TEMPO.CO, Jakarta - IQ dan EQ merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Dimana IQ adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, sedangkan EQ merupakan kemampuan dalam mengontrol emosi.
Melansir dari laman Very Well Health, seorang penulis dan psikolog bernama Daniel Goleman menyatakan bahwa EQ sebenarnya lebih penting daripada IQ. Hal ini karena beberapa psikolog percaya bahwa ukuran kecerdasan standar (IQ) terlalu sempit dan tidak mencakup seluruh kecerdasan manusia.
Psikolog Howard Gardner, misalnya, menyatakan bahwa kecerdasan bukan hanya satu kemampuan umum. Gardner berpendapat bahwa sebenarnya ada banyak kecerdasan dan beberapa orang mungkin memiliki kekuatan di bidang ini.
Alih-alih berfokus pada satu kecerdasan umum, beberapa ahli percaya bahwa kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi dapat memainkan peran yang sama.
1. IQ
Intelligence Quotient, atau IQ, adalah angka yang digunakan untuk mengekspresikan kemampuan mental seseorang secara keseluruhan. Skor ini berasal dari tes standar.
Pada tes IQ asli, skor dihitung dengan membagi usia mental individu dengan usia kronologis dan mengalikan angka tersebut dengan 100.
Seorang anak dengan usia mental 15 tahun dan usia kronologis 10 tahun akan memiliki IQ 150. Saat ini, skor pada sebagian besar tes IQ dihitung dengan membandingkan skor peserta tes dengan skor rata-rata orang lain dalam kelompok usia yang sama. IQ mewakili beberapa kemampuan seperti:
- Pemrosesan visual dan spasial
- Pengetahuan tentang dunia
- Penalaran cair
- Memori kerja dan memori jangka pendek
- Penalaran kuantitatif
2. EQ
Emotional Quotient (EQ) mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, mengontrol, mengevaluasi, dan mengekspresikan emosi. EQ berpusat pada kemampuan seperti:
- Mengidentifikasi emosi
- Mengevaluasi perasaan orang lain
- Mengontrol emosi diri sendiri
- Memahami bagaimana perasaan orang lain
- Menggunakan emosi untuk memfasilitasi komunikasi sosial
- Berkaitan dengan orang lain
Seseorang tidak dapat membeli mainan yang mengklaim dapat membantu meningkatkan kecerdasan emosional atau mendaftarkan anak-anak dalam program pembelajaran sosial dan emosional (SEL) untuk meningkatkan EQ seorang anak.
Melansir dari laman Healthline, banyak perdebatan tentang keakuratan pengukuran IQ dan EQ. Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil tes, yang menyebabkan beberapa orang mempertanyakan apakah tes ini benar-benar mengukur kemampuan bawaan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tes yaitu:
- Status ekonomi
- Ketidaksetaraan sosial
- Akses ke pendidikan
- Nutrisi masa kecil
- Trauma masa kecil
- Faktor lingkungan lainnya
Pilihan Editor: Berapa Rata-rata IQ Anak Indonesia?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.