TEMPO.CO, Jakarta - Tantrum sebenarnya hal biasa pada balita. Tapi tak perlu marah dan berteriak untuk menghadapinya, cukup hadapi dengan tenang. Bisakah?
Ada beberapa penyebab anak tantrum, seperti lapar, lelah, atau frustasi, dan sederet alasan lain. Namun, ada banyak cara juga untuk menghadapinya serta mengatasi situasi dan menenangkan mereka dengan cara yang tenang pula. Mungkin anak marah saat diatur atau diminta berhenti melakukan sesuatu.
Karakter setiap anak juga berbeda, ada yang mudah mengamuk dan ada yang tidak. Hal itu wajar dalam tumbuh kembang anak. Saat memasuki usia prasekolah, mereka biasanya sudah bisa mengendalikan amarah.
"Pengertian kita terhadap anak dan perkembangan emosinya berubah cepat dalam waktu sekitar 10 tahun dan lebih banyak orang tua yang benar-benar memahami perilaku anak-anak mereka, yang tak hanya berhasil untuk orang tua tapi juga meningkatkan hubungan emosional dengan anak-anak untuk jangka panjang," jelas pakar parenting Heidi Skudder, dikutip dari Hello.
Periode tantrum setiap anak berbeda. Ada yang sering ada pula yang jarang. Semuanya normal terkait pertumbuhan anak dan frekuensi akan menurun seiring pertambahan usia. Waktu telah berubah dan cara mengatasi tantrum pada anak pun mungkin berbeda dibanding orang tua kita dulu, saat belum banyak buku petunjuk, internet, dan media sosial. Berikut yang bisa dilakukan untuk mengatasi tantrum tanpa emosi yang ikut tersulut.
Tarik napas panjang
Skudder menyarankan orang tua menarik napas panjang dan hitung sampai 10. Tunggu respons anak dibanding orang tua yang bereaksi. Cara ini juga baik untuk latihan pernapasan.
Dukung anak
Setelah cara di atas, kita mungkin bisa lebih memahami perasaan anak. Biarkan mereka sedih, marah, takut, atau kecewa.
Pertimbangkan respons sendiri
Beberapa anak menjadi tenang bila disentuh atau dipeluk. Ada juga yang lebih senang dibiarkan saja. Orang tua hanya perlu duduk di dekatnya untuk memastikan mereka tak melukai diri. Anda mungkin merasa aneh melakukannya tapi anak belum bisa mengungkapkan perasaannya dengan rasional sampai mereka tenang.
Bantu anak mengatasi emosi
Setelah anak tenang, Anda bisa membantu menjaga emosinya. Jika merasa didengarkan, anak akan merasa terkoneksi dan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan seiring pertambahan usia.
Lihat sisi positif
Anggap saja kemarahan anak sebagai cara ia berkomunikasi soal perasaannya. Daripada berusaha mengusir emosinya, lebih baik beri dukungan.
Pilihan Editor: Tantrum Bisa Terjadi pada Orang Dewasa, Begini Penjelasannya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.