Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Heboh Wabah Virus Marburg: Asal-usul, Gejala-gejala dan Tingginya Tingkat Kematian

image-gnews
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia disingkat WHO telah mengumumkan wabah pertama penyakit virus Marburg di Guyana Ekuatorial. Tercatat ada 16 orang yang diduga tertular virus ini dengan sembilan di antaranya meninggal dunia.

Lebih dari 200 orang sedang menjalani karantina. Tingkat kematian akibat penyakit virus Marburg dapat mencapai 88 persen. 

Asal-usul virus Marburg

Virus Marburg pertama kali terdeteksi pada 1967 setelah munculnya wabah di Marburg dan Frankfurt, Jerman dan di Beograd, Serbia. Virus Marburg ditularkan dari paparan kelelawar Rousettus. Virus dapat menyebar antar manusia melalui darah, sekresi, organ, atau cairan tubuh lainnya. Virus ini juga menular melalui tempat tidur dan pakaian dari orang yang terinfeksi.  

Apa saja gejala yang terlihat?

Infeksi Marburg biasanya ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala parah, dan rasa tidak enak badan secara tiba-tiba. Sebagian orang dilaporkan mengalami sakit otot yang parah dan nyeri selama periode ini. Masa inkubasi bervariasi mulai dari 2 hingga 21 hari. Pada hari ketiga, pengidap kemungkinan akan mengalami diare, sakit perut, kram, mual, dan muntah. 

Diare yang terjadi bisa bertahan selama seminggu. Penampilan pasien pada fase ini mulai memburuk yang ditandai dengan mata deep-set, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan ekstrim. Dalam lima hingga tujuh hari, banyak pengidap mengalami kondisi hemoragik parah seperti adanya darah segar dalam muntahan dan tinja, pendarahan dari hidung, gusi, dan vagina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama fase penyakit yang parah, pengidap dapat mengalami demam tinggi. Seiring perkembangan infeksi, hal itu dapat memengaruhi sistem saraf pusat pasien yang mengakibatkan perilaku agresif. Sejumlah pasien juga melaporkan mengalami orkitis atau peradangan pada salah satu atau kedua testis. Ini biasanya terjadi selama fase akhir penyakit. "Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara 8 dan 9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului oleh kehilangan banyak darah dan syok," demikian sebut WHO. Ruam makulopapular juga dapat terlihat pada beberapa pasien. 

Cara mengobati penyakit Marburg

Belum ada vaksin atau obat antivirus yang disetujui untuk menyembuhkan penyakit Marburg. Berbagai perawatan yang potensial seperti produk darah, terapi kekebalan dan obat, serta calon vaksin dengan data fase 1 sedang dalam peninjauan."Perawatan suportif, rehidrasi dengan cairan oral atau intravena, dan pengobatan gejala tertentu dapat meningkatkan kelangsungan hidup," demikian WHO ihwal pengobatan penyakit akibat virus Marburg.

HATTA MUARABAGJA

Pilihan editor : Guinea Ekuatorial Laporkan Wabah Virus Marburg Pertama, 9 Warga Tewas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

12 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

12 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

13 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

16 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

16 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

17 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

18 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

21 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza