TEMPO.CO, Jakarta - Transplantasi ginjal adalah operasi untuk menempatkan ginjal sehat dari donor yang masih hidup atau sudah meninggal. Nantinya, ginjal sehat ini akan digunakan oleh seseorang yang ginjalnya tidak lagi berfungsi dengan baik. Ginjal adalah dua organ berbentuk kacang yang terletak di setiap sisi tulang belakang tepat di bawah tulang rusuk.
Masing-masing ginjal memiliki ukuran yang sama besarnya dengan kepalan tangan. Fungsi utama organ ini adalah untuk menyaring dan membuang limbah, mineral, serta cairan dari darah dengan memproduksi urin.
Mengutip mayoclinic.org, ketika ginjal kehilangan kemampuan penyaringan itu, tingkat cairan dan limbah yang berbahaya dapat menumpuk di dalam tubuh. Akibatnya, tekanan darah seseorang dapat meningkat dan menyebabkan gagal ginjal (penyakit ginjal stadium akhir). Penyakit ginjal stadium akhir terjadi ketika ginjal telah kehilangan sekitar 90 persen kemampuannya untuk berfungsi secara normal.
Biasanya, penyebab umum seseorang mengalami penyakit ginjal stadium akhir ini meliputi beberapa kondisi, yaitu:
1. Diabetes
2. Tekanan darah tinggi yang kronis dan tidak terkontrol
3. Glomerulonefritis kronis, peradangan yang akhirnya membuat jaringan parut pada filter kecil dalam ginjal
4. Penyakit ginjal polikistik.
Seseorang yang mengalami penyakit ginjal stadium akhir perlu membuang limbah dari aliran darah mereka melalui mesin (dialisis) atau melakukan transplantasi ginjal untuk tetap hidup. Umumnya, seseorang akan memilih melakukan transplantasi untuk gagal ginjal dibandingkan dialisis seumur hidup.
Transplantasi ginjal dapat mengobati penyakit ginjal kronis atau penyakit ginjal stadium akhir sehingga seseorang merasa lebih baik dan kemungkinan dapat hidup lebih lama. Dibandingkan dialisis, transplantasi ginjal memiliki hubungan erat dengan beberapa kondisi, yaitu memiliki kualitas hidup lebih baik, risiko kematian lebih rendah, lebih sedikit pembatasan diet, dan biaya perawatan lebih murah.
Beberapa orang mungkin juga mendapat manfaat dari menerima transplantasi ginjal sebelum perlu menjalani dialisis. Namun, bagi orang-orang tertentu dengan gagal ginjal, transplantasi ginjal mungkin lebih berisiko daripada dialisis karena terdapat Kondisi yang dapat mencegah seseorang memenuhi syarat untuk melakukan transplantasi ginjal, yaitu lanjut usia, infeksi berulang, penyakit jantung kronis, kanker aktif atau baru diobati, demensia atau penyakit mental tidak terkontrol, dan penyalahgunaan alkohol atau narkoba.
Terdapat pula, faktor lain yang bisa memengaruhi kemampuan seseorang menjalani transplantasi dengan aman. Akibatnya, penting untuk menanyakan hal-hal ini ke dokter yang merawat. Biasanya, dokter pun akan menganjurkan pasien transplantasi ginjal untuk mengonsumsi yang mencegah penolakan organ.
Merangkum clevelandclinic.org, sebagian besar penerima transplantasi ginjal berusia sekitar 45-65 tahun. Sebenarnya tidak ada batasan usia tertentu untuk melakukan transplantasi ginjal. Namun, untuk mendapatkan hasil terbaik, penyedia layanan kesehatan atau dokter kemungkinan akan mencari donor yang mendekati usia seorang pasien.
Selain itu, dalam beberapa kasus, seseorang hanya dapat melakukan transplantasi ginjal seumur hidupnya sebanyak dua kali. Sebab, hanya satu ginjal untuk disumbangkan dan diperlukan dalam menggantikan dua ginjal yang gagal.
Pilihan Editor: Keberhasilan Transplantasi Ginjal Pertama di Dunia, Pasien Si Kembar Eks Narapidana
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.