: Tips Aman Minum Obat untuk Balita dari BPOM