Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Perbedaan IQ dan EQ, Begini Cara Mengukurnya

image-gnews
Ilustrasi Tes IQ. shutterstock.com
Ilustrasi Tes IQ. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaIQ dan EQ merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengukur kecerdasan seseorang. Dimana IQ adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, sedangkan EQ merupakan kemampuan dalam mengontrol emosi.

Melansir dari laman Very Well Health, seorang penulis dan psikolog bernama Daniel Goleman menyatakan bahwa EQ sebenarnya lebih penting daripada IQ. Hal ini karena beberapa psikolog percaya bahwa ukuran kecerdasan standar (IQ) terlalu sempit dan tidak mencakup seluruh kecerdasan manusia.

Psikolog Howard Gardner, misalnya, menyatakan bahwa kecerdasan bukan hanya satu kemampuan umum. Gardner berpendapat bahwa sebenarnya ada banyak kecerdasan dan beberapa orang mungkin memiliki kekuatan di bidang ini.

Alih-alih berfokus pada satu kecerdasan umum, beberapa ahli percaya bahwa kemampuan untuk memahami dan mengekspresikan emosi dapat memainkan peran yang sama.

1. IQ

Intelligence Quotient, atau IQ, adalah angka yang digunakan untuk mengekspresikan kemampuan mental seseorang secara keseluruhan. Skor ini berasal dari tes standar.
Pada tes IQ asli, skor dihitung dengan membagi usia mental individu dengan usia kronologis dan mengalikan angka tersebut dengan 100. 

Seorang anak dengan usia mental 15 tahun dan usia kronologis 10 tahun akan memiliki IQ 150. Saat ini, skor pada sebagian besar tes IQ dihitung dengan membandingkan skor peserta tes dengan skor rata-rata orang lain dalam kelompok usia yang sama. IQ mewakili beberapa kemampuan seperti:

- Pemrosesan visual dan spasial
- Pengetahuan tentang dunia
- Penalaran cair
- Memori kerja dan memori jangka pendek
- Penalaran kuantitatif

2. EQ
Emotional Quotient (EQ) mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami, mengontrol, mengevaluasi, dan mengekspresikan emosi. EQ berpusat pada kemampuan seperti:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Mengidentifikasi emosi
- Mengevaluasi perasaan orang lain
- Mengontrol emosi diri sendiri
- Memahami bagaimana perasaan orang lain
- Menggunakan emosi untuk memfasilitasi komunikasi sosial
- Berkaitan dengan orang lain

Seseorang tidak dapat membeli mainan yang mengklaim dapat membantu meningkatkan kecerdasan emosional atau mendaftarkan anak-anak dalam program pembelajaran sosial dan emosional (SEL) untuk meningkatkan EQ seorang anak.

Melansir dari laman Healthline, banyak perdebatan tentang keakuratan pengukuran IQ dan EQ. Banyak faktor yang dapat memengaruhi hasil tes, yang menyebabkan beberapa orang mempertanyakan apakah tes ini benar-benar mengukur kemampuan bawaan. 

Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tes yaitu:

- Status ekonomi
- Ketidaksetaraan sosial
- Akses ke pendidikan
- Nutrisi masa kecil
- Trauma masa kecil
- Faktor lingkungan lainnya

Pilihan Editor: Berapa Rata-rata IQ Anak Indonesia?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

10 jam lalu

Ilustrasi remaja (pixabay.com)
Alasan Orang Tua Tak Boleh Abaikan Waktu Bermain Remaja

Waktu bermain bukan saat anak memegang gawai melainkan berinteraksi dengan teman-teman sebaya dan hal ini harus jadi perhatian orang tua.


Closing Ceremony Pekan Raya Komunikasi Unas 2024: Odyssey of Technological Dream

4 hari lalu

Closing Ceremony Pekan Raya Komunikasi 2024
Closing Ceremony Pekan Raya Komunikasi Unas 2024: Odyssey of Technological Dream

Unas kembali menegaskan perannya sebagai pusat inovasi dan kreativitas, menghubungkan teknologi dan seni dalam satu panggung


Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

12 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja dalam kondisi cemas. Foto: Unsplash.com/Icons8 Team
Tak Selalu Negatif, Psikolog Ungkap Dampak Positif Kecemasan dan Cara Menghadapinya

Kecemasan bukan penyakit tapi emosi normal yang dialami semua orang dan kita bisa menggunakannya untuk hal-hal positif.


Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

13 hari lalu

Ilustrasi kekerasan seksual. Freepik.com
Kenali Jenis-jenis Kekerasan Seksual dan Ancaman Hukuman Bagi Pelakunya

Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang.


Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

18 hari lalu

Konsultasi Psikolog. shutterstock.com
Kapan Kita Harus ke Psikologi? Ini 5 Tanda yang Perlu Diketahui

Ketahui tanda-tanda harus ke psikolog. Apabila mengalami hal sulit, sebaiknya jangan dipendam dan segera mencari bantuan ke psikolog.


Kenapa Kumis Kucing Tidak Boleh Dipotong?

26 hari lalu

ilustrasi kucing bengal (pixabay.com)
Kenapa Kumis Kucing Tidak Boleh Dipotong?

Kumis kucing bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga memiliki fungsi yang sangat penting bagi kehidupan mereka


Studi Terkini: Kemampuan Kognitif Eks Pasien Covid-19 Gejala Berat Turun 10 Poin IQ

31 hari lalu

Relawan COVID-19 mengemas baju di Rumah Sakit Darurat COVID (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat 31 Maret 2023. RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi ditutup pada Jumat (31/3/2023), setelah pertama kali merawat pasien Covid-19 pada 23 Maret 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Studi Terkini: Kemampuan Kognitif Eks Pasien Covid-19 Gejala Berat Turun 10 Poin IQ

Kemampuan itu tetap lebih rendah daripada yang diharapkan bahkan setelah bertahun-tahun berlalu sejak infeksi akut Covid-19 tersebut.


Ketahui Tentang Kecerdasan Emosional, Kemampuan Mengendalikan dan Memahami Emosi

33 hari lalu

Olivia Manning 12tahun mempunyai hasi skor 162 dalam tes IQ yang melebihi dari IQ fisikawan Jerman Albert Einstein dan Profesor Stephen Hawking dan menjadikan Olivia sebagai orang Tercerdas di dunia. dailymail.co.uk
Ketahui Tentang Kecerdasan Emosional, Kemampuan Mengendalikan dan Memahami Emosi

Kecerdasan emosional, atau EQ, adalah kemampuan untuk mengenali dan mengelola emosi dengan baik,


Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

35 hari lalu

Ni Luh Erniati, keluarga korban Bom Bali I menceritakan bagaimana iabutuh waktu sangat lama berdamai dengan trauma berat dalam hidupnya. Foto: Ni Kadek Trisna Cintya Dewi/TEMPO
Kisah Keluarga Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati: Hidup Setelahnya Tak Lagi Mudah

Tragedi Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 merenggut 203 korban jiwa, salah satunya adalah Gede Badrawan, suami Ni Luh Erniati. Berikut wawancaranya


Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

36 hari lalu

Puing-puing bangunan dan mobil di sekitar Sari Club pasca ledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali, 16 Oktober 2002. DOK/TEMPO/Hariyanto
Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

Ni Luh Erniati butuh waktu lama untuk pulih dari trauma pasca peristiwa Bom Bali 1 pada 12 Oktober 2002 yang menewaskan suaminya. Begini kisahnya.