Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketahui Perbedaan Hipoksia dan Hipoksemia, Plus 8 Akibatnya

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, JakartaHipoksia adalah keadaan ketika oksigen tidak tersedia dalam jumlah yang cukup pada tingkat jaringan untuk mempertahankan homeostasis. Hipoksia dapat bervariasi dalam intensitas dari ringan hingga berat dan dapat muncul dalam bentuk akut, kronis, atau akut dan kronis. Selain itu, hipoksia juga menjadi gangguan umum yang kerap ditemui setiap hari di rumah sakit, sebagaimana diterangkan dalam ncbi.nlm.nih.gov

Saat sedang bernapas, seseorang mengambil oksigen ke paru-paru, lalu oksigen akan mengalir melalui saluran udara menuju ke dalam kantong kecil atau alveoli. Setelah itu, oksigen diambil oleh darah di pembuluh kecil yang berjalan di dekat alveoli (kapiler) untuk dialirkan melalui darah ke jaringan lain. Kemudian, ketika oksigen sudah turun, akan memberikan karbon dioksida ruang untuk bersarang di dalam tubuh. Karbon dioksida adalah produk limbah yang kemudian dibawa kembali ke paru-paru dan keluar dari tubuh ketika bernapas. Jika tidak cukup oksigen melewati tempat mana pun dalam perjalanan, maka seseorang akan mengalami hipoksia.

Hipoksia dalam perkembangannya sering digunakan secara bergantian oleh istilah hipoksemia, tetapi keduanya tidak sama, meskipun namanya terdengar mirip. Keduanya memang sama-sama melibatkan kekurangan oksigen, tetapi di bagian tubuh yang berbeda. Hipoksia adalah kadar oksigen rendah dalam jaringan dan hipoksemia adalah kadar oksigen rendah dalam darah.

Hipoksia sering disebabkan oleh hipoksemia, tetapi tidak semua kasus seperti itu. Seseorang bisa mengalami hipoksia, tetapi tidak hipoksemia, begitu juga sebaliknya. Namun, hipoksemia dapat menyebabkan hipoksia ketika darah tidak membawa cukup oksigen ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sebagaimana dilansir WebMd.

Setiap kondisi yang mengurangi jumlah oksigen dalam darah atau membatasi aliran darah dapat menyebabkan hipoksia. Biasanya, orang yang hidup dengan penyakit jantung atau paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema, fibrosis paru, bronkitis, atau asma dapat berisiko tinggi mengalami hipoksia. Tidak hanya itu, beberapa infeksi atau penyakit lainnya, seperti anemia, pneumonia, pneumotoraks, influenza, apnea tidur, dan Covid-19 pun dapat meningkatkan risiko hipoksia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat seseorang mengalami hipoksia yang berkepanjangan, akan mengalami penurunan kadar oksigen dan menyebabkan kerusakan organ, termasuk organ vital dalam tubuh. Bahkan, kerusakan otak dan jantung dapat terjadi karena hipoksia sehingga jika tidak diatasi atau diketahui dengan cepat dapat mengancam nyawa seseorang. Akibatnya, penting untuk mengetahui gejala-gejala apa saja yang dialami oleh seseorang penderita hipoksia. 

Merangkum clevelandclinic.org, gejala hipoksia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan, penyebab, dan bagian tubuh yang terpengaruh. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita hipoksia, yaitu:

  • Kegelisahan
  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Kecemasan
  • Kulit kebiruan
  • Detak jantung cepat 
  • Pernapasan cepat
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas (dyspnea)

Pilihan Editor: Jenis-jenis Hipoksia, Begini 5 Cara Menangani Hipoksia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda Dibanding Luar Negeri

4 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda Dibanding Luar Negeri

Perokok pemula di Indonesia jauh lebih muda dibanding di luar negeri. Akibatnya, usia pasien kanker paru di Indonesia pun 10 tahun lebih muda.


Beda Penyakit Kawasaki dengan Penyakit Jantung Biasa

5 hari lalu

Ilustrasi anak demam. saidsupport.org
Beda Penyakit Kawasaki dengan Penyakit Jantung Biasa

Penyakit Kawasaki tidak diobati dengan baik dapat menyebabkan komplikasi pelebaran pembuluh darah arteri koroner. Cek dampaknya.


Imunisasi Lengkap untuk Kurangi Risiko Penyakit Kawasaki

5 hari lalu

Indah Suraya Rizki Rambe, 3 tahun terbaring lemah di ruang perawatan kelas III RS Omni Alam Sutra, Minggu (06/12). Ia dinyatakan menderita penyakit Kawasaki sementara ia dijamin oleh salah satu dokter karena orangtuanya tidak mampu membayar biaya per
Imunisasi Lengkap untuk Kurangi Risiko Penyakit Kawasaki

Imunisasi lengkap sesuai jadwal direkomendasikan sebagai langkah pencegahan dan membantu mengurangi risiko penyakit Kawasaki.


Kenali Perburukan Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

5 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Kenali Perburukan Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki potensi dapat berubah menjadi perburukan gejala atau eksaserbasi. Simak penjelasan dokter.


Dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Penderita, Kualitas Hidup Turun

6 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Penderita, Kualitas Hidup Turun

Dokter mengingatkan penyakit paru obstruktif kronis dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita.


Tanda-tanda Serangan Jantung yang Muncul Sebulan Sebelumnya

11 hari lalu

Ilustrasi wanita terkena serangan jantung. shutterstock.com
Tanda-tanda Serangan Jantung yang Muncul Sebulan Sebelumnya

Penelitian telah menemukan bahwa lebih dari 50 persen kasus serangan jantung telah menunjukkan tanda-tanda sejak sebulan atau lebih sebelumnya.


Bernapas Makin Cepat dan Dangkal, Apa Itu Takipnea?

15 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Bernapas Makin Cepat dan Dangkal, Apa Itu Takipnea?

Takipnea istilah medis yang mengacu kondisi bernapas dangkal dan cepat


Kandungan Gizi dan 4 Manfaat Jagung Hitam Bagi Kesehatan Tubuh

18 hari lalu

Jagung. TEMPO/Kink Kusuma Rein
Kandungan Gizi dan 4 Manfaat Jagung Hitam Bagi Kesehatan Tubuh

Kandungan jagung hitam sedikit beda dengan jagung biasa. Ini beragam khasiatnya


Waspada, Penyempitan Pembuluh Darah Arteri Kaki Pasien Diabetes Bisa Berujung Amputasi

30 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Waspada, Penyempitan Pembuluh Darah Arteri Kaki Pasien Diabetes Bisa Berujung Amputasi

Penyempitan pembuluh darah arteri pada tubuh, khususnya kaki, seringkali terjadi pada pasien diabetes.


Panik saat Bertemu Kecoak, Bisa jadi Petanda Fobia Kecoak, Ini Gejalanya

30 hari lalu

Alex Aung selfie dengan kecoak (Facebook)
Panik saat Bertemu Kecoak, Bisa jadi Petanda Fobia Kecoak, Ini Gejalanya

Jika ketaktan kepada kecoak berlebihan dan tak masuk akal, mungkin anda menderita fobia kecoak atau katsaridaphobia.