TEMPO.CO, Jakarta - Hipnosis, atau yang juga dikenal dengan hipnoterapi merupakan teknik terapi yang berkaitan dengan peningkatan relaksasi, konsentrasi dan fokus secara penuh pada pikiran. Hipnosis membantu pasien untuk merespons sugesti positif dengan dibawa dalam kondisi fokus dan rileks dengan melibatkan isyarat verbal, repetisi, dan imajinasi.
Mengutip laman University of Derby, sejarah hipnosis berawal pada akhir abad ke-18 ketika seorang dokter Jerman bernama Franz Mesmer mengembangkan mesmerisme, yakni teori protosains berdasarkan keyakinannya tentang keseimbangan kekuatan magnet dalam tubuh menggunakan animal magnetism.
Konsep tersebut ditolak satu dekade kemudian karena tidak memiliki dasar ilmiah. Namun, banyak dokter terpesona oleh fakta bahwa Mesmer menyembuhkan banyak pasien. Salah satu dokter terkemuka yang terinspirasi Mesmer adalah dokter mata asal Skotlandia, James Braid yang menciptakan istilah 'hipnosis'.
Istilah itu berasal dari bahasa Yunani yang artinya 'tidur'. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, akhirnya terbukti bahwa hipnosis tidak berhubungan dengan tidur. Namun, satu kesamaan antara hipnosis dan tidur adalah peningkatan fokus eksternal.
Pada pertengahan abad ke-19, dokter Austria, Josef Breuer mendapat atensi atas pengobatannya terhadap seorang wanita bernama Anna. O terkait gangguan histeria. Breuer menggunakan hipnotis sugestif untuk memicu emosi masa kecil yang berhasil mengurangi gejalanya.
Salah seorang rekan Breur, Sigmund Freud melalui kerja hipnosis menemukan proses ‘ketidaksadaran’. Ini merupakan temuan penting dalam psikoanalisis. Mengutip The International Hypnotherapy Association, Freud percaya bahwa evolusi diri adalah proses yang sulit untuk bekerja melalui tahapan perkembangan seksual, dengan ingatan insiden traumatis yang tertekan sebagai penyebab utama masalah psikologis. Ini adalah ide menarik yang masih harus dibuktikan.
Meskipun Freud berusaha untuk menggunakan hipnosis, itu merupakan asosiasi bebas yang ia terapkan pada pasien dengan membiarkannya berbicara dengan bebas untuk dianalisis psikologi mendalam mereka.
Belakangan, pada pertengahan abad ke-20, Melanie Kline, pengembang terkemuka teori relasi objek, melaporkan bahwa Freud menjadi terlalu autoritatif dalam hipnosis sehingga menghambat hasil hipnosisnya.
Tokoh yang paling menonjol dalam hipnosis modern adalah psikiater Amerika Milton Erickson yang ahli dalam menggunakan bahasa secara kreatif untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar pasien. Apa yang unik dalam pendekatannya adalah ia tidak berfokus untuk mengidentifikasi penyebab gejala seperti banyak dokter lain saat itu.
Sebaliknya, fokus Milton adalah membantu pasien melepaskan gejala mereka dengan menghentikan fungsi pertahanan. Ia membuat keberhasilan klinis yang luar biasa. Metodenya disebut hipnosis Ericksonian yang tertanam kuat dalam pendekatan kontemporer lainnya seperti pemrograman neuro-linguistik.
Pada akhir abad ke-20, American Psychological Association (APA) mendirikan Division 30 Society of Psychological Hypnosis yang dikhususkan untuk bertukar informasi ilmiah, memajukan pengajaran dan penelitian yang sesuai, dan mengembangkan standar tinggi untuk praktik hipnoterapi. Sejak itu, ilmu hipnosis dikembangkan secara ketat.
HATTA MUARABAGJA
Pilihan editor : Terapi Lewat Hipnotis, Apa Saja Manfaatnya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.