Prevalensi Perokok Pasif Meningkat, Saatnya Lebih Berdaya Ubah Perilaku Normal Merokok Jadi Asosial

Reporter

Petugas menunjukan kadar karbondioksida dalam paru-paru seorang perokok pasif saat di tenda Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih) Dinas Kesehatan Kota di Bandung, 6 Mei 2018. Tenaga ahli diterjunkan untuk memberikan konseling di tenda ini. TEMPO/Prima Mulia
Petugas menunjukan kadar karbondioksida dalam paru-paru seorang perokok pasif saat di tenda Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih) Dinas Kesehatan Kota di Bandung, 6 Mei 2018. Tenaga ahli diterjunkan untuk memberikan konseling di tenda ini. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, JakartaPerokok pasif  harus berani menyuarakan hak asasi mereka untuk mendapatkan udara bersih. Keberanian untuk bersikap tegas kepada para perokok akan membentuk budaya baru lebih baik. 

Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI), Rita Damayanti mengatakan, masyarakat masih menganggap merokok sebagai perilaku sosial yang normal. "Meski sudah jadi perokok pasif, namun karena adanya budaya ewuh pekeweuh, membuat kita seringkali sungkan menegur perokok," kata Rita dalam diskusi dan nonton bareng video dokumenter yang diadakan Lentera Anak di Aula Gedung A, FKM UI, Kampus Depok, Jawa Barat.

Perokok Pasif Harus Berani Perjuangkan Hak Atas Udara Bersih

Rita mengingatkan perokok pasif agar lebih asertif dan berani bersuara dalam memperjuangkan hak atas udara bersih. Tanpa sikap berdaya, perokok pasif akan terus menjadi korban selamanya. 

“Perokok pasif harus lebih berani bersuara dan menjadi penggerak budaya baru. Sudah waktunya untuk mengubah perilaku merokok dari yang tadinya dianggap sebagai perilaku sosial menjadi perilaku asosial,” kata Rita.

Persoalan perokok pasif masih menjadi hal problematik di Indonesia. Hasil survei global penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adults Tobacco Survey-GATS) yang gelar pada 2021, menunjukkan prevalensi perokok pasif  tercatat 120 juta orang. Sebelumnya, pada 2018, Data Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyebutkan ada 40 juta balita menjadi korban perokok pasif.

Hasil jajak pendapat Lentera Anak & U-Report UNICEF (2022) menemukan sebanyak 97 persen responden terpapar asap rokok alias menjadi perokok pasif.  Sayangnya, meskipun sadar menjadi perokok pasif, mayoritas responden (84,7%) tidak berani menegur langsung perokok untuk berhenti merokok di dekat mereka.

Mereka hanya menyikapi dengan menutup hidung, menjauh dari asap rokok dan perokok, dan bahkan diam saja, meskipun mengetahui asap rokok berbahaya. Ini menunjukkan betapa perokok pasif tidak berdaya dan tidak bersuara untuk melindungi dirinya dari paparan asap rokok.








Menghirup Udara Segar, Baik Manfaatnya untuk Kesehatan

3 hari lalu

Ilustrasi bernapas. (zebrapen.com)
Menghirup Udara Segar, Baik Manfaatnya untuk Kesehatan

Menghirup udara segar bermanfaat untuk tubuh dan mental lebih baik


7 Kebiasaan yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Asam Lambung

7 hari lalu

Gangguan asam lambung.
7 Kebiasaan yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Asam Lambung

Sejumlah kebiasan ini dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya asam lambung.


Cermati Tanda-tanda Awal Serangan Jantung Berikut

10 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
Cermati Tanda-tanda Awal Serangan Jantung Berikut

Serangan jantung memiliki tanda-tanda awal. Gejala peringatan bisa meliputi nyeri dada, sesak napas, nyeri lengan, nyeri bahu, dan kelemahan.


10 Penyebab Kulit Kusam

14 hari lalu

Ilustrasi kulit kusam/lelah. Shutterstock.com
10 Penyebab Kulit Kusam

Banyak faktor yang membuat kulit menjadi kusam


5 Penyebab Gigi Kuning, Apa Saja?

23 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan bibir merah alami dan gigi sehat. Freepik.com/jannoon028
5 Penyebab Gigi Kuning, Apa Saja?

Perubahan warna gigi dipengaruhi berbagai penyebab


5 Cara Mengurangi Mata Minus Secara Alami, Apa Gejala Miopia?

28 hari lalu

Ilustrasi wanita berkacamata. Shutterstock
5 Cara Mengurangi Mata Minus Secara Alami, Apa Gejala Miopia?

Miopia atau disebut mata minus salah satu kondisi kesehatan mata paling umum di dunia. Bagaimana mengurangi mata minus itu?


Beda Nikotin dan Tar Menurut Peneliti, Mana Lebih Bahaya?

37 hari lalu

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking
Beda Nikotin dan Tar Menurut Peneliti, Mana Lebih Bahaya?

Rokok mengandung nikotin dan tar, yang selama ini sering disamakan. Sebenarnya, mana yang lebih berbahaya?


Riset FEB UI: Cegah Stunting, Naikkan Saja Cukai Rokok

44 hari lalu

Pita cukai di kemasan rokok berbaga merk terlihat di agen Rokok daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Jumat, 4 November 2022.Sebelumnya Pemerintah telah memutuskan untuk menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen pada tahun 2023 dan 2024. (TEMPO/Muhammad Ilham Balindra/Magang
Riset FEB UI: Cegah Stunting, Naikkan Saja Cukai Rokok

Hasil riset FEB UI menyatakan rokok dapat menyebabkan stunting (kondisi gagal tumbuh karena kurang gizi). Kenaikan cukai jadi salah satu solu solusi.


Kaitan Merokok dan Anak Stunting Menurut Menkes

48 hari lalu

Ilustrasi rokok, stop smoking, no smoking
Kaitan Merokok dan Anak Stunting Menurut Menkes

Orang tua yang merokok lebih memilih menggunakan uang untuk membeli rokok daripada makanan bergizi untuk anak sehingga berakibat anak stunting.


Konser Dewa 19 di JIS Malam Ini, 8 Larangan buat Penonton, Jangan Bawa Rokok & Vape

54 hari lalu

Personel band Dewa 19 Ahmad Dhani (kanan) dan Andra Ramadhan (kiri) tampil saat konser di Padang, Sumatera Barat, Sabtu 5 November 2022. Konser dalam rangka 30 tahun berkarya Dewa 19 tersebut membawakan 30 lagu populer mereka di 30 kota. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Konser Dewa 19 di JIS Malam Ini, 8 Larangan buat Penonton, Jangan Bawa Rokok & Vape

Ada larangan selama dalam konser Dewa 19 malam ini di JIS.