TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia melarang aktivitas membeli barang bekas atau thirfting khususnya pakaian bekas impor. Deputi bidang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Hanung Harimba Rachman menilai impor pakaian bekas membuat Indonesia menjadi tempat pembuangan limbah dari negara lain.
Kementerian Koperasi dan UKM melihat thrifting baju atau pakaian bekas impor sebagai masalah yang harus diperangi. "Kami tidak mau kita jadi bangsa yang menampung sampah. Itu juga menghancurkan industri pakaian dan alas kaki," ujar Hanung, Kamis, 16 Maret 2023.
Sejarah thrifting
Mengutip The State Press, ada sejarah panjang thrifting sampai menjadi bagian dari budaya konsumen di banyak negara. Mengutip publikasi How Thrift Stores Were Born dalam JStor, thrifting di Amerika Serikat dimulai sebagai upaya membantu orang yang membutuhkan pada akhir abad ke-19
Toko barang bekas pertama di sana dibuka oleh The Salvation Army pada 1897 di Brooklyn, New York. Toko itu bertujuan membantu orang-orang miskin dengan menjual barang-barang bekas layak pakai dengan harga murah.
Pada 1930-an, ketika depresi besar melanda Amerika Serikat, thrifting menjadi lebih populer, karena orang mencari cara untuk mendapat barang-barang murah yang dibutuhkan. Pada 1960-an hingga 1970-an, thrifting menjadi populer di kalangan anak muda, karena dianggap cara alternatif mengekspresikan diri dan mendapat pakaian yang unik.
Di Inggris, thrifting juga memiliki sejarah yang panjang. Penjualan barang bekas di sana memang selalu ada. Di sana, thrift shops mulanya didirikan oleh badan amal untuk membantu orang miskin pada abad 19. Pada 1940-an hingga 1950-an, thrifting menjadi populer di kalangan remaja sebagai cara untuk mengekspresikan gaya pribadi.
Di Jepang, thrifting mulai populer pada 1970-an. Kala gaya mode hippie menjadi populer di kalangan anak muda. Mereka mulai mencari pakaian bekas dan memakainya sebagai cara untuk mengekspresikan diri. Thrifting menjadi semakin populer di Jepang selama tahun 1980-an hingga 1990-an, terutama di kalangan anak muda yang mencari gaya pakaian yang unik.
Thrifting telah menjadi kegiatan yang populer di seluruh dunia, terutama di kalangan anak muda yang mencari cara alternatif untuk mengekspresikan diri. Keinginan membeli barang-barang harga murah juga gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
Pilihan Editor: Usai Jokowi Larang Baju Bekas Impor, Bandung Perketat Pengawasan Bisnis Thrifting
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.