Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Demam Keong di Sulawesi Tengah, Apa Penyebab Penyakit Itu?

Reporter

Editor

Bram Setiawan

image-gnews
Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Ilustrasi keracunan makanan. Freepik
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak awal Februari 2023, diketahui adanya peningkatan kasus demam keong cukup signifikan di Kabupaten Poso dan Sigi. Sejak tahun 2022 peningkatan kasus dari 0,22 persen menjadi 1,4 persen. 

Pemerintah Sulawesi Tengah menerima sebanyak 4.000 tablet obat demam keong dari Kementerian Kesehatan. Obat itu untuk pengobatan parasitik kronis di Poso dan Sigi. "Meskipun jumlahnya terbatas, kami maksimalkan penggunaan obat-obatan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah I Komang Adi Sudjendra di Palu, Jumat, 3 Februari 2023, dikutip dari Antara.

Mengutip publikasi Kemenkes Minta Masyarakat Untuk Waspadai Sejumlah Penyakit Tropis Ini, Kementerian Kesehatan mencatat, demam keong penyakit endemik di 28 desa di Poso dan Sigi. Melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2018, ditargetkan agar demam keong atau schistosomiasis bisa dieliminasi dari 28 desa tersebut pada 2024.

Apa itu demam keong?

Demam keong atau Schistosomiasis penyakit yang tersebab cacing parasit. Cacing gelang, memiliki beberapa spesies yang berbeda. Cacing ini biasanya menyerang usus dan sistem saluran kemih, tapi karena hidup di dalam pembuluh darah, cacing ini juga bisa membahayakan sistem lain di dalam tubuh.

Menurut Organsisasi Kesehatan Dunia atau WHO menggambarkan schistosomiasis sebagai penyakit akut dan kronis. Gejala yang muncul sebagai reaksi tubuh terhadap keberadaan parasit, tapi komplikasi bisa bertahan dalam jangka panjang.

Demam keong biasanya muncul di daerah tropis dan subtropis, terutama di masyarakat tanpa akses ke air minum bersih dan sanitasi yang memadai.  Demam keong menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk paru-paru, sistem saraf, dan otak. Bagian kerusakan akan tergantung spesies parasit.

Demam keong biasanya tidak berakibat fatal secara langsung, tapi merupakan penyakit kronis yang merusak organ dalam secara serius. Adapun jika mengena anak-anak, penyakit itu mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan masalah perkembangan kognitif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip Medical News Today, infeksi dimulai ketika seseorang bersentuhan langsung dengan air tawar yang beberapa jenis siput membawa cacing. Misalnya, parasit masuk ke dalam tubuh ketika seseorang berenang, mencuci, atau mendayung di air yang terkontaminasi. Risiko terinfeksi juga ketika meminum air atau konsumsi makanan yang telah dicuci dengan air yang terkontaminasi.

Bentuk infeksi dari cacing ini dikenal sebagai cercaria. Cercaria muncul dari siput, melewati kulit seseorang ketika  berada di dalam air, dan berkembang menjadi cacing dewasa yang hidup di dalam darah seseorang. Penularan terjadi ketika  orang yang mengalami demam keong mencemari sumber air, karena feses atau urine yang mengandung telur parasit menetas di air.

Di dalam tubuh, larva berkembang dewasa. Cacing dewasa hidup di pembuluh darah tempat betina mengeluarkan telur. Beberapa telur dikeluarkan dari tubuh melalui feses atau urine untuk melanjutkan siklus hidup parasit. Yang lain terperangkap dalam jaringan tubuh, menyebabkan reaksi kekebalan dan kerusakan progresif organ.

Pilihan Editor: Ini Penyebab Keracunan Makanan dan Faktor Risikonya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

5 hari lalu

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

5 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

5 hari lalu

Flu Singapura.
Gejala dan Penyebab HFMD yang Kasusnya Meningkat Selama Libur Lebaran

Flu Singapura atau HFMD mengalami peningkatan selama mudik atau libur Lebaran 2024. Apa gejala dan penyebab dari penyakit ini?


Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

9 hari lalu

Ilustrasi monyet peliharaan. AP/Rajesh Kumar Singh
Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada


BPBD Sulteng Sebut Tiga Kecamatan di Buol Terendam Banjir

10 hari lalu

Ilustrasi banjir. ANTARA/Iggoy el Fitra
BPBD Sulteng Sebut Tiga Kecamatan di Buol Terendam Banjir

BPBD Sulteng belum mengetahui pasti jumlah warga terdampak banjir tersebut.


Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

18 hari lalu

Flu Singapura.
Fakta Seputar Flu Singapura, Kemenkes: Awal Maret Ribuan orang Terjangkit

Flu Singapura memiliki gejala yang hampir menyerupai cacar air, virusnya hanya memerlukan waktu inkubasi 3-6 hari untuk menyerang imunitas tubuh.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

22 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

22 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

23 hari lalu

Presiden Jokowi  memberikan keterangan pers usai meninjau harga bahan pokok di Pasar Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah,  pada Selasa, 26 Maret 2024. Foto: Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.
Blusukan ke Pasar Salakan Sulawesi Tengah, Jokowi: Harga Bawang Putih Agak Mahal

Jokowi mengatakan harga beras di pasar tersebut terpantau sebesar Rp 13.000 per kilogram.


Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

23 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.