TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan mental Universitas Gadjah Mada (UGM), Yayi Suryo Prabandari, menyebut hampir 50 persen masyarakat Indonesia yang memeriksakan diri ke dokter terkait gangguan kesehatan mental atau psikolologis. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018, ia menyebut lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Menurutnya, para orang tua, guru, serta lingkungan sekitar perlu mengetahui gejala awal orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Gejala awal gangguan kesehatan mental dapat dilihat dari munculnya beberapa penyakit tertentu sampai menimbulkan stres karena adanya perasaan tertekan, cemas, atau tegang sehingga menuntut tubuh untuk melakukan penyesuaian.
"Dalam kondisi stres yang berkepanjangan perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang profesional," ujarnya.
Penyebab timbulnya stres bisa pekerjaan hingga faktor ekonomi, hubungan dengan pasangan dan orang tua yang tidak harmonis. Ia megatakan gangguan kesehatan mental bisa menimbulkan dampak pada gangguan secara fisik, pikiran, dan emosional.
Adapun, gejala umum stres yang ditemui pada gangguan fisik adalah mudah lelah, pusing, diare, tekanan darah naik, mual, sakit di dada, gemetar, sakit perut, sulit tidur, susah bernapas, peningkatan detak jantung, dan gatal-gatal di kulit. Sementara itu, gangguan pikiran ditunjukkan kesulitan konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah, dan gagal fokus.
Sedangkan gangguan pada emosional dapat dilihat dari tanda mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir), sering terlambat, terlalu sensitif, makan yang kompulsif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras, obat-obatan, dan rokok. Selanjutnya, gangguan dalam hubungan interpersonal dan perubahan pada pola tidur dan pola makan.
Ide bunuh diri
Yayi mengatakan jika dibiarkan berlarut, tingkat stres yang berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi dengan gejala munculnya perasaan sedih yang berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan, perasaan tidak berguna, gangguan tidur dan selera makan, tidak bersemangat, konsentrasi rendah, dan perasaan tidak berdaya.
"Depresi ini sangat berbahaya jika punya ide bunuh diri, dimulai dari mengurung diri, maka bisa memunculkan ide bunuh diri," jelasnya.
Menurutnya, gejala awal gangguan kesehatan mental perlu disosialisasikan pada orang tua dan guru di sekolah sehingga bisa mendeteksi jika ada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental di awal.
"Bisa identifikasi, gejala depresi ringan dan sedang bisa konsultasi dengan profesional. Sayangnya, tidak semua daerah punya psikolog di puskesmas, apalagi ini belum menjadi program prioritas nasional," ujarnya.
Sebagai Ketua Health Promoting University (HPU) UGM, Yayi menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan banyak kampus yang tergabung dalam jejaring kampus sehat untuk melakukan kegiatan pengabdian edukasi dan sosialisasi soal menjaga kesehatan mental di masyarakat.
"Apalagi Fakultas Psikologi di Indonesia itu ada lebih dari 100," katanya.
Pilihan Editor: Kenali Gangguan Mental Mulai dari Penyebab sampai Pengobatannya