TEMPO.CO, Jakarta - Masalah penuaan menimbulkan kekhawatiran yang terus berkembang di seluruh dunia. Namun penelitian di Cina menemukan sering terlibat dalam aktivitas sosial berkaitan erat dengan umur panjang pada lansia. Diperkirakan negara itu akan mengalami peningkatan penuaan populasi pada 2027 dengan lebih dari 15 persen orang berusia 65 tahun ke atas dan akan berkembang menjadi penuaan populasi yang serius pada 2040 dengan 20 persen populasi berusia di atas 65 tahun.
Perhatian yang cukup besar telah diberikan pada konsep penuaan yang aktif atau sukses dengan kehidupan sosial yang aktif muncul sebagai komponen penting. Namun, sebagian besar bukti manfaat kesehatan dari bersosialisasi berasal dari penelitian yang dilakukan pada masyarakat di negara-negara Barat dan tidak banyak data tentang masyarakat di Asia yang dipublikasikan.
Untuk menutup kesenjangan pengetahuan ini, para peneliti ingin mengeksplorasi apakah frekuensi bersosialisasi dapat dikaitkan dengan kelangsungan hidup secara keseluruhan dalam kelompok lansia yang relatif besar yang tinggal di Cina. Para peneliti dari West Cina Hospital di Universitas Sichuan mengambil data dari Chinese Longitudinal Healthy Longevity Survey (CLHLS), yang merupakan studi representatif nasional yang sedang berlangsung tentang lansia yang hidup mandiri.
Semakin sering, semakin baik
Studi saat ini berfokus pada lima gelombang data terpisah (gelombang 2002, 2005, 2008, 2011, dan 2014), yang melibatkan total 28.563 partisipan dengan usia rata-rata 89 tahun dan mereka ditindaklanjuti hingga gelombang 2018. Para peneliti membagi lansia menjadi lima kelompok berdasarkan seberapa sering mereka berpartisipasi dalam kegiatan sosial, yaitu hampir setiap hari, setidaknya sepekan sekali, setidaknya sebulan sekali, sesekali, dan tidak pernah.
Setelah menyesuaikan faktor-faktor perancu, seperti jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pendapatan rumah tangga, dan gaya hidup, hasilnya menunjukkan dari awal hingga lima tahun masa tindak lanjut, kegiatan sosial yang lebih sering berkaitan dengan umur yang jauh lebih panjang. Semakin besar frekuensinya, semakin besar pula kemungkinan untuk hidup lebih lama.
Para peneliti juga menemukan waktu kematian tertunda sebesar 42 persen pada yang bersosialisasi sesekali, 48 persen pada yang melakukan setidaknya setiap bulan, 110 persen pada yang melakukan setidaknya setiap pekan, dan 87 persen pada yang melakukan hampir setiap hari, dibandingkan dengan yang mengatakan tidak pernah bersosialisasi.
Ketika menganalisis hubungan antara sering bersosialisasi dengan kelangsungan hidup jangka panjang atau lebih dari lima tahun pada lansia, para peneliti menemukan hanya dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosial hampir setiap hari dapat secara signifikan memperpanjang umur panjang seseorang. Waktu kematian untuk kelompok partisipan ini tertunda sebesar 204 persen.
Melalui studi tersebut, para peneliti menyimpulkan partisipasi aktif dalam kegiatan sosial berkaitan dengan kelangsungan hidup keseluruhan yang lebih lama dari warga lansia di Cina, terutama berpartisipasi hampir setiap hari dalam kegiatan sosial lebih bermanfaat bagi kelangsungan hidup jangka panjang.
Pilihan Editor: Ragam Faktor Risiko Alzheimer, Termasuk Cedera Kepala
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.