Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sebuah Penelitian Sebut Memakai Masker Kurang Efektif Cegah Covid-19, Benarkah?

Ilustrasi melepas masker. Shutterstock
Ilustrasi melepas masker. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa negara telah melonggarkan aturan wajib memakai masker sejak tahun 2022 lalu. Namun penggunaan masker masih diwajibkan pada beberapa kegiatan pada ruangan tertutup.

Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah tidak mewajibkan masyarakat untuk mengenakan masker terkait dengan kasus Covid-19 yang melorot. Akan tetapi masih diperlukan pada kelompok-kelompok tertentu seperti lansia dan orang sakit.

Seberapa efektif penggunaan masker dalam pencegahan penularan Covid-19?

Mengutip Timesofindia.indiatimes.com, terdapat sebuah studi baru yang mengkaji tentang efektivitas tindakan fisik dalam mengontrol penyebaran Covid-19.

Tinjauan ini diterbitkan dalam Cochrane Review, A Systematic Review of Research in Health Care and Health Policy atau Tinjauan Sistematis Penelitian dalam Perawatan Kesehatan dan Kebijakan Kesehatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah virus pernapasan seperti flu, SARS, dan Covid-19 yang paling banyak menginfeksi hidung, tenggorokan dan paru-paru dapat dihentikan melalui intervensi fisik. Tindakan fisik yang dilakukan meliputi:

  • mencuci tangan,
  • tidak menyentuh mata atau hidung atau mulut,
  • bersin atau batuk ke siku dan tidak secara terbuka,
  • menyeka permukaan dengan disinfektan,
  • menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi,
  • jarak fisik minimal 1 kaki dan
  • memakai masker atau sarung tangan atau baju pelindung.

Dalam studi ini, dilakukan analisis terhadap 78 penelitian yang dilakukan di berbagai negara, serta tempat-tempat spesifik. Negara yang dituju adalah negara berpenghasilan rendah, menengah, dan tinggi.

Sedangkan tempat penelitian dilaksanakan di rumah sakit, sekolah, rumah, kantor, pusat penitipan anak, dan komunitas selama periode non-epidemi influenza, pandemi influenza global H1N1 pada tahun 2009, epidemi influenza musim hingga 2016, dan selama pandemi COVID-19.

Untuk mengetahui apakah tindakan fisik ini benar-benar efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit, studi terkontrol acak pada tindakan fisik ini dipelajari. “Kami tertarik pada berapa banyak orang dalam penelitian yang terkena infeksi virus pernapasan, dan apakah tindakan fisik memiliki efek yang tidak diinginkan,” kata para peneliti.

Benarkah memakai masker tidak efektif?

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tindakan fisik seperti memakai masker tidak memiliki kontribusi yang signifikan dalam mengendalikan penyebaran COVID-19.

“Kami tidak yakin apakah memakai masker atau respirator N95/P2 membantu memperlambat penyebaran virus pernapasan berdasarkan penelitian yang kami nilai. Program kebersihan tangan dapat membantu memperlambat penyebaran virus pernapasan,” tulis para peneliti dalam temuan studi tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam sepuluh penelitian yang dilakukan di komunitas, para peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan tidak memakai masker, “memakai masker mungkin membuat sedikit atau tidak ada perbedaan dalam banyak orang yang terjangkit penyakit mirip flu atau penyakit mirip Covid”.

Penelitian ini menemukan juga bahwa memakai masker, bahkan respirator N95 atau P2 sekalipun tidak berpengaruh signifikan terhadap pengurangan orang yang menderita flu atau Covid-19 yang dikonfirmasi oleh tes laboratorium.

Bagaimana manfaat penggunaan masker?

Walaupun hasil menunjukkan penggunaan masker tidak memiliki efek yang besar, tetapi terdapat fakta menarik dalam tinjauan yang dilakukan sebelum adanya Covid-19. Faktanya, ketika penularan dan peredaran virus tidak sekuat itu, maka banyak orang memilih untuk tidak memakai masker mereka dengan baik.

Penelitian lain menunjukkan bahwa masker dapat secara signifikan mengurangi tingkat penularan Covid-19, terutama di lingkungan dalam ruangan yang sempit. Pakar kesehatan juga masih mengimbau masyarakat untuk terus memakai masker karena kasus Covid masih dilaporkan, meski dalam jumlah yang sedikit.

Selain itu, badan kesehatan dunia atau WHO menyetujui bahwa pemakaian masker dapat mengurangi penyebaran penyakit pernapasan dalam masyarakat dengan mengurangi jumlah partikel menular yang dapat dihirup atau dihembuskan.

WHO juga menyarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini untuk menghentikan penyebaran Covid-19.

  • menghindari ruang ramai,
  • menjaga ventilasi ruangan dengan baik,
  • menjaga jarak fisik dari orang lain,
  • menjaga kebersihan tangan sebagai prioritas, dan
  • tutupi mulut atau hidung dengan siku ketika batuk atau bersin.

PUTRI SAFIRA PITALOKA 

Pilihan editor : Cegah Penularan Flu Burung dengan Pola Hidup Sehat dan Bersih


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik
https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


BRIN-APEC Bahas Potensi AI untuk Mitigasi Pandemi Covid-19 dan Tantangannya

3 hari lalu

Ilustrasi Layanan Telemedicine. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN-APEC Bahas Potensi AI untuk Mitigasi Pandemi Covid-19 dan Tantangannya

Beberapa negara termasuk Indonesia disebut telah memakai AI saat pandemi Covid-19 ini.


Ragam Cerita dari Masa Pandemi Covid-19 dalam Buku Pantang Padam dan Nusantara Berkisah 3

4 hari lalu

Maria Darmaningsih (ketiga dari kiri) bersama Urry Kertopati (kiri) dan S. Dian Andryanto (kanan) dalam peluncuran buku Pantang Padam dan Nusantara Berkisah 3: Bunga Setaman di Jakarta, Sabtu, 20 Mei 2023 (Istimewa)
Ragam Cerita dari Masa Pandemi Covid-19 dalam Buku Pantang Padam dan Nusantara Berkisah 3

Maria Darmaningsih, orang yang pertama dinyatakan terinfeksi Covid-19 di Indonesia, menulis salah satu cerita di buku ini.


Direksi Toko Buku Gunung Agung Blak-blakan Soal PHK Ratusan Karyawan: Kami Tak Dapat Bertahan dengan...

7 hari lalu

Toko Gunung Agung. Twitter/Gunungagung
Direksi Toko Buku Gunung Agung Blak-blakan Soal PHK Ratusan Karyawan: Kami Tak Dapat Bertahan dengan...

Toko Buku Gunung Agung buka suara soal pemutusan hubungan kerja atau PHK terhadap karyawannya.


Lama Isolasi yang Dianjurkan buat Pasien Covid-19 di Masa Akhir Pandemi

8 hari lalu

Ilustrasi ruang isolasi Covid-19. ANTARA/M Risyal Hidayat
Lama Isolasi yang Dianjurkan buat Pasien Covid-19 di Masa Akhir Pandemi

Para pakar mengatakan orang harus tetap melakukan isolasi diri saat dinyatakan positif COVID-19 meski pandemi sudah dinyatakan berakhir.


Ganjar Pranowo Lepas Ekspor Produk UMKM Jawa Tengah Senilai Rp 7,2 Miliar

16 hari lalu

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor produk UMKM Jawa Tengah di Banyumas pada Jumat, 12 Mei 2023. Dokumentasi Humas Pemprov Jawa Tengah
Ganjar Pranowo Lepas Ekspor Produk UMKM Jawa Tengah Senilai Rp 7,2 Miliar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas ekspor produk UMKM hasil pendampingan pemprov senilai Rp 7,2 miliar.


Hari Perawat Internasional, Ketua PPNI: Perawat Perlu Perlindungan dan Penghargaan

16 hari lalu

Ilustrasi Perawat. REUTERS/Benoit Tessier
Hari Perawat Internasional, Ketua PPNI: Perawat Perlu Perlindungan dan Penghargaan

Memperingati Hari Perawat Internasional, Ketua PPNI Harif Fadhillah mengatakan, "Perawat perlu diberikan sebuah perlindungan dan penghargaan".


Hari Perawat Internasional: Ketua ILUNI UI FIK Beberkan Tantangan dan Harapan Perawat Usai Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (UI). Foto dok: Istimewa
Hari Perawat Internasional: Ketua ILUNI UI FIK Beberkan Tantangan dan Harapan Perawat Usai Pandemi Covid-19

Pada Hari Perawat Internasional, Ketua ILUNI UI FIK mengungkapkan tantangan dan harapan perawat terutama pasca pandemi Covid-19.


12 Mei Hari Perawat Internasional, Tema Tahun Ini: Our Nurses, Our Future, Begini Artinya

16 hari lalu

Perawat mengevakuasi pasien keluar dari gedung RSUD Dok 2 Jayapura setelah terjadinya gempa bumi di Jayapura, Papua, Kamis 9 Februari 2023. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan empat warga meninggal dunia dan sejumlah bangunan mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 5,4 SR tersebut. ANTARA FOTO/Gusti Tanati
12 Mei Hari Perawat Internasional, Tema Tahun Ini: Our Nurses, Our Future, Begini Artinya

Setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Perawat Internasional. Tak bisa dipisahkan dari Florence Nightingale, siapa dia? Apa makna tema tahun ini?


Heboh Coldplay, Ini Saran Epidemiolog soal Konser meski Pandemi Dinyatakan Berakhir

18 hari lalu

Coldplay gelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu, 15 November 2023. Dok. TEM Presents/PK Entertainment
Heboh Coldplay, Ini Saran Epidemiolog soal Konser meski Pandemi Dinyatakan Berakhir

Semakin banyak konser besar digelar di Indonesia, termasuk Coldplay pada 15 November 2023. Epidemiolog mengingatkan hal ini.


Ragam Penjelasan Produsen Sepatu Adidas Soal Isu Potong Upah dan PHK Sepihak

18 hari lalu

PT Panarub Industry. Dok. GSBI
Ragam Penjelasan Produsen Sepatu Adidas Soal Isu Potong Upah dan PHK Sepihak

Produsen sepatu Adidas yang diduga potong upah buruh dan lakukan PHK sepihak buka suara. Begini ragam penjelasannya.