Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bahaya Obesitas pada Anak, Bukan Lucu

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Belakangan ini viral di media sosial balita berusia 16 bulan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dengan berat badan 27 kilogram. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8 persen sedangkan obesitas usia 18 tahun ke atas sebanyak 21,8 persen.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, mengingatkan orang tua tak menganggap lucu anak yang terlalu gemuk atau obesitas karena kondisi tersebut sebenarnya merupakan penyakit.

"Obesitas adalah suatu penyakit, jangan dianggap itu adalah kondisi sehat atau anak jadi lucu, jangan jadi idaman semua orang tua," kata Piprim.

Menurutnya, obesitas bisa menjadi salah satu gejala sindrom metabolik selain hipertensi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, dan rendahnya kadar kolesterol baik atau HDL. Ia menjelaskan beberapa tahun kemudian sindrom metabolik itu dapat berubah menjadi penyakit degeneratif seperti stroke, serangan jantung, keganasan atau kanker, diabetes melitus, dan lain-lain.

Segera bawa ke dokter
Piprim pun menyarankan untuk segera membawa ke dokter jika anak mengalami obesitas. Cara mengetahuinya menurut laman resmi Kementerian Kesehatan salah satunya dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT). Rumusnya berat badan dalam satuan kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam satuan meter. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anak dapat dikatakan kelebihan berat badan jika IMT lebih dari 22,9 dan dikatakan obesitas I jika IMT berada di angka 25-29,9 dan obesitas II jika IMT lebih dari 30. Piprim menjelaskan untuk mencegah anak mengalami obesitas kuncinya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

"Stop ultraprocessed food, junk food tinggi gula dan tinggi tepung, kembali ke real food yang kaya protein hewani dan sayuran hijau. Kembali ke makanan yang tanpa barcode agar hidup keluarga lebih sehat," ujarnya. "Jangan lupa juga, jadikan olahraga rutin sebagai budaya sehat keluarga." 

Pilihan Editor: Penyebab Obesitas Menurut Ahli Gizi, Bukan karena Banyak Makan

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


6 Tanda Tubuh Kekurangan Probiotik

4 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
6 Tanda Tubuh Kekurangan Probiotik

Menurut sebuah studi, probiotik dapat membantu mengembalikan keseimbangan mikrobiota usus dalam tubuh.


Maskapai Penerbangan Thailand Ini Bakal Minta Penumpang Menimbang Sebelum Naik

5 hari lalu

Ilustrasi turis atau wisatawan di bandara. (Pexel)
Maskapai Penerbangan Thailand Ini Bakal Minta Penumpang Menimbang Sebelum Naik

Beberapa maskapai penerbangan internasional, seperti Korean Air dan Air New Zealand, sudah menimbang penumpang sebelum naik.


5 Tanda Tubuh Perlu Segera Detoks Gula

6 hari lalu

Wanita mengalami susah tidur atau insomnia. Freepik.com/Jcomp
5 Tanda Tubuh Perlu Segera Detoks Gula

Jika mengalami hal ini segera lakukan detoks gula demi menjaga kesehatan tubuh


5 Kebiasaan yang Wajib Dihindari agar Berat Badan Tetap Ideal

7 hari lalu

Ilustrasi wanita dan timbangan. shutterstock.com
5 Kebiasaan yang Wajib Dihindari agar Berat Badan Tetap Ideal

Jaga berat badan dengan menghindari kombinasi makanan yang tidak sehat, statis sepanjang hari, hingga sarapan dengan kandungan gula yang tinggi.


Vidi Aldiano Sejak 2019 Berjuang Lawan Kanker Ginjal, Ini Gejala dan Penyebabnya

7 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dipeluk ibunya saat menjalani pengobatan kanker, Senin, 18 September 2023. (Instagram/@vidialdiano)
Vidi Aldiano Sejak 2019 Berjuang Lawan Kanker Ginjal, Ini Gejala dan Penyebabnya

Vidi Aldiano sudah berjuang melawan kanker ginjal sejak 2019. Apa gejala dan penyebab kanker ginjal?


Ketahui Efek Samping Beras Basmati dan Cara Memasak yang Sehat

11 hari lalu

Ilustrasi nasi beras basmati. Shutterstock
Ketahui Efek Samping Beras Basmati dan Cara Memasak yang Sehat

Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa mengonsumsi gandum olahan, termasuk beras basmati putih, dapat meningkatkan risiko penyakit diabetes tipe 2.


5 Manfaat Rutin Detoks Gula, Meremajakan Kulit hingga Menurunkan Berat Badan

12 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
5 Manfaat Rutin Detoks Gula, Meremajakan Kulit hingga Menurunkan Berat Badan

Detoks gula seperti namanya adalah detoksifikasi untuk mencoba membuang kelebihan gula dari tubuh.


Postur Rehan Disorot, Bagaimana PBSI Mengontrol Indeks Massa Tubuh Para Atletnya?

14 hari lalu

Dokter gizi Pelatnas Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dr Paulina Toding, Sp.GK. (ANTARA/PP PBSI)
Postur Rehan Disorot, Bagaimana PBSI Mengontrol Indeks Massa Tubuh Para Atletnya?

Dokter Gizi PBSI Paulina Toding buka suara soal pemantauan indeks massa tubuh para atlet setelah ramainya kritik terhadap Rehan Naufal Kusharjanto.


Dokter Gizi PBSI Soroti Postur Tubuh Rehan Naufal Kusharjanto: Indeks Massa Lemak Normal, tapi....

14 hari lalu

Ganda campuran Indonesia Rehan Naufal Kusharjanto / Lisa Ayu Kusumawati di Malaysia Masters 2023. Foto :  Tim Media PBSI
Dokter Gizi PBSI Soroti Postur Tubuh Rehan Naufal Kusharjanto: Indeks Massa Lemak Normal, tapi....

Dokter Gizi PBSI Paulina Toding buka suara soal polemik bentuk fisik pemain ganda campuran Rehan Naufal Kusharjanto.


5 Langkah Menangkal Obesitas Pemicu Penyakit Jantung

15 hari lalu

Ilustrasi wanita paruh baya olahraga. Freepik.com/Stockking
5 Langkah Menangkal Obesitas Pemicu Penyakit Jantung

Selama lebih dari 20 tahun kematian akibat penyakit jantung terkait obesitas naik tiga kali lipat. Pakar membagi lima langkah mencegahnya.