Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jenis-jenis Hipoksia, Begini 5 Cara Menangani Hipoksia

image-gnews
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMelansir ncbi.nlm.nih.gov, hipoksia adalah suatu keadaan ketika oksigen tidak tersedia dalam jumlah cukup pada tingkat jaringan untuk mempertahankan homeostasis yang memadai. Kondisi ini dapat terjadi akibat pengiriman oksigen yang tidak memadai ke jaringan karena suplai darah yang rendah atau kandungan oksigen rendah dalam darah (hipoksemia). 

Lebih jelasnya, hipoksia terjadi ketika seseorang bernapas dan mengambil oksigen ke paru-paru, oksigen ini akan mengalir melalui saluran udara ke dalam kantong kecil atau alveoli. Selanjutnya, oksigen diambil oleh darah di pembuluh kecil yang berjalan di dekat alveoli (kapiler). Barulah, oksigen mengalir melalui darah ke jaringan lain. Namun, ketika oksigen turun, akan memberi ruang bagi karbon dioksida untuk masuk dalam tubuh. Jika oksigen tidak cukup melewati tempat mana pun dalam proses pernapasan, maka seseorang tersebut dapat mengalami hipoksia. 

Seseorang membutuhkan beberapa hal agar oksigen dapat sampai ke sel-sel di jaringan tubuhnya, yaitu:

  • Cukup oksigen di udara yang dihirup.

  • Fungsi paru-paru yang sehat untuk mendapatkan oksigen ke alveoli.

  • Fungsi jantung dan peredaran darah sehat untuk mendapatkan darah yang kaya oksigen ke jaringan tubuh.

  • Sel darah merah yang cukup untuk mengantarkan oksigen.

  • Sel jaringan tubuh mampu menggunakan oksigen.

Jika seseorang mengalami kekurangan oksigen di salah satu area tersebut, akan mengalami hipoksia yang tergolong dalam empat jenis sebagai berikut:

1. Hipoksia hipoksemia

Kondisi ini terjadi ketika jumlah oksigen yang rendah dalam darah (hipoksemia). Hipoksemia dapat disebabkan oleh penyakit paru-paru dan jantung, kelainan jantung bawaan, dan obat-obatan yang memperlambat pernapasan. Selain itu, bepergian ke tempat yang tinggi dan memiliki  kadar oksigen relatif rendah juga dapat menyebabkan hipoksemia.

2. Hipoksia sirkulasi, hipoksia peredaran darah, atau hipoksia stagnan

Hipoksia jenis ini terjadi ketika darah seseorang memiliki banyak oksigen, tetapi tidak cukup sampai ke jaringan tubuh. Hal ini terjadi karena jantung seseorang tidak mampu memompa cukup darah atau terjadi penyumbatan di pembuluh darah. Gagal jantung kongestif dan pembekuan darah dapat meningkatkan risiko hipoksia jenis ini.

3. Hipoksia anemia

Hipoksia anemia terjadi ketika seseorang tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh yang lain. Seseorang bisa menjadi anemia, jika tubuhnya kekurangan sel darah merah atau menghasilkan sel darah merah yang cacat.

4. Hipoksia histotoksik

Hipoksia histotoksik terjadi ketika sel tidak dapat menggunakan oksigen dengan benar. Hipoksia jenis ini dapat membuat seseorang memiliki banyak oksigen yang masuk ke paru-paru dan masuk ke darah. Namun, ketika sudah sampai di jaringan tubuh, ada sesuatu yang membuat sel tidak bisa berfungsi dengan benar. Hipoksia jenis ini bisa terjadi karena seseorang mengalami keracunan sianida.

Cara Menangani Hipoksia

Merangkum clevelandclinic.org, seseorang yang mengalami salah satu dari jenis hipoksia tersebut melakukan perawatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah cara yang dapat digunakan dalam menangani hipoksia, yaitu: 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Steroid inhalasi merupakan perawatan yang dapat membuka saluran udara seseorang untuk mengobati asma atau penyakit paru-paru lainnya.

2. Obat yang dapat membantu mengurangi kelebihan cairan pada paru-paru (diuretik).

3. Continuous positive airways pressure mask (CPAP) adalah salah satu perawatan untuk mengobati sleep apnea yang dapat menyebabkan hipoksia.

4. Oksigen tambahan yang bertujuan untuk mengobati hipoksia kronis. Nantinya, perangkat pengiriman oksigen akan dipasang ke hidung dengan masker atau tabung untuk meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru dan turun ke alveoli.

5. Ventilasi mekanis di rumah sakit adalah salah satu perawatan ketika seseorang dalam keadaan hipoksia akut (serangan tiba-tiba).

Pilihan Editor: Apa Itu Hipoksia dan Kaitannya dengan Covid-19?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenali Faktor Risiko Kanker Paru karena Kasusnya Terus Naik

3 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Kenali Faktor Risiko Kanker Paru karena Kasusnya Terus Naik

Pakar pulmonologi meminta orang mengenali faktor risiko kanker paru mengingat jumlah kasus meningkat setiap tahun.


Kenali Perbedaan Kanker Paru-paru dan Infeksi Paru-paru

4 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Kenali Perbedaan Kanker Paru-paru dan Infeksi Paru-paru

Kanker paru-paru dan infeksi paru-paru adalah dua penyakit yang berbeda. Berikut cara membedakannya.


Bulan Kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Percepatan Edukasi Diperlukan

7 hari lalu

Peringatan Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Sedunia 2023 (World COPD Day 2023), by GSK dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia/GSK
Bulan Kesadaran Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Percepatan Edukasi Diperlukan

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) tetap menjadi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat. Edukasi masyarakat perlu terus dilakukan.


Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia

15 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Ketahui Penyebab dan Faktor Risiko Pneumonia

Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan membatasi asupan oksigen.


Asal-usul Hari Pneumonia Sedunia yang Diperingati Setiap 12 November

16 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. Foto : Radiopaedia
Asal-usul Hari Pneumonia Sedunia yang Diperingati Setiap 12 November

Hari Pneumonia Sedunia menyoroti upaya pencegahan penyakit radang paru-paru dengan melakukan pemeriksaan awal dan perawatan


Cegah Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, pada Usia Berapa?

21 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Cegah Pneumonia pada Anak dengan Imunisasi, pada Usia Berapa?

Spesialis anak mengatakan pneumonia bisa diantisipasi dengan serangkaian pencegahan berupa imunisasi hingga protokol kesehatan.


Bedakan Gejala Bronkitis dan Pneumonia dengan Kanker Paru

26 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Bedakan Gejala Bronkitis dan Pneumonia dengan Kanker Paru

Gejala infeksi paru-paru dengan kanker paru mungkin mirip. Namun tambahan gejala berikut bisa jadi kanker paru.


Mengenal Fitoplankton, Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi

27 hari lalu

Mengenal Fitoplankton, Penghasil Oksigen Terbesar di Bumi

Penghasil oksigen utama di bumi bukanlah tumbuhan, melainkan mikroorganisme yang ada dalam ekosistem laut yang disebut fitoplankton.


5 Gejala Narkolepsi atau Tidur Mendadak

28 hari lalu

Ilustrasi wanita alami kepala pusing saat bangun tidur. Foto: Freepik.com/Jcomp
5 Gejala Narkolepsi atau Tidur Mendadak

Narkolepsi membuat orang secara mendadak merasa sangat lelah, kemudian tertidur


Polusi Udara, Dokter Minta Waspadai Penyakit Jangka Panjang

28 hari lalu

Ilustrasi polusi udara (Pixabay.com)
Polusi Udara, Dokter Minta Waspadai Penyakit Jangka Panjang

Polusi udara bisa menyebabkan penyakit seperti ISPA, asma, paru-paru basah. Lebih dari itu, polusi udara juga berdampak gangguan kesehatan.