TEMPO.CO, Jakarta - Maladaptive daydreaming disorder atau gangguan melamun maladaptif merujuk suatu kebiasaan. Melamun secara intens dan berlarut-larut upaya tidak sehat yang dilakukan seseorang untuk mengatasi atau menyesuaikan diri dengan masalah.
Merujuk Cleveland Clinic, istilah melamun maladaptif diperkenalkan oleh Eli Somer, ahli psikologi klinis asal Israel pada 2002. Ia melakukan penelitian terbatas tentang seberapa sering terjadi melamun maladaptif.
Laporan awal mencatat, sebanyak 2,5 persen orang dewasa dan 4,3 persen remaja di Israel pernah mengalami melamun maladaptif. Laporan lain memperkirakan, melamun maladaptif mempengaruhi sekitar 20 persen orang dewasa dengan Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Gejala melamun maladaptif
Merujuk Sleep Foundation, terdapat sejumlah gejala melamun maladaptif. Seseorang bisa menunjukkan satu atau lebih dari gejala-gejala, yaitu:
1. Melamun intens yang terangkai sebagai cerita berisi karakter, latar, dan alur cerita yang dalam.
Baca Juga:
2. Melamun yang dipicu oleh peristiwa nyata atau rangsangan sensorik
3. Ekspresi wajah yang tidak disadari, gerakan tubuh yang berulang, berbicara atau berbisik yang menyertai lamunan
4. Lamunan yang berlangsung selama berjam-jam
5. Dorongan kuat untuk terus melamun
6. Kesulitan fokus menjalankan aktivitas sehari-hari karena melamun
7. Sulit tidur
Kiat mengatasi gangguan melamun
Tidak ada pengobatan utama yang pasti. Tapi, biasanya berfokus pengurangan kecenderungan ingin melamun maladaptif. Misalnya, melalui kualitas tidur yang lebih baik dan mengendalikan dorongan gejalanya.
1. Kualitas tidur
Kebiasaan tidur yang lebih baik mengurangi melamun maladaptif. Membiasakan minimal waktu tidur setidaknya tujuh jam dalam sehari.
2. Mengurangi kelelahan
Menyempatkan diri berada di bawah paparan sinar matahari, terutama saat pagi. Mempertimbangkan mengonsumsi kafein, tapi dalam batas sewajarnya. Tidak lebih dari 400 miligram perhari dan setidaknya 6 jam sebelum tidur.
3. Mengenali gejala
Catat hal yang dilakukan sebelum melamun maldapatif. Setelah mengetahui pemicunya, bisa mengambil langkah-langkah untuk menghindarinya atau memahami hal penyebab terjadinya.
4. Menerima dukungan
Bercerita kepada orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat untuk mendapat dukungan. Cara itu membantu mencegah lamunan dan membantu menyadarkan diri sebelum gejala muncul.
5. Terapi
Terapis membantu mengelola trauma yang mendasari dan memeriksa penyebab melamun maladaptif. Strategi khusus terapi dibutuhkan untuk mengelola gejalanya. Jika merasa kecanduan melamun atau seolah-olah lamunan itu mengganggu kehidupan sehari-hari bisa berkonsultasi dengan ahli medis.
Pilihan Editor: Gangguan Melamun, Apa Saja Dampak Buruknya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.